Sekolah Full Dantuk Anak-anak (Pro dan Kontra Masuk)
TS
kopi.lanang
Sekolah Full Dantuk Anak-anak (Pro dan Kontra Masuk)
Spoiler for Bukti no REPSOL gan:
Full day school merupakan sebutan untuk sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran selama sehari penuh layaknya waktu seorang pekerja. Sekolah tersebut menerapkan kurang lebih 8 jam belajar dalam sehari, yakni mulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 15.30 WIB. Selain materi pelajaran sebagaimana yang telah ditetapkan departemen pendidikan nasional, para siswa juga dibekali pendidikan akhlak dan keterampilan hidup (life skill). Harapannya tidak lain adalah kelak di kehidupan yang nyata, mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi sesamanya dengan menerapkan ilmu pengetahuan, budi pekerti, dan bagaimana menjadi sosok sosial yang baik.
ilustrasi nih gan
Spoiler for Kelebihannya nih gan:
Banyak keuntungan yang bisa diraih ketika seorang anak belajar di full day school. Dari pihak siswa, selain mempunyai kepandaian secara materi layaknya siswa dari sekolah yang non full day school, dia juga mendapatkan materi serta praktik sekaligus dalam hal agama dan budi pekerti lainnya, serta mendapatkan berbagai keterampilan-keterampilan yang mungkin tidak didapati dari sekolah konvensional misalnya kewirausahaan, kepribadian dan lain sebagainya. Orang tua yang mempunyai pekerjaan di luar rumah dan waktu bekerja dari pagi sampai sore, sangat terbantu dengan adanya sekolah ini. Kerja OK, anak jalan. Maksudnya, pekerjaan dapat mereka tekuni dengan baik tanpa mengurangi hak anak untuk memperoleh pendidikan yang baik. Jika di sekolah konvensional yang menerapkan jam sampai siang, anak-anak dengan bebas berkeliaran tanpa pengawasan yang baik dari orang tua. Sedangkan jika di full day school, anak-anak pulang sore berbarengan dengan waktu orang tua pulang kerja. Pagi ketika berangkat kerja, sekalian mengantar anak ke sekolah. Sorenya ketika pulang kerja, sekalian menjemput anak dari sekolah.
Spoiler for Kekurangannya Gan:
erbagai kelebihan yang telah penulis ungkap di atas, ternyata sekolah dengan sistem ini pun memiliki beberapa kekurangan. Bermain merupakan kodrati setiap anak, bahkan menjadi kebutuhan rohani setiap individu. Bagi siswa, sekolah yang sampai sehari penuh mengurangi waktu mereka untuk bermain dan menyosialisasikan pribadi mereka. Ketika sampai di rumah sudah sore, badan capek, sehingga tidak sempat berkunjung ke rumah teman untuk bermain. Hal tersebut mengakibatkan kurang terlatihnya jiwa sosial terhadap lingkungan rumahnya, karena teman yang dimilikinya hanyalah teman di sekolah. Selain itu, mereka kurang tanggap terhadap lingkungan. Setelah pulang dan sampai di rumah, jarang keluar rumah. Jika keluarpun, jauh dari lingkungan rumah. Mungkin rumah pak RT pun mereka tidak tahu.
Spoiler for Lagi gan:
Anak cenderung kurang bisa mandiri. Hal ini banyak dialami oleh siswa yang berstatus anak tunggal dan orang tuanya sibuk bekerja. Mereka akan cenderung susah merasakan perjuangan, setia kawan, karena memang apa pun yang diminta pasti diperoleh dengan mudah. Hal tersebut mengakibatkan anak akan selalu “nggampangke” terhadap sesuatu dan kurang bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Buruknya, hal tersebut terus dilakoni sampai pada jenjang kehidupan selanjutnya, kuliah, bekerja, dan seterusnya. Jika anak memiliki komunitas yang seusia dengannya, dia akan terlatih kemandiriannya. Contoh, dia akan malu diejek temannya karena kamarnya tidak rapi, sehingga mau tidak mau dia harus belajar menata kamarnya.
Kalo agan and sista pilih mana? full day school apa yang biasa aje?, kalo ane jelas pilih yang biasa gan, soalnya bagi ane interkasi dengan lingkungan dan orang di rumah itu juga penting, gak kalah penting dari pendidikan formal gan
Budayakan komeng ganteng ya gan, demi kemajuan bangsa tercinta