as4madunAvatar border
TS
as4madun
[PIC] Jokowi Disumpahi Kualat jadi Monyet! Gara2 Seenaknya Larang 'topeng monyet'



Jokowi Lebay! Topeng Monyet Dilarang, Kenapa Banci Tidak Dirazia?
Rabu, 23 Oct 2013

JAKARTA (voa-islam.com) – Topeng monyet yang selama ini menjadi hiburan murah meriah anak-anak, kini dilarang Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan alasan tidak berperikebinatangan. Kebijakan Jokowi merazia topeng monyet dinilai masyarakat sebagai kebijakan lebay dan tidak adil.

Senasib sependeritaan. Itulah yang dirasakan monyet bersama 'majikannya' ketika mengadu nasib di ibukota demi mendapatkan sesuap nasi. Di perempatan jalan dan lampu merah, penghibur anak-anak itu harus bersaing hidup dengan pengamen dan banci yang berjoget dan bernyanyi dengan suara sumbang.

Sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menerapkan larangan topeng monyet, nasib rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya sebagai topeng monyet itu mengaku resah, karena akan kehilangan mata pencahariannya. Sebut saja Tukimin, salah satu pawang topeng monyet, mengaku tak keberatan dengan kebijakan tersebut, asalkan diberi pekerjaan agar bisa tetap bisa menyekolahkan anak-anak mereka.

Menurutnya, topeng monyet merupakan sumber penghasilan utama untuk membiayai kehidupan sehari-hari keluarganya. Dari pekerjaannya tersebut, dia bisa memperoleh penghasilan minimal Rp 40.000 hingga Rp 80.000 per hari.

Uang itu dipergunakan untuk menafkahi keluarga, seperti membiayai dua anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar (SD). "Biaya sekolah anak dari uang topeng monyet ini. Istri saya hanya ibu rumah tangga, jagain anak," ujar pria yang sejak SD sudah menjadi pawang topeng monyet tersebut.

"Kalau saya terserah (berapa belinya). Asal ada kerjaan yang tetap. Apa saja yang penting bisa ngidupin keluarga," ujar Sukarya, yang mengaku memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang petasan dan pencari barang rongsokan.

Kebijakan Pemprov DKI yang melarang keberadaan topeng monyet, jelas telah membunuh mata pencaharian mereka. "Kalau monyet kita diambil, kita kehilangan pekerjaan. Ya kita minta ada pekerjaan pengganti," ujar Tukimin.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum memikirkan nasib tukang topeng monyet. Jokowi tidak terlalu khawatir akan kebijakannya itu. Sebab, sebagian besar tukang topeng monyet bukan penduduk DKI Jakarta alias perantau.

Jika topeng monyet dirazia, kenapa banci yang mengamen di jalan raya dibiarkan. Padahal, jelas-jelas sangat mengganggu ketertiban. Jokowi merazia topeng monyet, apakah kita harus bilang wow?
(source)

Topeng Monyet Dilarang, Pawang Minta Kejelasan Nasib kepada Jokowi
Senin, 21 Oktober 2013 | 21:54 WIB


Atraksi topeng monyet

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pawang topeng monyet yang menggantungkan hidup dengan mencari nafkah dari pekerjaan tersebut mempertanyakan kelanjutan profesi mereka apabila Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jadi menerapkan larangan topeng monyet pada tahun 2014.
Pasalnya, sebagian dari mereka mengaku bahwa menjadi pawang topeng monyet merupakan pekerjaan utama untuk membiayai kehidupan mereka di Jakarta.

Sukarya (31), salah satu pawang topeng monyet, mengaku tak keberatan dengan kebijakan tersebut, asalkan diberi ruang pekerjaan agar bisa tetap bisa menyekolahkan anak-anak mereka. "Saya sih setuju saja kalau ada pekerjaan tetapnya yang pasti karena kita ini kan sudah berkeluarga," kata Sukarya, saat ditemui di kediamannya, Senin (21/10/2013) malam.

Menurutnya, topeng monyet merupakan sumber penghasilan utama untuk membiayai kehidupan sehari-hari keluarganya. Dari pekerjaannya tersebut, dia bisa memperoleh penghasilan minimal Rp 40.000 hingga Rp 80.000 per hari.
Uang itu dipergunakan untuk menafkahi keluarga, seperti membiayai dua anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar (SD). "Biaya sekolah anak dari uang topeng monyet ini. Istri saya hanya ibu rumah tangga, jagain anak," ujar pria yang sejak SD sudah menjadi pawang topeng monyet tersebut.

Warga RT 7 RW 14 Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, itu mengatakan, jika Jokowi jadi menerapkan kebijakan untuk membeli monyet miliknya, maka dia tidak mematok berapa pun harga yang ditetapkan nantinya. Asalkan ada pekerjaan baru bagi dia untuk menafkahi keluarganya.
"Kalau saya terserah (berapa belinya). Asal ada kerjaan yang tetap. Apa saja yang penting bisa ngidupin keluarga," ujar Sukarya, yang mengaku memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang petasan dan pencari barang rongsokan. "Cuma itu kan musiman. Pekerjaan yang tetapnya di topeng monyetlah sehari-hari. Tapi namanya musiman, kan, setahun sekali. Masa kita mau kasih makan anak setahun sekali," ujar Sukarya.

Hal sependapat juga diutarakan Iing (36). Pawang topeng monyet ini mengaku telah merogok koceknya hingga Rp 3 juta untuk menjalani usaha tersebut. Uang itu di antaranya untuk melengkapi berbagai asesori yang diperlukan dalam usaha topeng monyetnya. Dia membeli seekor monyet terlatih di Kampung Dukuh, Jakarta Timur, seharga Rp 1,5 juta. "Kalau yang belum terlatih harganya Rp 700.000," ujar Iing.

Terkait rencana kebijakan Pemprov DKI yang melarang keberadaan topeng monyet, Iing juga berharap Jokowi bisa memberi solusi pekerjaan untuk dirinya. Jika tidak, maka ia menolak menyetujui rencana kebijakan Jokowi. "Kalau monyet kita diambil, kita kehilangan pekerjaan. Ya kita minta ada pekerjaan pengganti," ujar Iing. Jokowi sebelumnya berencana menetapkan kebijakan pelarangan pada tahun 2014. Ia memandang permainan topeng monyet lebih menyakiti fisik hewan tersebut. Jokowi menyatakan, primata tersebut akan dibeli dan ditempatkan di Taman Marga Satwa Ragunan, Jakarta Selatan.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp

Topeng Monyet Dirazia, Warga Jakarta Kehilangan Hiburan Murah
RABU, 23 OKTOBER 2013 - 21:26


Penjaja Hiburan Topeng Monyet.Kalau dilarang nanti kita mau makan apa, mau kerja apa /I]

Jakarta, Seruu.com - Warga Jakarta akan kehilangan hiburan murah meriah yaitu atraksi Topeng Monyet, pasalnya, pada tahun 2014 mendatang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan melarang keberadaan hiburan topeng monyet yang biasa ditemui di jalanan maupun perkampungan masyarakat.

Namun demikian, adanya larangan tersebut mendapat penolakan dari sejumlah pelaku hiburan topeng monyet, karena dianggap telah mematikan penghasilan orang kecil. Ipan salah seorang penjaja hiburan topeng monyet yang biasa mengkal di lampu merah Tugu Tani meminta kepada Gubernur Jokowi untuk tidak melarang pertunjukan topeng monyet karena sama saja mematikan penghasilan mereka. "Kalau dilarang nanti kita mau makan apa, mau kerja apa," kata Ipan saat ditemui Seruu.com di tempat mangkalnya, Rabu (23/10/2013).

Dituturkannya, selama ini masyarakat kecil khususnya anak-anak terhibur dengan adanya topeng monyet, selain sebagai hiburan yang door to door (pintu ke pintu), hiburan atraksi hewan ini tergolong murah meriah dibanding harus pergi ke sirkus dengan biaya yang sangat mahal. "Topeng monyet hiburan untuk anak-anak mas, kalau mau liat atraksi hewan murah ya topeng monyet, kalau ke sirkus kan mahal," terang Ipan.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan tegas akan menetapkan larangan pertunjukan topeng monyet di masyarakat pada tahun 2014 mendatang, karena atraksi tersebut dianggap telah menyakiti dan mengeksploitasi hewan untuk keuntungan pribadi, apalagi dunia sudah mengecam bentuk atraksi tersebut. "Jangan anggap main-main. Topeng monyet itu sudah menjadi isu internasional. Kasihan monyetnya," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Dijelaskannya, hewan-hewan tersebut akan dibeli dan dikirim ke tempat dimana habitatnya berada yaitu alam bebas, sementara itu untuk pemilik dan penjaja hiburannya akan dilakukan pembinaan. "Nantinya monyet-monyet tersebut akan dibeli dan akan dipindahkan ke lahan seluas satu hektar khusus untuk menampung bintang liar yang ada di Taman Margasatwa Ragunan, sedangkan tukang topeng monyetnya akan diberi pembinaan," kata Jokowi. Atraksi hiburan Topeng monyet dianggap melanggar Pasal 302 KUHP. Disebutkan pula bahwa monyet bukanlah hewan peliharaan dan habitatnya bukan di perkotaan.
http://indonesiana.seruu.com/read/20...-hiburan-murah

---------------------------------------



[i]Pakde Jokowi justru tidak salah dan bahkan bertindak mulia, sebab beliau itu hanya tak mau 'nenek moyangnya' manusia itu (seperti kata embah Darwin), hidupnya tersiksa dan tersia-sia akibat ulah manusia. Nanti justru manusia bisa kualat sendiri, karena nenek moyang kok diperlakukan tidak sesuai dengan peri-kebinatangannya! Pokoknya pakde Jokowi tidak pernah salah. Paham?



emoticon-Ngakak
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
10.9K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan