- Beranda
- Komunitas
- Games
- Can You Solve This Game?
Riddles in the Dark
TS
adithellman
Riddles in the Dark
Quote:
"Permainan ?!" Seru Gollum girang. Matanya melebar dan tubuhnya menegak. Kemudian dia melompat ke atas batu yang berada tepat di depan Bilbo. "Oh, kami suka permainan, Benar begitu kan, my precious?" katanya meminta pendapat. Bukan kepada Bilbo, tapi kepada dirinya yang satu lagi, yang berada di lubuk hatinya yang paling gelap.
"Apa dia suka permainan? Apa dia suka? Apa dia mau bermain?"
Bilbo mengerutkan alisnya, tidak paham dengan kelakuan ganjil makhluk di hadapannya tersebut. "Mungkin."
Gollum sejenak berpikir. Ketika mulutnya hendak mengucapkan sebuah kata, mendadak dia menelannya kembali dan menimbang-nimbang lagi perkataannya. Matanya menerawang ke atas ,lalu ke bawah, dan memandang hobbit calon santapannya itu.
"Apa yang memiliki kaki tapi tak terlihat. Lebih tinggi dari pepohonan hingga menembus awan. Tapi tak pernah tumbuh sama sekali."
"Gunung?" sahut Bilbo spontan.
"Ya, ya," Gollum tertawa terkekeh-kekeh, kemudian ia melanjutkan, "Oh, mari bermain lagi. Ya! Lakukan lagi, tanyai kami. Tidak!" bentaknya kepada diri sendiri. Sepertinya Gollum yang satunya lagi tidak setuju dengan ide itu.
"Tak ada teka - teki lagi. Habisi dia, habisi dia sekarang!"
"Tidak! Tidak! Tidak!" sergah Bilbo seraya melangkah mundur. "Tidak, aku sungguh ingin bermain. Aku bisa melihat..," menelan ludah, "kau sangat ahli dalam hal ini. Jadi mengapa kita tidak...bermain teka - teki saja...ya?" ucap Bilbo terputus-putus.
"Hanya kau," sahut Gollum sambil menunjuk ke arah Bilbo, lalu ganti menunjuk dadanya, "dan aku?"
"Ya, ya, hanya kita."
"Ya, ya."
"Dan jika aku menang, kau tunjukkan jalan keluarnya. Setuju?"
"Ya, ya. Dan jika kau kalah, lalu apa?" tiba-tiba suara Gollum berubah dengan suara yang hampir mirip dengan desisan, berikut kepribadiannya. "Jika dia kalah, my precious, kita makan dia. Jika Baggins kalah, kita makan bulat- bulat."
Baggins mengerlingkan matanya. "Cukup adil."
"Baggins mulai duluan," kata Gollum.
"Tiga puluh kuda putih, di atas bukit merah. Mulanya mereka memamah, lalu mengunyah. Lalu berdiri diam tak berubah."
"Gigi? Gigi! Oh ya, my precious!" Gollum tertawa terbahak-bahak dan menepuk lututnya berulang kali. "Tapi kita hanya punya sembilan," ujarnya sambil memamerkan deretan giginya yang jarang-jarang, runcing, dan kekuningan itu.
"Sekarang giliran kami."
"Apa dia suka permainan? Apa dia suka? Apa dia mau bermain?"
Bilbo mengerutkan alisnya, tidak paham dengan kelakuan ganjil makhluk di hadapannya tersebut. "Mungkin."
Gollum sejenak berpikir. Ketika mulutnya hendak mengucapkan sebuah kata, mendadak dia menelannya kembali dan menimbang-nimbang lagi perkataannya. Matanya menerawang ke atas ,lalu ke bawah, dan memandang hobbit calon santapannya itu.
"Apa yang memiliki kaki tapi tak terlihat. Lebih tinggi dari pepohonan hingga menembus awan. Tapi tak pernah tumbuh sama sekali."
"Gunung?" sahut Bilbo spontan.
"Ya, ya," Gollum tertawa terkekeh-kekeh, kemudian ia melanjutkan, "Oh, mari bermain lagi. Ya! Lakukan lagi, tanyai kami. Tidak!" bentaknya kepada diri sendiri. Sepertinya Gollum yang satunya lagi tidak setuju dengan ide itu.
"Tak ada teka - teki lagi. Habisi dia, habisi dia sekarang!"
"Tidak! Tidak! Tidak!" sergah Bilbo seraya melangkah mundur. "Tidak, aku sungguh ingin bermain. Aku bisa melihat..," menelan ludah, "kau sangat ahli dalam hal ini. Jadi mengapa kita tidak...bermain teka - teki saja...ya?" ucap Bilbo terputus-putus.
"Hanya kau," sahut Gollum sambil menunjuk ke arah Bilbo, lalu ganti menunjuk dadanya, "dan aku?"
"Ya, ya, hanya kita."
"Ya, ya."
"Dan jika aku menang, kau tunjukkan jalan keluarnya. Setuju?"
"Ya, ya. Dan jika kau kalah, lalu apa?" tiba-tiba suara Gollum berubah dengan suara yang hampir mirip dengan desisan, berikut kepribadiannya. "Jika dia kalah, my precious, kita makan dia. Jika Baggins kalah, kita makan bulat- bulat."
Baggins mengerlingkan matanya. "Cukup adil."
"Baggins mulai duluan," kata Gollum.
"Tiga puluh kuda putih, di atas bukit merah. Mulanya mereka memamah, lalu mengunyah. Lalu berdiri diam tak berubah."
"Gigi? Gigi! Oh ya, my precious!" Gollum tertawa terbahak-bahak dan menepuk lututnya berulang kali. "Tapi kita hanya punya sembilan," ujarnya sambil memamerkan deretan giginya yang jarang-jarang, runcing, dan kekuningan itu.
"Sekarang giliran kami."
0
6.2K
Kutip
76
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan