Skalanews - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali diperingatkan agar tidak terlalu mengurusi internal Partai Demokrat di akhir masa pemerintahannya yang akan usai tak lama lagi.

Meskipun SBY menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, tapi dia juga tidak boleh melupakan kewajibannya sebagai presiden.

Hal itu dilontarkan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Eva Kusuma Sundari, menanggapi pernyataan SBY di acara Temu Kader Demokrat di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/10) lalu.

Anggota Komisi III DPR ini pun meminta SBY untuk kembali ke posisi atau jabatan sebagai Presiden RI seutuhnya. Sesuai dengan janji dan sumpahnya yang pernah disampaikan di hadapan MPR RI.

Karena Eva mengaku melihat SBY saat ini seperti menjadi Presiden Partai Demokrat, ketimbang jadi Presiden RI.

"Energinya terserap mengurusi isu-isu internal. Seharusnya dia sebagai presiden harus peka terhadap isu-isu yang menyangkut rakyat Indonesia, bukan hanya Demokrat saja," kata Eva melalui pesan singkat, Senin (28/10).

Yakni isu-isu seperti, amnesti bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Saudi Arabia, atau soal Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang dianggap pro terhadap ormas Front Pembela Islam (FPI). "Dan isu krusial korupsi yang meluas dan menjadi-jadi."

Sikap SBY saat ini pun, sesal Eva, malah seperti tengah melakoni peran yang pernah diprotesnya kepada para menterinya, beberapa waktu lalu. Di mana waktu itu SBY kala itu menyarankan para menterinya agar konsentrasi pada tugasnya sebagai menteri.

"Ini sangat ironis. Hampir selama setahun beliau menjadi komandan (ketua umum) Partai Demokrat, dan terbukti terkuras energinya untuk Demokrat. Ini tinggal setahun di pemerintahan, 'emergency' di partai seharusnya bisa segera disudahi." (Risman Afrianda/ mvw)

http://skalanews.com/berita/detail/1...us-Urus-Rakyat