Ini murni pendapat ane, jadi gak pake sumber.

negara kita ini kayaknya gak akan pernah siap menghadapi globalisasi, harga produk dalam negeri masih lebih mahal dari pada barang impor yang sudah kena ongkos angkut dan bea cukai. sehingga kalau sampai bea masuk impor dihapuskan maka sudah pasti orang indonesia cuma mengkonsumsi barang impor, karena barang lokal jauh lebih mahal. contoh paling gampang, minggu lalu saya baru beli ban mobil, pas bandingin harga ternyata: GT Radial yang asli indonesia harganya 405rb, michelin harganya 385rb dan dunlop 395rb. jelas ban impor yang sudah ditambah ongkos angkut dari negaranya dan kena cukai masuk indonesia tetap leih murah. KENAPA INI BISA TERJADI?? ini penyebabnya:

1. STRATEGI SUBSIDI YANG SALAH

Seharusnya yangmendapat subsidi listrik maupun BBM itu sektor industri, bukan sektor privat. sehingga ongkos produksi bisa lebih murah, jadi harga barang lebih murah. kendaraan yang mendapat subsidi BBM pun seharusnya hanya kendaraan ber plat kuning, plat hitam dan plat merah harusnya tidak mendapat subsidi, sehingga biaya naik kendaraan umum bisa lebih kecil dari pada naik kendaraan pribadi, dan kemacetanpun mungkin bisa teratasi, karena masyarakat lebih memilih kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi (tentu vasilitas dan kenyamanan di kendaraan umum harus lebih ditingkatkan)

2. Birokrasi yang berlapis-lapis.

contoh paling gampang saat orang ingin buat izin usaha seperti: HO, TDP, SIUP, SITU, harus menghadapi birokrasi berkali-kali. akhirnya menghabiskan waktu 1-2 bulan.

3. Budaya Suap dan Korupsi

Balik ke pengurusan izin usaha tadi, akhirnya supaya cepat disuap lah petugas sehingga izin tersebut semuanya bisa selesai dalam waktu 2 minggu. belum suap2 yang lain
ditambah lagi korupsi anggaran, termasuk korupsi dana subsidi.

4. Infrastruktur yang parah
jalan rusak, bandara dan pelabuhan yang amburadul, dll. bahkan karena infrastruktur yang buruk biaya barang masuk dari amerika ke indonesia lebih murah dari pada dari jakarta ke desa perbatasan kalimantan malaysia.

5. Buruh yang sibuk minta naik gaji.

ini lagi yang membuat kita gak siap globalisasi, buruh sekarang sibuk demo. dan dengan pintarnya mereka minta gaji yang sama untuk semua buruh di semua perusahaan. padahal kalo mereka pake otak sedikit, beda tempat harusnya beda gaji, karena beda pendapatan. kalo mau demo, demo diperusahaan masing2, itupun harus paham dulu, berapa hutang perusahaan, berappa keuntungan perusahaan, belum lagi pikirin kalo buruh gajinya gede, berapa gaji, SPV, manager, dll.

Menerima