Operasi cabut pentil ternyata tidak membuat para sopir truk kontainer kehabisan akal. Mereka telah menyiapkan pentil cadangan dan kunci pemasang pentil. Truk pun bisa dijalankan kembali.

Masduki, 35 tahun, contohnya. Pria yang telah melakoni pekerjaan sebagai sopir sejak 2003 ini mendapat ide dari seorang kawan sesama sopir. "Modalnya cuma pentil bekas dan selang penghubung kompresor," ujar dia ketika ditemui di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu, 26 Oktober 2013.

Menurut dia, selang yang sudah dicolokkan ke kompresor dimasukkan ke dalam pentil bekas yang sudah terpasang. "Angin pun akan terisi kembali," kata dia.

Masduki sudah beberapa kali kena operasi cabut pentil yang dilakukan oleh Suku Dinas Perhubungan Kota Madya Jakarta Utara. Selama ini dia hanya mengganti ban yang digembosi dengan ban baru. "Daripada menganti ban, cara ini lebih cepat," ujar Masduki sambil menunjukkan stiker operasi cabut pentil yang dicopotnya.

Ia membeli pentil bekas dan kunci pembuka pentil dari tukang tambal ban dekat pelabuhan. Sepuluh pentil harganya Rp 10.000. Harga kunci pembuka pentil juga Rp 10.000.

Masduki mengakui, memang salah memarkirkan kendaraan itu di pinggir jalan. Tapi, alasan dia, tak ada lahan parkir lagi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Mau parkir di luar, enggak ada lahan. Mau balik ke gudang, juga nanggung," ujarnya.

Kepala Operasional Suku Dinas Perhubungan Kota Madya Jakarta Utara, Budiyono, malah baru mengetahui cara baru ini. Menurut dia, selama ini para sopir hanya mengganti ban yang kempes dengan ban baru. "Ini cara baru," dia berujar.

Menanggapi trik ini, Budiyono akan berkoordinasi dengan atasan untuk mengajukan izin mengambil keempat pentil ban truk. Tujuannya jelas, untuk membuat efek jera para sopir yang masih memarkirkan mobil mereka secara liar. "Akan kami cabut semua pentilnya nanti," kata Budiyono.

Ketika operasi pentil, dia menjelaskan, anak buahnya pernah memergoki salah satu sopir yang telah dikempesi bannya dengan cara mengganti ban baru. "Tapi setelah itu, kami langsung tilang sopirnya," ujar dia lagi.

Pantauan Tempo, di Jalan akses Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, masih terlihat tiga hingga empat truk kontainer yang diparkir di beberapa bahu jalan. Truk-truk tersebut menyebabkan ruas jalan dua jalur itu menjadi lebih sempit. Akibatnya, laju kendaraan menjadi lambat.

Praktek parkir liar di jalan tersebut sudah lama terjadi. Meski ada larangan dan razia cabut pentil dari Suku Dinas Perhubungan Kota Madya Jakarta Utara, truk-truk ini muncul kembali. "Terlebih jika sore dan malam hari," ujar Rohmadi, 29 tahun, tukang ojek yang sering mangkal di daerah tersebut.