1ny14ks4s3xAvatar border
TS
1ny14ks4s3x
Pelatih timnas Indonesia dari masa ke masa beserta prestasinya
Selamat siang agan/sista


Terima kasih sudah berkunjung ke Thread ane


sekedar berbagi info aja untuk agan/sista, biar lebih mengenal Timnas kita ada baiknya sedikit mengulas tentang siapa pelatih-pelatih Timnas Indonesia dari masa kemasa beserta prestasi yang dia berikan untuk indonesia..

semoga bermanfaat untuk pengetahuan kita semua..


Dalam tiga tahun terakhir tim nasional Indonesia sudah memiliki tujuh pelatih. Setelah Alfred Riedl mengarsiteki timnas di Piala AFF 2010, berturut-turut ada nama Wim Rijsbergen, Aji Santoso, Nil Maizar, Luis Manuel Blanco, Rahmad Darmawan dan yang terakhir Jacksen F. Tiago, yang masih menjabat sekarang ini.

Setiap pelatih itu memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Riedl dianggap berhasil membuat timnas bermain lebih baik dan menjadi finalis AFF 2010. Wim Rijsbergen, yang punya prestasi mentereng kala bermain sebagai bek tengah timnas Belanda di Piala Dunia 1970 dan 1978 lebih banyak memperoleh caci maki.

Aji Santoso yang didaulat sebagai pelatih sementara setelah Wim, malah mencatat kekalahan terburuk dalam sejarah timnas Garuda kala menyerah 0-10 dari Bahrain. Nil Maizar gagal mengantarkan timnas ke semifinal 2012 dengan skuat yang dibebani berbagai masalah di luar kepentingan teknis akibat dualisme di tubuh PSSI dan liga. Sementara Rahmad Darmawan seperti halnya Aji, hanya sebagai pelatih sementara hingga kemudian PSSI memilih Jacksen F. Tiago untuk diberi tanggung jawab guna mengembalikan rasa percaya masyarakat pada timnas setelah berbagai konflik yang mendera dan tentunya diberi target prestasi.

Dari Masa ke Masa, PSSI Suka Gonta Ganti Pelatih

Kebijakan yang kerap kali mengganti pelatih ini sejatinya bukan hal baru dalam sejarah sepak bola Indonesia. Dari tahun 1951 hingga 2013 ini setidaknya federasi sudah melakukan 44 pergantian pelatih. Sudah ada 37 pelatih yang pernah didaulat sebagai arsitek timnas Garuda.

Pergantian pelatih didasari dengan alasan demi perbaikan sepak bola Indonesia. Tapi, nyatanya tidak banyak prestasi bagus yang bisa ditorehkan oleh timnas.

Bahkan bisa dibilang PSSI sangat tidak sabar dalam membina sepak bola di negeri ini.

Dalam 62 tahun sudah melakukan 44 pergantian. Jelas jumlah yang sangat banyak. Seringnya setiap pelatih hanya diberi kesempatan dalam satu dua turnamen atau kompetisi saja hingga kemudian mereka akan didepak dari kursi pelatih timnas.

Bahkan karena konflik yang kerap melanda tubuh PSSI penunjukkan pelatih bisa sangat politis dan bisa saja belum sempat bertanding sang pelatih sudah dipecat, seperti dalam kasus Luis Manuel Blanco.

Hal seperti ini tidak terjadi di negara kompetitor Indonesia, seperti Singapura misalnya. Radojko Avramovich, pelatih asal Yugoslavia, sudah diberi kepercayaan melatih The Lions sejak tahun 2003 hingga Februari 2013 hingga akhirnya digantikan oleh Bernd Stange.

Avramovich, menurut Noh Alamshah, salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak tetepura, diberi kepercayaan penuh untuk melatih timnas Singapura. Tidak hanya itu Avramovich diberi kebebasan untuk mengembangkan sistemnya yang menjadi pondasi sepak bola modern di Singapura. Tidak hanya perbaikan di level timnas senior, tetapi juga di tingkat junior. Oleh karenanya, Singapura tidak pernah kekurangan pemain muda bagus yang siap menggantikan seniornya.

Hasilnya, Avramovich bisa membawa Singapura meraih tiga kali gelar juara Piala AFF (dulu Piala Tiger) pada tahun 2004, 2007, dan 2012.

Pelatih Paling Berprestasi

Dari sekian banyak pelatih yang pernah melatih timnas tentu akan muncul pertanyaan, siapa pelatih yang paling sukses membawa Garuda terbang tinggi?

Indonesia di sepak bola sebenarnya tidak sebagus prestasinya di bulutangkis. Tetapi, bagaimanapun ada beberapa catatan gemilang yang layak dibanggakan oleh masyarakat terhadap timnas sepak bolanya.

Di era kepemimpinan Antun “Tony” Pogacnik, pria asal Yugoslavia, Indonesia pernah begitu disegani di Asia. Dalam Asian Games 1954 dan 1958, Indonesia selalu berhasil melaju hingga semi final. Bahkan di Asian Games 1958, Indonesia berhasil meraih medali perunggu. Inilah prestasi terbaik Indonesia di ajang Asian Games hingga kini.

Di Asian Games, prestasi terbaik setelah perunggu 1958 adalah pencapaian ke semi final pada Asian Games 1986 saat timnas diasuh oleh Bertje Matulapelwa. Sayang dalam perebutan tempat ketiga, kita kalah dari Kuwait. Setelah ini, kita justru jarang mengikuti Asian Games dengan berbagai alasan, yang salah satunya adalah pertimbangan bahwa timnas akan kesulitan berprestasi jadi sebaiknya tidak berangkat karena akan membebani anggaran kontingen Asian Games.

Bertje Matulapelwa setelah keberhasilannya membawa Herry Kiswanto dkk melaju hingga semi final Asian Games tetap dipertahankan sebagai pelatih. Bertje menjawab kepercayaan dari PSSI dengan mengantarkan timnas untuk pertama kalinya meraih medali emas SEA Games 1987 yang digelar di Jakarta. Di final Indonesia mengalahkan musuh bebuyutannya, Malaysia, melalui gol tunggal Ribut Waidi.

Medali emas SEA Games kembali berhasil diperoleh pada SEA Games Manila 1991 saat timnas diasuh oleh Anatoly Polosin. Polosin merupakan pelatih asal Rusia yang terkenal dengan latihan fisiknya yang sangat berat yang kemudian mampu membentuk timnas yang berkarakter dan mampu mengalahkan setiap lawan karena mampu konsisten bermain bagus di sepanjang laga berkat fisik pemain yang mumpuni.

Setelah emas di SEA Games Manila, hingga kini timnas tidak berhasil lagi meraih medali emas. Paling banter timnas hanya mampu meraih medali perak seperti yang diperoleh dalam SEA Games Jakarta-Palembang 2011 lalu di mana timnas kalah adu penalti dari Malaysia. Akan menjadi tantangan dan beban berat bagi Rahmad Darmawan untuk bisa kembali meraih medali emas di Myanmar bulan Desember 2013 mendatang.

Di ajang Piala AFF, kejuaraan sepak bola negara-negara Asean, yang kita punya peluang besar untuk juara, sejak pertama kali diselenggarakan pada 1996 justru belum pernah sama sekali mengecap gelar juara. Paling bagus kita hanya meraih peringkat kedua yang diraih pada perhelatan tahun 2000, 2002, 2004, dan 2010.

Selebihnya, timnas hanya pernah menjadi juara kejuaraan tidak resmi yang kini sudah tidak pernah diselenggarakan seperti Piala Emas Aga Khan 1966, Piala Raja di Thailand pada tahun 1968, Merdeka Games di Malaysia 1969, Piala Anniversary 1972 dan lainnya.

Dilihat dari prestasinya jelas ada tiga nama yang layak masuk bursa sebagai pelatih terbaik Indonesia. Antun “Tony” Pogacnik, Bertje Matulapelwa dan Anatoly Polosin.

Bagi penulis pribadi dengan pertimbangan prestasi dan efek lain di luar hasil akhir, pilihan akan mengerucut pada dua nama di awal.

Tony Pogacnik selain berjaya di Asian Games tercatat pernah membawa Indonesia untuk pertama kali dan satu-satunya partisipasi di Olimpiade, yakni saat di Melbourne 1956. Prestasinya mampu menahan imbang Uni Soviet 0-0 yang kala itu merupakan salah satu timnas terbaik di dunia membuat laga itu terus direproduksi kisah heroiknya, walaupun di pertandingan ulangannya kita menyerah 0-4 akibat fisik yang sudah habis.

Satu lagi kelebihan Tony Pogacnik adalah karena dia mampu meletakkan dasar teknik bermain sepak bola yang benar di Indonesia. Dia juga percaya pada kemampuan pemain-pemain muda. Bisa dibilang Tony adalah salah satu bapak sepak bola Indonesia.

Senada dengan Tony Pogacnik, Bertje juga dikenal mampu melakukan regenerasi di tubuh timnas. Setelah berprestasi di Asian Games 1986, menjelang SEA Games 1987, Bertje melakukan perpindahan ban kapten dari tangan Herry Kiswanto kepada Ricky Yakobi yang baru berusia 23 tahun. Alasannya jelas untuk regenerasi pemain.

Sulit memang untuk memilih antara keduanya, jadi silakan pembaca menentukan sendiri siapa pelatih timnas yang paling berprestasi.

Daftar Pelatih Timnas Indonesia beserta prestasi

Periode 1951 - sampai sekarang

1. 1951-1953 >> Choo Seng Quee (Singapura)


Perempat final Asian Games 1951

2. 1954-1963 >> Antun "Tony" Pogacnik (Yugoslavia)



Peringkat 4 AG 1954, perempat final Olimpiade Melbourne 1956, peringkat tiga AG 1958, juara Piala Merdeka Malaysia 1961, fase grup AG 1962, juara Piala Merdeka Malaysia 1962

3. 1966-1970 >> E. A. Mangindaan
Perempat final AG 1966, Juara Piala Raja 1968, Runner-up Piala Raja 1969, Peringkat keempat Piala Raja 1970, Perempat final AG 1970
4. 1970 >> Endang Witarsa
tidak ada
5. 1971-1972 >> Djamiaat Dalhar
Peringkat keempat Piala Raja 1971
6.1972-1973 >> Endang Witarsa
Juara Piala Anniversary 1972, peringkat tiga subgrup kualifikasi Piala Dunia 1974
7. 1975-1976 >> Wiel Coerver (Belanda)



Peringkat dua kualifikasi Olimpiade 1976

8. 1977 >> Antun "Tony" Pogacnik (Yugoslavia)
Peringkat empat grup 1 kualifikasi PD 1978
9. 1977>> Suwardi Arland
Peringkat empat Sea Games 1977
10. 1979 >> Marek Janota (Polandia)
Juru kunci grup A Piala Kirin Jepang (gagal melaju ke semifinal)
11. 1979 >> Wiel Coerver (Belanda)



Runner up Sea Games 1979

12. 1980 >> Frans van Balkom (Belanda)
peringkat empat grup 2 kualifikasi Olimpiade 1980
13. 1980-1981 >> Harry Tjong
Runner up Piala Presiden (Seoul, Korsel), kualifikasi PD 1982 (tiga kali kalah dan satu kali imbang di grup A)
14. 1981 >> Endang Witarsa
Peringkat tiga Grup A kualifikasi PD 1982
15. 1981 >> Bernd Fischer (Jerman)
Peringkat tiga (perunggu) Sea Games 1981
16. 1983 >> Iswadi Idris
Gagal ke semifinal Sea Games 1983
17. 1983 >> M. Basri
Juru kunci grup 3 kualifikasi Olimpiade 1984
18. 1985 >> Sinyo Aliandoe
Juara subgrup kualifikasi PD 1986, kalah di final subgrup kualifikasi PD 1986, gagal ke semifinal Piala Kemerdekaan 1985
19. 1985 >> Harry Tjong
Peringkat empat Sea Games 1985
20. 1986-1988 >> Bertje Matulapelwa
Runner up Piala Kemerdekaan 1986, peringkat empat AG 1986, juara Piala Kemerdekaan 1987, juara Sea Games (medai emas) 1987, peringkat tiga grup 4 kualifikasi Piala Asia 1988, peringkat tiga Piala Kemerdekaan 1988
21. 1989 >> M. Basri
Peringkat tiga grup F kualifikasi PD 1990, peringkat tiga (Perunggu) Sea Games 1989
22. 1990-1992 >> Anatoly Polosin (Uni Soviet)
Runner up Piala Kemerdekaan 1990, juara Sea Games (medali emas) 1991, peringkat dua grup 5 kualifikasi Piala Asia 1992
23. 1992 >> Danurwindo
Peringkat empat fase grup Piala Kemerdekaan
24. 1992-1993 >> Ivan Toplak (Serbia-Montenegro)
Peringkat empat grup C kualifikasi Piala Dunia 1994, peringkat empat Sea Games 1993
25. 1994 >> Anatoly Polosin (Uni Soviet)
Semifinal Piala Kemerdekaan 1994
26. 1995 >> Romano Matte (Italia)
Gagal ke semifinal Sea Games 1995
27. 1996 >> Danurwindo
Maju ke putaran final Piala Asia 1996 (juara grup kualifikasi), peringkat tiga Piala Tiger 1996, fase grup Piala Asia 1996
28. 1997 >> Henk Wullems (Belanda)
Peringkat tiga grup 5 kualifikasi PD 1998, runner up (Perak) Sea Games 1997
29. 1998 >> Rusdy Bahalwan
Peringkat tiga Piala Tiger 1998
30. 1999 >> Bernard Schumm (Jerman)
Peringkat tiga (perunggu) Sea Games 1999
31. 1999-2000 >> Nandar Iskandar
Maju ke putaran final Piala Asia 2000 (juara grup 7 kualifikasi), juara Piala Kemerdekaan 2000, fase grup Piala Asia 2000
32. 2000 >> Dananjaya (caretaker)



Runner up Piala Tiger 2000

33. 2001 >> Benny Dollo



Peringkat dua grup 9 kualifikasi Piala Dunia 2002

34. 2002-2004 >> Ivan Kolev (Bulgaria)



Runner up Piala Tiger 2002, maju ke putaran final Piala Asia 2004 (peringkat dua grup kualifikasi), fase grup Piala Asia 2004

35. 2004-2007 >> Peter White (Inggris)



Preingkat tiga grup 8 kualifikasi PD 2006, runner up Piala Tiger 2004, gagal ke semifinal Piala AFF 2007

36. 2007 >> Ivan Kolev (Bulgaria)



Fase grup Piala Asia 2007, tersingkir di babak II kualifikasi PD 2010 (kalah agregat 1-11 dari Suriah)

37. 2008-2010 >> Benny Dollo



Juara Piala Kemerdekaan 2008, semifinal Piala AFF 2008, gagal ke putaran final Piala Asia 2011 (juru kunci grup B kualifikasi)

38. 2010 >> Alfred Riedl (Austria)



Runner up Piala AFF 2010

39. 2011 >> Wilhelmus Rijsbergen (Belanda)



Maju ke babak III kualifikasi PD 2014 (menang agregat 5-4 atas Turkmenistan), juru kunci grup E babak III kualfikasi PD 2014

40. 2012 >> Aji Santoso (caretaker)



kalah 0-10 dari Bahrain pada laga terakhir Grup E babak III kualifikasi Piala Dunia 2014

41. 2012-2013 >> Nilmaizar



Semifinal Piala Palestina 2012, Runerr up Piala SCTV 2012, gagal ke semifinal Piala AFF 2012, kalah 0-1 dari Irak pada grup C kualifikasi Piala Asia 2015

42. 2013 >> Luis Manuel Blanco (Argentina)



tidak ada..

43. 2013 >> Rahmad Darmawan (caretaker)



kalah 1-2 dari Arab Saudi pada grup C kualfikasi Piala Asia 2015

44. 2013 >> Jacksen F. Tiago




Sekian gan Thread dari ane, semoga menambah wawasan kita semua, maaf Threadnya berantakan... sumber : [url]http://id.olahraga.yahoo.comS E N S O Rarena/siapa-pelatih-timnas-yang-paling-berprestasi---115416411.html[/url]
Diubah oleh 1ny14ks4s3x 25-10-2013 06:13
0
4.7K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan