- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
pelajar surabaya nyatakan perang terhadap bahasa ALAY


TS
fahrezza
pelajar surabaya nyatakan perang terhadap bahasa ALAY

Surabaya - Ratusan pelajar Surabaya yang tergabung dalam sejumlah elemen menggelar aksi damai di depan Gedung Negara Grahadi, Minggu,(27/10/2013). Aksi mereka tak lain ingin mengungkapkan keprihatinan atas penggunaan Bahasa Indonesia yang semakin kabur batasnya. Justru, bahasa alay lebih sering didengungkan oleh para remaja.
"Semua bisa melihat bagaimana membudayanya bahasa 'alay' dalam pergaulan sehari-hari. Terus terang kami prihatin dan semakin tergerus serta tidak meluas di negara ini," kata koordinator aksi, Malik Nuris saat berorasi di depan kawan-kawannya.
Aksi damai tersebut diikuti perwakilan pelajar SMP dan SMA se-Surabaya. Di samping itu, puluhan siswa dari sejumlah sekolah di Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Madiun, Pasuruan dan beberapa daerah lain juga bergabung menyuarakan hal yang sama, unjuk rasa ini sebagai bagian dari peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober.
"Karena itulah kami mengajak kepada semua pemuda dan pemudi bangsa untuk lebih menghargai serta mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Ia mengungkapkan, meski tidak semua nilai yang terdapat dalam Sumpah Pemuda diamalkan, namun pihaknya sangat berharap ada salah satu yang dilakukan, khususnya dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
"Bahasa Indonesia adalah budaya bangsa. Jadikan Bahasa Indonesia ini sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dan bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai budayanya. Hilangkan bahasa 'alay' sebagai kamus bahasa kita," kata siswa kelas XI-IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang tersebut.
Tak hanya berorasi, mereka juga menggelar berbagai aksi lainnya, yakni formasi barisan Pasukan Pengibar Bendera Sang Saka Merah Putih, pe,bacaan puisi yang melambangkan cinta kepada tanah air. Serta tak kalah unik, membentangkan bendera merah putih sepanjang 85 meter.
Tak ketinggalan, pelajar yang mengenakan seragam sekolah ini juga memberikan tanda telapak tangan dan lima jari terbuka menggunakan tinta merah di spanduk putih sepanjang 34 meter sebagai bentuk harapan kesempurnaan pemuda Tanah Air.
Spanduk tersebut bertuliskan "Aku, Kamu dan Kita Penentu Masa Depan Bangsa". Malik Nuris berharap dengan kalimat tersebut mampu mengajak dan mempengaruhi pemuda Indonesia agar lebih menghargai budaya bangsa.
link
[url]http://news.detik..com/surabaya/read/2013/10/27/142144/2396613/475/pelajar-surabaya-prihatin-dengan-bahasa-alay?9922022[/url]
ni contohnya bahsa alay yang sekarang lagi ngtrend



ane dukung neh pelajar yang masih lurus dan waras

0
5.8K
50


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan