Semua orang tahu kalau Indonesia memang surga. Sumber daya alamnya memang luar biasa, semua hal yang kita perlukan ada di sini. Namun sayangnya itu semua tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang ada. Hari ini saya mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang kita punya. Indonesia itu punya apa sih? Saya mulai itu dengan melihat salah satu kekayaan yang kita punya, yakni keberagaman fauna yang ada.
Miris. Itu hal yang pertama kali saya rasakan ketika membuka website WWF mengenai orangutan.
"Orangutan hanya ada di Sumatra dan di Borneo. Anak-anak di seluruh dunia paham bahwa Kangguru berasal dari Australia, dan Panda dari China, tetapi tidak banyak yang mengetahui bahwa Orangutan umumnya ada di Indonesia." -sahabat orangutan, WWF-
Tulisan di atas menjadi semacam pukulan bagi saya. Sudah selama ini saya tinggal di Indonesia dan memang saya sadari demikianlah keadaannya. Banyak orang Indonesia tidak tau akan itu, termasuk saya dulunya. Setelah hewan itu hampir punah, saya baru menyadari bahwa hewan itu cuma ada di Indonesia.
Kapok dengan hal itu, saya mencoba mencari tau, apalagi hewan endemik yang ada di Indonesia. Tapi sebelumnya, saya mencoba mencari tau tepatnya arti kata endemik itu apa supaya nantinya saya tidak salah kaprah dalam memberi informasi. Endemik (endemis) adalah gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu. Dengan demikian, hewan endemik Indonesia berarti hewan yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain.
Berikut ini adalah jenis-jenis hewan yang merupakan spesies endemik Indonesia.
Spoiler for spesies endemik Indonesia:
2.Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) endemik Sulawesi.
3.Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) di Sulawesi.
4.Babirusa (Babyrousa babyrussa) di Sulawesi.
5.Badak Bercula Satu atau badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di Jawa.
6.Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) endemik di Sumatera.
7.Bajing Palawan (Sundasciurus juvencus) Bali dan Sumatera.
8.Bajing Tanah (Lariscus hosei) endemik pulau Kalimantan.
9.Bajing Telinga Botol (Callosciurrus adamsi) endemik Kalimantan.
10.Banteng (Bos javanicus) hewan endemik Jawa.
11.Bekantan atau Kera hidung panjang (Nasalis larvatus) endemik Kalimantan.
12.Beruk Mentawai (Macaca pagensis) endemik Kepulauan Mentawai.
13.Burung Anis sulawesi (Cataponera turdoides) di Sulawesi.
14.Burung Beo Nias (Gracula religiosa robusta) endemik pulau Nias, Sumatera.
15.Burung Elang Flores (Spizaetus floris) endemik Flores.
16.Burung Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii) Halmahera, Maluku Utara.
17.Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Jawa.
18.Burung Cenderawasih (Paradisea sp.) di Papua.
19.Burung Celepuk Siau (Otus siaoensis) pulau Siau, Sulawesi Utara.
20.Burung Cerek Jawa (Charadrius javanicus) di Jawa.
21.Burung Kakatua Putih (Cacatua alba) Maluku Utara.
22.Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei) Sangihe, Sulawesi Utara.
23.Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi.
24.Burung Rangkong (Buceros rhinoceros) di Kalimantan.
25.Burung Sempidan Kalimantan (Lophura bulweri) di Kalimantan.
26.Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) pulau Jawa.
27.Burung Tokhtor Kalimantan (Carpococcyx radiceus) Kalimantan.
28.Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) di Sumatera.
29.Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Sumatera.
30.Jalak bali (Leucopsar rothschild) hewan endemik Bali.
31.Kadal Coklat Kalimantan (Lanthanotus borneensis) di Kalimantan.
32.Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) di Sumatera.
33.Kancil Jawa (Tragulus javanicus) endemik Jawa.
34.Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus) di Papua.
35.Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) di Papua.
36.Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) endemik Papua.
37.Katak Tanpa Paru-Paru (Barbourula kalimantanensis) Kalimantan.
38.Kelelawar Berjenggot Coklat dan Ekor Selubung (Taphozous achates) di Nusa Penida, Bali.
39.Kelinci belang sumatera (Nesolagus netscheri) endemik Sumatera.
40.Kera Belanda (Nasalis larvatus) di Kalimantan.
41.Kera hitam sulawesi (Macaca nigra) endemik Sulawesi Utara.
42.Kodok Darah (Leptophryne cruentata) endemik Jawa Barat.
43.Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni) endemik Jawa Tengah.
44.Komodo (Varanus komodoensis) di Nusa Tenggara Timur (P. Komodo).
45.Kucing Bakau (Prionailurus bengalensis javanensis) di Jawa.
46.Kucing Merah (Felis badia) endemik pulau Kalimantan.
47.Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) pulau Jawa.
48.Kura-kura Berleher Ular (Chelodina mccordi) di Pulau Rote, NTT.
49.Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) Sulawesi.
50.Kuskus Gebe (Phalanger alexandrae) Pulau Gebe Maluku Utara.
51.Kuskus Matabiru (Phalanger matabiru) Pulau Ternate dan Tidore Maluku.
52.Kuskus Kerdil (Strigocuscus celebensis) endemik pulau Sulawesi.
53.Kuskus Obi (Phalanger rothschildi) Pulau Obi Maluku.
54.Landak Jawa (Hystrix javanica) endemik Jawa.
55.Landak Sumatera (Hystrix sumatrae) endemik Sumatera.
56.Landak Kalimatan (Thecurus crassispinis) endemik Kalimantan.
57.Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata) endemik Kalimantan.
58.Lutung jawa (Trachypithecus auratus) endemik Jawa.
59.Lutung Merah (Presbytis rubicunda) satwa endenik Kalimantan.
60.Macan Dahan (Neofelis diardi) endemik Sumatera dan Kalimantan.
61.Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di Jawa.
62.Monyet Ekor Babi (Simias concolor) kepulauan Mentawai.
63.Musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroeckii) di Sulawesi.
64.Orangutan sumatera (Pongo abelli) di Sumatera.
65.Orang Utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Kalimantan.
66.Owa jawa (Hylobates moloch) fauna endemik Jawa.
67.Owa-owa (Hyllobates muelleri) di Kalimantan.
68.Rusa bawean (Axis kuhlii) endemik pulau Bawean.
69.Rusa timor (Cervus timorensis) endemik Bali, Irian Jaya.
70.Siamang (Hylobates syndactylus) di Sumatera.
71.Surili (Presbytis comata) di Jawa.
72.Tarsius Bangka atau Mentilin (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara.
73.Tarsius Peleng (Tarsius pelengensis) pulau Peleng, Sulawesi.
74.Tarsius Pygmy atau Pygmy Tarsier (Tarsius pumilus) Sulawesi.
75.Tarsius Sulawesi (Tarsius tarsier) Sulawesi.
76.Tupai Mentawai (Tupaia chrysogaster) Kepulauan Mentawai.
Ternyata ada 75 spesies endemik Indonesia, angka yang sedikit mengejutkan bagi saya karena saya benar-benar baru tahu. Dari sekian banyak hewan endemik Indonesia itu, saya tidak yakin bahwa saya pernah bertemu separoh dari hewan itu.
Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah 25 jenis hewan dari 75 yang ada terancam punah. Berikut daftarnya.
1. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Spoiler for Badak Jawa:
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 50 ekor di Di Taman Nasional Ujung Kulon , Badak Jawa juga termasuk lima spesies badak paling langka yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered.
Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman.
Hanya memiliki satu cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada betina.
Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 - 2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 - 4 m.
Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja.
Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit.
Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).
2. Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri)
Spoiler for Kanguru Pohon:
Sangat Langka dan Terancam Punah. Populasi pasti Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) tidak pernah diketahui. Namun IUCN Red List memprediksi jumlah populasi kanguru pohon ini sekitar 50 ekor individu saja. Lantaran itu tidak mengherankan jika kemudian IUCN Red List memasukkan Kanguru Pohon Wondiwoi atau Wondiwoi Tree-kangaroo sebagai spesies Critically Endangered atau spesies yang sangat terancam punah (Kritis).
Hingga kini masih sedikit sekali yang diketahui tentang spesies Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) ini. Berdasarkan satu-satunya spesimen yang ditemukan Ernst Mayr, kanguru endemik Papua ini mempunyai berat sekitar 9,25 kg. Bulunya berwarna hitam suram dengan beberapa bagian yang berwarna kekuningan. Daerah pantat dan tungkai berwarna kemerahan dengan ekor keputihan. Habitat Kanguru ini diperkirakan di daerah hutan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.600 meter dpl. IUCN Red List memprediksi jumlah populasi kanguru pohon ini sekitar 50 ekor individu saja. Lantaran itu tidak mengherankan jika kemudian IUCN Red List memasukkan Kanguru Pohon Wondiwoi atau Wondiwoi Tree-kangaroo sebagai spesies Critically Endangered atau spesies yang sangat terancam punah (Kritis).
3. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)
Spoiler for Pesut Mahakam:
Di Kalimantan, pesut dapat ditemukan di muara sungai, jalur sungai dan danau seperti Sungai Mahakam, Sungai Sesayap, Muara Berau dan Danau Jempan di Kalimantan Timur. Pesut Mahakam memiliki keunikan tersendiri karena hanya hidup di air tawar. Menurut Danielle Krebs dari Yayasan RASI, hasil survey yang dilakukan yayasan tersebut menunjukkan terdapat 50-70 pesut Mahakam sehingga spesies ini bisa diklasifikasin sebagai kritis. Ini merupakan mamalia air tawar terlangka.
4. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
Spoiler for Macan Tutul Jawa:
Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat.
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama.
Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg.
5. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
Spoiler for Badak Sumatera:
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) seperti saudara dekatnya, badak jawa, semakin langka dan terancam kepunahan. Diperkirakan populasi badak bercula dua ini tidak mencapai 200 ekor. Wajar jika IUCN Redlist kemudian memasukkan badak sumatera (Sumatran rhino) dalam daftar status konservasi critically endangered (kritis; CE).
Badak Sumatera adalah satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Berbeda dengan Badak Jawa yang hanya berbulu di bagian telinga dan ujung ekornya saja, Badak Sumatera berbulu hampir di seluruh bagian tubuhnya. Tak heran jika ia dijuluki hairy rhino (badak berambut). Ukuran fisiknya juga tergolong yang paling kecil dibandingkan spesies badak lainnya. Bobot tubuhnya tidak lebih dari satu ton dan tinggi tubuhnya pun dibawah 150 cm.
6. Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi)
Spoiler for Kura-kura Hutan Sulawesi:
Kura kura hutan Sulawesi atau kura kura paruh betet (Sulawesi Forest Turtle) yang dalam bahasa latin disebut Leucocephalon yuwonoi adalah salah satu jenis kura kura yang termasuk langka. Kura kura hutan sulawesi (kura kura paruh betet) termasuk dalam salah satu dari 7 jenis reptil paling langka yang terdapat di Indonesia, bahkan kura kura ini juga termasuk dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles, 2011 yang dikeluarkan oleh Turtle Conservation Coalition.
Ciri ciri Kura kura hutan sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) adalah tubuhnya berukuran sedang dengan karapas sepanjang 28 hingga 31 cm untuk kura kura jantan dan 20 hingga 25 cm untuk kura kura betina. Daerah sebarannya hanya terdapat di pulau Sulawesi bagian utara. Karenanya hewan langka ini merupakan hewan endemik pulau Sulawesi, Indonesia dan tidak ditemukan di daerah lain. Tidak banyak yang diketahui tentang perilaku alami kura kura hutan sulawesi ini. Kura kura hutan sulawesi yang merupakan hewan diurnal banyak menghabiskan waktu di hutan dan hanya berpindah ke air ketika malam untuk beristirahat dan melakukan perkimpoian. Pada tahun 1990an diperkirakan populasi kura kura hutan sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) masih sangat banyak tapi saat ini diperkirakan populasinya di alam liar berkurang banyak hingga jumlahnya tidak lebih dari 250 ekor.
7. Elang Flores (Nisaetus floris)
Spoiler for Elang Flores:
Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered (Kritis). Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di bawah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang status konservasinya Endangered (Terancam).
Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota.
Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan. Ekor elang flores berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam. Sedangkan kaki burung endemik ini berwarna putih.
8. Rusa Bawean (Axis kuhlii)
Spoiler for Rusa Bawean:
Rusa Bawean (bahasa latinnya Axis kuhlii), merupakan satwa endemik pulau Bawean (Kab. Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, Rusa Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam “Kritis” (CR; Critiscally Endangered) atau “sangat terancam kepunahan”. Spesies Rusa Bawean ini juga terdaftar pada CITES sebagai appendix I. Dalam bahasa inggris disebut sebagai Bawean Deer.
Ciri-ciri dan Habitat Rusa Bawean. Rusa Bawean memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan Rusa jenis lainnya. Rusa Bawean (Axis kuhlii) mempunyai tinggi tubuh antara 60-70 cm dan panjang tubuh antara 105-115 cm. Rusa endemik Pulau Bawean ini mempunyai bobot antara 15-25 kg untuk rusa betina dan 19-30 kg untuk rusa jantan.
Selain tubuhnya yang mungil, ciri khas lainnya adalah memiliki ekor sepanjang 20 cm yang berwarna coklat dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Tubuhnya yang mungil ini menjadikan Rusa Bawean lincah dan menjadi pelari yang ulung.
Sebagaimana rusa lainnya, Rusa Bawean jantan memiliki tanduk (ranggah) yang mulai tumbuh ketika berusia delapan bulan. Tanduk (ranggah) tumbuh bercabang tiga hingga rusa berusia 30 bulan. Ranggah rusa ini tidak langsung menjadi tanduk tetap tetapi mengalami proses patah tanggal untuk digantikan ranggah yang baru. Baru ketika rusa berusia 7 tahun, ranggah (tanduk rusa) ini menjadi tanduk tetap dan tidak patah tanggal kembali.
Populasi dan Konservasi Rusa Bawean (Axis kuhlii). Di habitat aslinya, Rusa Bawean semakin terancam kepunahan. Pada akhir 2008, peneliti LIPI menyebutkan jumlah populasi rusa bawean yang berkisar 400-600 ekor. Sedang menurut IUCN, satwa endemik yang mulai langka ini diperkirakan berjumlah sekitar 250-300 ekor yang tersisa di habitat asli (2006).
Karena populasinya yang sangat kecil dan kurang dari 250 ekor spesies dewasa, IUCN Redlist sejak tahun 2008 memasukkan Rusa Bawean dalam kategori “Kritis” (CR; Critiscally Endangered) atau “sangat terancam kepunahan”. Selain itu CITES juga mengategorikan spesies bernama latin Axis kuhlii ini sebagai “Appendix I”
9. Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis)
Spoiler for Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis):
Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) pernah dianggap punah karena hampir seabad lamanya sejak terdiskripsikan pada 1916, tidak pernah sekalipun dijumpai. Baru pada November 1997 seekor Tokhtor Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya.
Hingga kini burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia. Burung Tokhtor Sumatera didaftar sebagai satwa “Critically Endangered” (Kritis) yakni status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya tidak mencapai 300 ekor.
10. Katak Merah (Leptophryne cruentata)
Spoiler for Katak Merah (Leptophryne cruentata):
Kodok Merah atau Leptophryne cruentata merupakan jenis kodok endemik yang langka. Kodok Merah merupakan spesies ampibi endemik Jawa Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Kodok Merah pun menjadi salah satu hewan langka yang terancam punah. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN Redlist mencatatnya dengan status Critically Endangered (Kritis). Meskipun di Indonesia sendiri Kodok ini luput dari daftar satwa yang dilindungi.
Diskripsi, Ciri, dan Populasi. Kodok Merah (Leptophryne cruentata) berukuran kecil dan ramping. Ciri khasnya adalah wana kulitnya yang dipenuhi bintik-bintik berwarna merah darah. Kulit katak merah berwarna hitam dengan bintik-bintik merah atau kuning atau putih marmer. Lantaran warna merahnya yang menyerupai darah, kodok ini biasa disebut juga sebagai katak merah.