- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penerjemahan Alkitab Ke Bahasa Daerah Terkendala Penguasaan Bahasa


TS
soto.kudus
Penerjemahan Alkitab Ke Bahasa Daerah Terkendala Penguasaan Bahasa

Alkitab bahasa Nusa Tenggara Timur, yang merupakan salah satu koleksi Museum Alkitab LAI.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kendala penting yang dijumpai Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) saat penerjemahan Alkitab ke bahasa daerah di Indonesia adalah penguasaan bahasa. Ini disampaikan Dra. Ratna Yuli Wulandari, M.Si, Kepala Perpustakaan dan Museum LAI, Jumat (25/10), di Gedung Bible Center Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, kepada satuharapan.com.
Saat ini, kadang ada penerjemah, dalam hal ini pendeta, yang tidak memiliki penguasaan bahasa seimbang, antara bahasa asli dalam Alkitab (Ibrani dan Yunani) dan juga bahasa daerahnya.
“Dalam hubungannya dengan bahasa daerah, saat ini penerjemahan bahasa daerah tidak terlalu menemui kendala terlalu berarti,” kata perempuan yang akrab disapa Wulan tersebut.
Saat ini Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) merupakan satu-satunya lembaga yang berperan penting dalam produksi Alkitab di Indonesia, termasuk juga bahasa daerah.
Wulan menambahkan pihaknya tidak pernah melakukan prioritas bahasa daerah mana yang harus didahulukan oleh LAI saat ini, karena LAI akan membentuk program penerjemahan apabila telah mendapat permintaan dari sinode gereja lokal daerah tertentu.
“Jadi kalau dibilang tantangan dalam memilih bahasa mana yang harus diterjemahkan, maka saat ini belum ada,” lanjut Wulan.
Saat proses penerjemahan dimulai dengan merekrut tenaga dari sinode-sinode gereja lokal, maka biasanya LAI menemui kendala, yakni ternyata ada pendeta-pendeta yang diutus dan menjadi kepercayaan Lembaga Alkitab Indonesia untuk menerjemahkan bahasa lokal tersebut, malah kurang menguasai bahasa di satu sisi.
“Ketika sudah mulai penerjemahan, maka tantangan-tantangan akan ada dari beberapa sisi. Antara lain sisi penerjemah itu sendiri, karena penerjemah itu tidak selalu atau kebetulan tidak semua menguasai bahasa asli begitu ya, walau kadang-kadang dia sudah pendeta, tetapi tidak semua pendeta memiliki pengetahuan memadai tentang bahasa Ibrani atau Yunani,” kata Wulan.
Wulan beralasan kekurangan ahli bahasa daerah hanyalah masalah yang jarang dia jumpai, karena saat ini biasanya dari pihak gereja yang mengajukan permohonan ke LAI untuk minta dibentuk tim penerjemah dalam bahasa daerah tersebut.
Saat seleksi tersebut LAI biasanya mengalami kesulitan karena kadang mendapatkan ahli bahasa yang bisa menguasai kemampuan bahasa seimbang. Yakni bahasa lokal, sekaligus bahasa asing yang digunakan dalam teks Alkitab mula-mula, yakni bahasa Ibrani dan Yunani.
http://www.satuharapan.com/read-deta...uasaan-bahasa/
0
1.5K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan