- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Musuh ku Pahlawan ku


TS
setellan
Musuh ku Pahlawan ku
Quote:
Tidak ada kata yang terlontar dari mulutku. Diam adalah satu-satunya jalan yang bisa kulakukan. Memang apa yang bisa kuperbuat pada laki-laki itu agar ia menjauhi diri-Nya? Bahkan sempat terpikir dalam benakku untuk melakukan tindakan yang dapat melanggar batas moral itu. Namun aku sadar. Bagaimana bisa aku melampauinya dalam posisi ku saat ini.
Namun saat mendengar kata-kata lelaki itu saja sudah bisa membuat ku muak. Kemarahan! Itulah apa yang aku rasakan setiap kali aku melihatnya... membuat ku ingin melanggar semua aturan dan standar yang menjengkelkan itu. Aku benci saat ia mengancamku dengan melebarkan matanya sembari tersenyum licik, di mana pada kenyataannya, aku mengerti apa yang sebenarnya ia maksud.
Laki-laki itu tak akan pernah bisa memberikan ku alasan yang selalu kuinginkan untuk memaafkannya. Hubungan antara kami berdua tidak akan pernah sempurna! Kami bagaikan selalu bertentangan sepanjang waktu. Dan sampai sekarang pun hal itu masih terjadi bahkan menjadi semakin parah.
Aku tidak membenci laki-laki itu begitu saja. Bahkan daun yang jatuh pun tak akan pernah membenci angin yang tak sengaja meniupnya, bukan? Sebenarnya aku hanya merasa diri-Nya begitu jauh dari tempatku berdiri saat ini… diri-Nya bagaikan terikat dengan sosok lelaki itu! Dan aku ditekan untuk setuju dengan semua hal itu... aku harus setuju agar diri-Nya menjadi permaisuri orang lain!
Kebencian ku kepada laki-laki itu membuat ku tidak dapat mempercayainya sama sekali! Dia bagaikan selalu mengikuti dan menghantui kehadiran ku. Hasilnya beberapa orang mengejekku! Mereka berpikir bahwa aku adalah seseorang yang sangat lemah yang selalu berada di balik bayangan lelaki itu! Dan aku benci itu!
Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadarinya. Aku menyadari bahwa apa yang ia lakukan selama ini hanya untuk "memimpinku menjadi pria yang lebih baik".
Sekarang aku mengetahui semua batasan-batasan yang kumiliki. Sebuah batasan yang harus ku tanamkan dalam pribadi ku agar aku menjadi pribadi yang lebih baik, karena tanpa batasan, aku mungkin akan menjadi seorang fans yang terlalu berlebihan dan terlalu mengekang diri-Nya.
Saat ia mendekati diri-Nya, aku jadi dapat mengetahui jarak yang ada di antara kami berdua, sebuah jarak yang membuat ku selalu ingin menjadi yang terbaik yang aku bisa untuk diri-Nya! Sekarang semua yang ku tahu adalah berterima kasih pada lelaki itu!
Inilah yang membuat ku sadar bahwa apa yang ku inginkan, apa yang ku harapkan, dan apa yang benar-benar ku cintai belum tentu selalu baik untuk ku. Dulu aku pernah mengecawakan seseorang yang benar-benar baik untuk ku. Seseorang yang selalu ada untuk ku. Tapi semua itu tak pernah ku sesali karena aku percaya aku sudah berubah kali ini.
Terkadang aku ingin berteriak bahwa aku sudah berubah, dan aku tidak seperti yang dulu lagi. Dulu aku memang seperti itu, tapi itu dulu, kalau boleh... aku ingin mengatakan pada diri-Nya bahwa aku yang dulu itu bukan aku, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu. Kesamaan kami (aku yang dulu dan yang sekarang) hanya terletak pada kenyataan bahwa kami mendiami tubuh yang sama, itu saja...
Aku tidak bisa mengatakan siapa nama laki-laki itu… Yang pasti. Dia pernah menjadi musuh terbesarku, namun, sekarang ia menjelma menjadi penyelamatku! Kau kan mengetahuinya jika kau mengenalku...
Namun saat mendengar kata-kata lelaki itu saja sudah bisa membuat ku muak. Kemarahan! Itulah apa yang aku rasakan setiap kali aku melihatnya... membuat ku ingin melanggar semua aturan dan standar yang menjengkelkan itu. Aku benci saat ia mengancamku dengan melebarkan matanya sembari tersenyum licik, di mana pada kenyataannya, aku mengerti apa yang sebenarnya ia maksud.
Laki-laki itu tak akan pernah bisa memberikan ku alasan yang selalu kuinginkan untuk memaafkannya. Hubungan antara kami berdua tidak akan pernah sempurna! Kami bagaikan selalu bertentangan sepanjang waktu. Dan sampai sekarang pun hal itu masih terjadi bahkan menjadi semakin parah.
Aku tidak membenci laki-laki itu begitu saja. Bahkan daun yang jatuh pun tak akan pernah membenci angin yang tak sengaja meniupnya, bukan? Sebenarnya aku hanya merasa diri-Nya begitu jauh dari tempatku berdiri saat ini… diri-Nya bagaikan terikat dengan sosok lelaki itu! Dan aku ditekan untuk setuju dengan semua hal itu... aku harus setuju agar diri-Nya menjadi permaisuri orang lain!
Kebencian ku kepada laki-laki itu membuat ku tidak dapat mempercayainya sama sekali! Dia bagaikan selalu mengikuti dan menghantui kehadiran ku. Hasilnya beberapa orang mengejekku! Mereka berpikir bahwa aku adalah seseorang yang sangat lemah yang selalu berada di balik bayangan lelaki itu! Dan aku benci itu!
Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadarinya. Aku menyadari bahwa apa yang ia lakukan selama ini hanya untuk "memimpinku menjadi pria yang lebih baik".
Sekarang aku mengetahui semua batasan-batasan yang kumiliki. Sebuah batasan yang harus ku tanamkan dalam pribadi ku agar aku menjadi pribadi yang lebih baik, karena tanpa batasan, aku mungkin akan menjadi seorang fans yang terlalu berlebihan dan terlalu mengekang diri-Nya.
Saat ia mendekati diri-Nya, aku jadi dapat mengetahui jarak yang ada di antara kami berdua, sebuah jarak yang membuat ku selalu ingin menjadi yang terbaik yang aku bisa untuk diri-Nya! Sekarang semua yang ku tahu adalah berterima kasih pada lelaki itu!
Inilah yang membuat ku sadar bahwa apa yang ku inginkan, apa yang ku harapkan, dan apa yang benar-benar ku cintai belum tentu selalu baik untuk ku. Dulu aku pernah mengecawakan seseorang yang benar-benar baik untuk ku. Seseorang yang selalu ada untuk ku. Tapi semua itu tak pernah ku sesali karena aku percaya aku sudah berubah kali ini.
Terkadang aku ingin berteriak bahwa aku sudah berubah, dan aku tidak seperti yang dulu lagi. Dulu aku memang seperti itu, tapi itu dulu, kalau boleh... aku ingin mengatakan pada diri-Nya bahwa aku yang dulu itu bukan aku, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu. Kesamaan kami (aku yang dulu dan yang sekarang) hanya terletak pada kenyataan bahwa kami mendiami tubuh yang sama, itu saja...
Aku tidak bisa mengatakan siapa nama laki-laki itu… Yang pasti. Dia pernah menjadi musuh terbesarku, namun, sekarang ia menjelma menjadi penyelamatku! Kau kan mengetahuinya jika kau mengenalku...
kalo gak suka gak usah bata yes



anasabila memberi reputasi
1
1.1K
Kutip
6
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan