- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Sosialita] Gaya Hidup Pengemis Bandung


TS
boeladiegh
[Sosialita] Gaya Hidup Pengemis Bandung
![[Sosialita] Gaya Hidup Pengemis Bandung](https://dl.kaskus.id/appykoe.files.wordpress.com/2012/03/pengemis_800_600.jpg)
Quote:
Gelandangan dan pengemis (gepeng) menjadi masalah sosial yang sulit diselesaikan di Kota Bandung. Jumlahnya semakin meningkat dari hari ke hari. Dinas Sosial mencatat sebanyak 900 orang gepeng di jalanan Kota Bandung.
Percaya tak percaya, tapi suatu wilayah yang dihuni oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengemis ada di Bandung. Tepatnya di RT 9 RW 4 Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi banyak warganya yang berprofesi sebagai pengemis. Warga sekitar menyebutnya 'Kampung Pengemis'.
Meski sehari-hari kerjaan mereka meminta-minta, namun mereka memiliki 'gaya hidup' sama seperti masyarakat lainnya. Apa saja itu?
Percaya tak percaya, tapi suatu wilayah yang dihuni oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengemis ada di Bandung. Tepatnya di RT 9 RW 4 Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi banyak warganya yang berprofesi sebagai pengemis. Warga sekitar menyebutnya 'Kampung Pengemis'.
Meski sehari-hari kerjaan mereka meminta-minta, namun mereka memiliki 'gaya hidup' sama seperti masyarakat lainnya. Apa saja itu?
Quote:
Sanggup Sewa Kamar Ratusan Ribu Rupiah
Di 'Kampung Pengemis', warganya yang 'berprofesi' sebagai pengemis menyewa kamar kos sederhana. Tarifnya rata-rata Rp 200 ribu per bulan atau Rp 1 juta per tahun.
Para pengemis itu rata-rata pendatang. Mereka menyewa kamar dari penduduk asli. Bahkan ada juga pengemis yang akhirnya menyewakan kamar kosan.
Di 'Kampung Pengemis', warganya yang 'berprofesi' sebagai pengemis menyewa kamar kos sederhana. Tarifnya rata-rata Rp 200 ribu per bulan atau Rp 1 juta per tahun.
Para pengemis itu rata-rata pendatang. Mereka menyewa kamar dari penduduk asli. Bahkan ada juga pengemis yang akhirnya menyewakan kamar kosan.
Quote:
Arisan Rp 500 Ribu per Minggu
Siapa bilang pengemis tak bisa ikut arisan? Jangan salah, di Kampung Pengemis Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, ada beberapa pengemis yang bisa ikut arisan senilai Rp 500 ribu setiap minggu. Artinya dalam satu bulan Rp 2 juta. Wow!
Meski tidak semua sanggup mengikuti arisan sebesar itu. Yang lain, ada yang ikut arisan Rp 200 ribu per bulan. Namun itu pun ikut di beberapa tempat.
Siapa bilang pengemis tak bisa ikut arisan? Jangan salah, di Kampung Pengemis Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, ada beberapa pengemis yang bisa ikut arisan senilai Rp 500 ribu setiap minggu. Artinya dalam satu bulan Rp 2 juta. Wow!
Meski tidak semua sanggup mengikuti arisan sebesar itu. Yang lain, ada yang ikut arisan Rp 200 ribu per bulan. Namun itu pun ikut di beberapa tempat.
Quote:
Beri Uang Jajan Anak Rp 5 Ribu per hari
Kehidupan para pengemis di RT 9 RW 4 Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi memang kumuh. Mereka mengontrak kamar yang sempit dengan tidak memperhatikan kenyamanan dan kesehatan. Bahkan untuk mendapatkan cahaya matahari saja sulit.
Namun dibalik kondisi kumuh tersebut, para pengemis memiliki kehidupan yang layak dari sisi materi. Menurut Dodo, untuk jajan anak-anak para pengemis, bahkan lebih besar dari warga lainnya. Rata-rata uang jajan anak-anak pengemis Rp 5 ribu per hari.
Kehidupan para pengemis di RT 9 RW 4 Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi memang kumuh. Mereka mengontrak kamar yang sempit dengan tidak memperhatikan kenyamanan dan kesehatan. Bahkan untuk mendapatkan cahaya matahari saja sulit.
Namun dibalik kondisi kumuh tersebut, para pengemis memiliki kehidupan yang layak dari sisi materi. Menurut Dodo, untuk jajan anak-anak para pengemis, bahkan lebih besar dari warga lainnya. Rata-rata uang jajan anak-anak pengemis Rp 5 ribu per hari.
Quote:
Tuntut Gaji Rp 4 Juta hingga Rp 10 Juta
Para pengemis di Bandung pun punya daya tawar. Meski mereka tak memiliki pekerjaan, mereka tak gampang begitu saja menerima tawaran pekerjaan.
Saat Pemkot Bandung menggulirkan rencana 'alih profesi' pengemis menjadi petugas kebersihan, para pengemis berdemo. Mereka menuntut gaji Rp 4 juta hingga Rp 10 juta, apabila pemerintah akan mempekerjakannya.
Para pengemis di Bandung pun punya daya tawar. Meski mereka tak memiliki pekerjaan, mereka tak gampang begitu saja menerima tawaran pekerjaan.
Saat Pemkot Bandung menggulirkan rencana 'alih profesi' pengemis menjadi petugas kebersihan, para pengemis berdemo. Mereka menuntut gaji Rp 4 juta hingga Rp 10 juta, apabila pemerintah akan mempekerjakannya.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/10/24/095550/2394102/486/1/gaya-hidup-pengemis-di-bandung991104topnews#bigpic"]TKP[/URL]
Quote:
Hari keempat belas Ridwan Kamil menjadi Wali Kota Bandung, Senin (30/9/2013), diwarnai protes ratusan gelandangan, pengemis, anak jalanan, dan pedagang asongan.
Para pengunjuk rasa ini memprotes penertiban yang dilakukan Satpol PP berdasar kebijakan yang dikeluarkan Wali Kota.
Saat unjuk rasa berlangsung, Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, tengah memimpin rapat pimpinan. Ia pun menghentikan rapat dan menemui para pengunjuk rasa.
"Kami butuh makan dan hidup. Carikan kami pekerjaan yang layak jika tidak boleh di jalanan," teriak sejumlah pengunjuk rasa yang disambut teriakan pengunjuk rasa lainnya.
Menghadapi protes ini, Emil berusaha tenang dan memberikan solusi mengajak untuk bekerja yang lebih terhormat daripada pengemis. Ia berharap para pengemis, pengamen, dan anak jalanan beralih profesi, tidak lagi meminta-minta.
"Tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia. Saya punya anak kecil, saya sedih melihat anak- anak mengamen, harusnya belajar tapi karena kebutuhan ekonomi malah keluyuran di jalan," ujar Emil.
Emil pun menawarkan solusi kepada para pengemis untuk bekerja menjadi penyapu jalan. "Kota Bandung butuh banyak petugas kebersihan. Saya menawarkan itu kepada Ibu-ibu. Karena saya ingin cara yang baru untuk menuntaskan masalah. Kita bisa dapat uang secara halal dengan cara- cara baik dan terhormat," ujar Emil.
Emil juga menawarkan tempat tinggal di mes Persib yang memiliki kamar mandi dan tempat tidur yang layak daripada di emperan dan kolong jembatan.
Namun para pengemis dan gelandangan ini menangapi dingin solusi yang ditawarkan Emil. Sebagian pengemis menunjukkan ketidaksukaan atas rencana Emil dan sebagian mengeluh karena tidak mau menjadi tukang sapu.
"Kalau mau dipekerjakan seperti itu, apakah Bapak siap menggaji sesuai dengan kebutuhan mereka? Apakah Bapak bisa menggaji mereka Rp 4 sampai Rp 10 juta? Kalau hanya gaji 700 ribu, tidak akan cukup," ujar Priston, salah seorang orator dari kelompok yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Jalanan.
Selama mendengarkan permintaan yang kurang logis dari pengunjuk rasa, Emil hanya geleng- geleng kepala. Emil akhirnya secara tegas meminta kepada pengemis untuk mau mengikuti ketentuan dari Pemkot Bandung. Jika tidak, penertiban akan terus dilakukan.
"Pekerjaan sudah disiapkan, tempat tinggal sudah ada, dan makan diberi. Jika tidak mau, ya suka tidak suka harus taat aturan yang ada. Jalanan harus bebas dari pengemis dan anak jalanan," ujar Emil.
Para pengunjuk rasa ini memprotes penertiban yang dilakukan Satpol PP berdasar kebijakan yang dikeluarkan Wali Kota.
Saat unjuk rasa berlangsung, Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, tengah memimpin rapat pimpinan. Ia pun menghentikan rapat dan menemui para pengunjuk rasa.
"Kami butuh makan dan hidup. Carikan kami pekerjaan yang layak jika tidak boleh di jalanan," teriak sejumlah pengunjuk rasa yang disambut teriakan pengunjuk rasa lainnya.
Menghadapi protes ini, Emil berusaha tenang dan memberikan solusi mengajak untuk bekerja yang lebih terhormat daripada pengemis. Ia berharap para pengemis, pengamen, dan anak jalanan beralih profesi, tidak lagi meminta-minta.
"Tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia. Saya punya anak kecil, saya sedih melihat anak- anak mengamen, harusnya belajar tapi karena kebutuhan ekonomi malah keluyuran di jalan," ujar Emil.
Emil pun menawarkan solusi kepada para pengemis untuk bekerja menjadi penyapu jalan. "Kota Bandung butuh banyak petugas kebersihan. Saya menawarkan itu kepada Ibu-ibu. Karena saya ingin cara yang baru untuk menuntaskan masalah. Kita bisa dapat uang secara halal dengan cara- cara baik dan terhormat," ujar Emil.
Emil juga menawarkan tempat tinggal di mes Persib yang memiliki kamar mandi dan tempat tidur yang layak daripada di emperan dan kolong jembatan.
Namun para pengemis dan gelandangan ini menangapi dingin solusi yang ditawarkan Emil. Sebagian pengemis menunjukkan ketidaksukaan atas rencana Emil dan sebagian mengeluh karena tidak mau menjadi tukang sapu.
"Kalau mau dipekerjakan seperti itu, apakah Bapak siap menggaji sesuai dengan kebutuhan mereka? Apakah Bapak bisa menggaji mereka Rp 4 sampai Rp 10 juta? Kalau hanya gaji 700 ribu, tidak akan cukup," ujar Priston, salah seorang orator dari kelompok yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Jalanan.
Selama mendengarkan permintaan yang kurang logis dari pengunjuk rasa, Emil hanya geleng- geleng kepala. Emil akhirnya secara tegas meminta kepada pengemis untuk mau mengikuti ketentuan dari Pemkot Bandung. Jika tidak, penertiban akan terus dilakukan.
"Pekerjaan sudah disiapkan, tempat tinggal sudah ada, dan makan diberi. Jika tidak mau, ya suka tidak suka harus taat aturan yang ada. Jalanan harus bebas dari pengemis dan anak jalanan," ujar Emil.
TKP
Lagi-lagi pengemis yang punya gaya hidup bisa dibilang sekelas dengan supervisor atau manager kali ya



0
19.8K
Kutip
194
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan