rupieAvatar border
TS
rupie
[Share] Perkembangan Reggae Indonesia Tidak Identik Dengan Mariyuana
Assalmualaikum


Quote:


Siapa yang tidak mengenal musik reggae kini? Salah satu aliran musik yang sangat kental dengan legendanya, Bob Marley. Jenis musik yang sarat penyanyi atau penggemarnya sering menyimbolkan warna merah, kuning, dan hijau. Dengan beberapa keunikan dalam performa mereka yang berambut gimbal atau mengenakan pakaian yang terkesan "gimbal" juga. Namun itu semua bukanlah sebuah perspektif negatif dalam mendefinisikan musik reggae. Reggae kini telah merebak dalam kancah industri musik Indonesia, menjelma menjadi satu genre musik yang telah banyak diminati oleh masyarakat. Selain itu, banyak musisi Indonesia dalam aliran reggae yang telah berhasil memberikan kontribusi positif dalam menghasilkan karya-karya reggae, seperti Tony Q Rastafara, Ras Muhammad, Steven & Coconuttreez serta grup band lainnya.

Namun, ada satu hal yang pasti kita lihat dan amati tentang latar belakang musik reggae ini, yakni kedekatannya dengan narkotika golongan satu, ganja. Reggae sering dikaitkan dengan ganja. Identiknya reggae dengan ganja telah menjadi "gelar" yang mengibarkan icon daun mariyuana yang sampai saat ini diketahui dengan sebutan ganja.

Sebagaimana Renata (2012) menyatakan bahwa ketika munculnya gambar Bob Marley sedang menghisap ganja, secara otomatis gambar itu menjadi sangat iconic sehingga kemudian orang mengkonotasikan reggae dengan Bob Marley dan tentu saja, ganja.

Lalu, apakah perkembangan reggae Indonesia didasari oleh identiknya reggae dengan mariyuana? Apakah seiring dengan berkembang pesatnya penggandrung musik reggae Indonesia ikut berkembang pula pengkonsumsi ganja? Atau malah mungkin maraknya pro dan kontra masyarakat Indonesia tentang pelarangan ganja menggunakan kedok reggae untuk melegalkan ganja di Indonesia?

Quote:

Secara historis, awal mula sejarah lahirnya reggae tidak bisa dilepaskan dengan paham atau ajaran rastafarianisme. Sudah menjadi sejarah umum bahwa aliran musik reggae muncul setelah paham rastafarianisme lahir. Adalah Marcus Mosiah Garvey, tokoh yang dianggap berperan penting dalam kelahiran sebuah jalan hidup baru ini. Banyak orang yang menganggap rastafaria adalah sebuah agama, sebuah aliran kepercayaan. Akan tetapi, sebenarnya Rastafaria berasal dari penafsiran seorang Katholik Marcus Mosiah Garvey yang menyatakan bahwa, Yesus berkulit hitam. Ia, yang pada awalnya adalah seorang pastor, mendirikan Universal Negro Improvement Association (UNIA) yang merupakan organisasi kekuatan kaum kulit hitam di tahun 1920-an (Redington: 2007).

Para pengikutnya lantas menyebut diri sebagai kaum Rastafarian yang diambil dari nama Ras Tafari. Ras Tafari adalah nama kecil dari raja Ethiopia di tahun 1960-an, Haile Selassie I. Ia sempat datang ke Jamaika pada April 1996. Setelah kehadiran HIM Haile Selassie I untuk mengunjungi kaum Rastafaria di Jamaika ini, Bob Marley menjadi pemeluk Rastafaria (Haksa: 2005 h. 35). Inilah yang menyebabkan lirik-lirik lagu Bob Marley and The Wailers sarat dengan muatan Rastafarian. Salah satu gaya hidup yang diadopsi dari aliran-aliran mistik Afrika dan Hindu adalah gaya rambut gimbal yang disebut oleh kaum rastafaria dengan dreadlock. Dreadlock berasal dari kata dread (rasa takut) untuk menggambarkan rasa takut pada Tuhan atau dalam bahasa rastafaria disebut Jahwe atau disingkat Jah dan juga menunjukkan sebuah kesungguhan untuk menjalankan hidup dengan sebuah tujuan (Redington: 2007).

Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop (King, Bays & Foster: 2002 h. 13-77).
Quote:


Quote:

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta atau mariyuana. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. Meskipun jika dilihat secara historis maupun filosofis, kedua hal ini memang memiliki ikatan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain.

Sekali lagi kita tekankan disini bahwa perkembangan musik reggae telah memisahkan diri dari ikatan rastafarianisme. Hal ini dapat kita analisis dari content musik reggae sendiri. Sebagaimana dilansir dari situs online Kompasiana tentang interview Ras Muhammad, duta reggae Indonesia, mengatakan bahwa reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta, singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life.

Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley, pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta. Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu (Kompasiana: 2012).
Quote:


Quote:

Reggae, menurut etnomusikolog, Edgar (2007), merupakan jenis musik yang mudah beradaptasi dengan beragam lingkungan kultural. Hal ini senada dengan Sugiarto Seno, Manager Band Reggae pertama di Indonesia dalam hasil wawancara dari indoreggae.com mengatakan bahwa musik reggae sebetulnya sudah lama digaungkan di Indonesia sekitar awal tahun 1980-an, lagu “Dansa Reggae” yang dinyanyikan oleh Nola Tilaar merupakan lagu reggae pertama di Indonesia. Lagu ciptaan Melky Goeslaw itu adalah lagu reggae yang mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang kultural bisa ramai-ramai menikmati reggae (Latuheru & Diredja: 2010).

Dari tahun ke tahun reggae Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Pada tahun 2011, telah dilaksanakan satu moment besar dalam sejarah perkembangan reggae Indonesia, yakni dengan diadakannya Indonesia Reggae Festival 2011. Sebagaimana dikutip dari situs Okezone.com (Galuh: 2011) yang mewawancarai Steven Jam (personil Steven & Coconuttreez). Menurutnya, genre musik reggae sendiri terbilang sebuah musik baru di Indonesia, namun dia mengakui jika perkembangan musik reggae di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

Dengan demikian, perkembangan reggae Indonesia telah menunjukkan bahwa reggae memiliki daya pikat tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Musik reggae, telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastafarian pun tetap menjadi sebuah identitas komunal kelompok sosial tertentu. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.

Quote:


Quote:


Komeng Kaskuser

Quote:

Thank you

Quote:
Diubah oleh rupie 17-11-2013 10:48
0
7.2K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan