- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menapaki Jejak CUT NYAK DIEN di Tanah SUMEDANG


TS
ihaem46
Menapaki Jejak CUT NYAK DIEN di Tanah SUMEDANG

Quote:
Sumedang, kota kecil di Jawa Barat ini, secara geografis sangat jauh dari Aceh. Namun, dua daerah yang berbeda pulau dan budaya tersebut memiliki satu pengikat kuat, yakni kenangan atas perempuan perkasa bernama Cut Nyak Dien.
Nama Cut Nyak Dien memang tidak bisa lepas dari Aceh. Namun, mungkin tidak banyak yang tahu kalau pahlawan nasional itu sebenarnya juga sangat dekat dengan masyarakat Sumedang. Di Kota Tahu inilah Cut Nyak Dien menghabiskan tahun-tahun terakhir, wafat, lalu dimakamkan.
Belum tersedianya akses dan alat transportasi yang memadai pada saat itu membuat perjalanan Cut Nyak Dien dari Aceh ke Sumedang makan waktu sekitar enam bulan. Belanda pun seperti menutup informasi kepada khalayak tentang siapa Cut Nyak Dien.
DI SUMEDANG tak banyak orang tahu perempuan ini. Tua renta dan bermata rabun. Pakaiannya lusuh, dan hanya itu saja yang melekat di tubuhnya. Sebuah tasbih tak lepas dari tangannya, juga sebuah periuk nasi dari tanah liat. Dia datang ke Sumedang bersama dua pengikutnya sebagai tahanan politik Belanda, yang ingin mengasingkannya dari medan perjuangannya di Aceh pada 11 Desember 1906.Perempuan tua itu lalu dititipkan kepada Bupati Sumedang Pangeran Aria Suriaatmaja, yang digelari Pangeran Makkah. Melihat perempuan yang amat taat beragama itu, Bupati tak menempatkannya di penjara, tetapi di rumah H. Ilyas, seorang tokoh agama, di belakang Kaum (masjid besar Sumedang). Di rumah itulah perempuan itu tinggal dan dirawat.
Pangeran Aria Suria Atmaja memberinya nama Ibu Prabu. Tak dapat dipungkiri bahwa peranan ibu Prabu terhadap masyarakat sumedang khususnya kaum wanita dalam pendidikan agama begitu besar.
Sebagai tahanan politik, perempuan yang kemudian oleh masyarakat digelari ibu Prabu (Ratu) itu, jarang keluar rumah. Tapi banyak sekali ibu dan anak setempat yang datang mengunjunginya, untuk belajar mengaji meskipun dalam keadaan mata yang sudah rabun karena banyak sekali ayat suci yang dihafalnya. Kegiatan lain selain mengajar mengaji hanyalah berdzikir dan beribadah di sebuah ruangan yang tidak terlalu luas. Ia terus bertaqarrub kepada Sang Pencipta serta menikmatinya, seolah meninggalkan keinginan duniawi.
Di antara mereka yang datang banyak membawakan makanan atau pakaian, selain karena mereka menaruh hormat dan simpati yang besar, juga karena Ibu Perbu tak bersedia menerima apapun yang diberikan oleh Belanda.
Keadaan ini terus berlangsung hingga 6 November 1908, saat Ibu Perbu meninggal dunia. Dimakamkan secara hormat di Gunung Puyuh, sebuah komplek pemakaman para bangsawan pangeran Sumedang, tak jauh dari pusat kota Sumedang. Sampai wafatnya, masyarakat Sumedang belum tahu siapa sesungguhnya perempuan yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat itu, bahkan hingga kemerdekaan Indonesia.
makam Cut Nyak Dien baru ditemukan pada tahun 1959 atas permintaan Gurbenur Aceh Ali Hasan. Pencarian dilakukan berdasarkan data yang ditemukan di Belanda berdasarkan Surat Keputusan No. 23 (Kolonial Verslag 1907:12). Dari sinilah masyarakat baru mengetahui setelah bertahun-tahun bahwa Ibu Prabu yang mereka kenal adalah pahlawan wanita dari Aceh
REMBUS:
http://www[dot]brothers-g[dot]com/2010/11/melongok-makam-cut-nyak-dien.html
http://ariesmunandi[dot]blogspot[dot]com/2012/12/cut-nyak-dien-cerita-pengasingannya-di.html
http://paguyuban-onlen[dot]blogspot[dot]com/2012/07/cut-nyak-dien-dalam-pengasingannya-di.html
Nama Cut Nyak Dien memang tidak bisa lepas dari Aceh. Namun, mungkin tidak banyak yang tahu kalau pahlawan nasional itu sebenarnya juga sangat dekat dengan masyarakat Sumedang. Di Kota Tahu inilah Cut Nyak Dien menghabiskan tahun-tahun terakhir, wafat, lalu dimakamkan.
Belum tersedianya akses dan alat transportasi yang memadai pada saat itu membuat perjalanan Cut Nyak Dien dari Aceh ke Sumedang makan waktu sekitar enam bulan. Belanda pun seperti menutup informasi kepada khalayak tentang siapa Cut Nyak Dien.
DI SUMEDANG tak banyak orang tahu perempuan ini. Tua renta dan bermata rabun. Pakaiannya lusuh, dan hanya itu saja yang melekat di tubuhnya. Sebuah tasbih tak lepas dari tangannya, juga sebuah periuk nasi dari tanah liat. Dia datang ke Sumedang bersama dua pengikutnya sebagai tahanan politik Belanda, yang ingin mengasingkannya dari medan perjuangannya di Aceh pada 11 Desember 1906.Perempuan tua itu lalu dititipkan kepada Bupati Sumedang Pangeran Aria Suriaatmaja, yang digelari Pangeran Makkah. Melihat perempuan yang amat taat beragama itu, Bupati tak menempatkannya di penjara, tetapi di rumah H. Ilyas, seorang tokoh agama, di belakang Kaum (masjid besar Sumedang). Di rumah itulah perempuan itu tinggal dan dirawat.
Pangeran Aria Suria Atmaja memberinya nama Ibu Prabu. Tak dapat dipungkiri bahwa peranan ibu Prabu terhadap masyarakat sumedang khususnya kaum wanita dalam pendidikan agama begitu besar.
Sebagai tahanan politik, perempuan yang kemudian oleh masyarakat digelari ibu Prabu (Ratu) itu, jarang keluar rumah. Tapi banyak sekali ibu dan anak setempat yang datang mengunjunginya, untuk belajar mengaji meskipun dalam keadaan mata yang sudah rabun karena banyak sekali ayat suci yang dihafalnya. Kegiatan lain selain mengajar mengaji hanyalah berdzikir dan beribadah di sebuah ruangan yang tidak terlalu luas. Ia terus bertaqarrub kepada Sang Pencipta serta menikmatinya, seolah meninggalkan keinginan duniawi.
Di antara mereka yang datang banyak membawakan makanan atau pakaian, selain karena mereka menaruh hormat dan simpati yang besar, juga karena Ibu Perbu tak bersedia menerima apapun yang diberikan oleh Belanda.
Keadaan ini terus berlangsung hingga 6 November 1908, saat Ibu Perbu meninggal dunia. Dimakamkan secara hormat di Gunung Puyuh, sebuah komplek pemakaman para bangsawan pangeran Sumedang, tak jauh dari pusat kota Sumedang. Sampai wafatnya, masyarakat Sumedang belum tahu siapa sesungguhnya perempuan yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat itu, bahkan hingga kemerdekaan Indonesia.
makam Cut Nyak Dien baru ditemukan pada tahun 1959 atas permintaan Gurbenur Aceh Ali Hasan. Pencarian dilakukan berdasarkan data yang ditemukan di Belanda berdasarkan Surat Keputusan No. 23 (Kolonial Verslag 1907:12). Dari sinilah masyarakat baru mengetahui setelah bertahun-tahun bahwa Ibu Prabu yang mereka kenal adalah pahlawan wanita dari Aceh
Spoiler for Sesuatu yang menarik KATA Pa NANA,KUNCEN:
ia mencatat ada "keanehan" di makam Cut Nyak Dien. "Di sini jarang ada tanaman bunga. Namun, sesekali tercium bau harum. Bukan hanya saya yang mengalami, kadang ada juga tamu-tamu yang mencium bau harum itu," ungkapnya.
Kenangan khusus Nana adalah saat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masih memilih jalan senjata. Sepanjang bertugas, ia banyak menemui anggota GAM berziarah. Ia bisa mengenali mereka dari obrolan atau pesan di buku tamu. "Saya sampai sering ditanya-tanya tentara," katanya.
Sebaliknya, banyak juga anggota TNI yang akan bertugas ke Aceh berziarah dulu ke makam ini. "Lucu dan membingungkan. Namun, saya hanya yakin bahwa Cut Nyak Dien berjuang untuk perdamaian," kata Nana.
Kenangan khusus Nana adalah saat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masih memilih jalan senjata. Sepanjang bertugas, ia banyak menemui anggota GAM berziarah. Ia bisa mengenali mereka dari obrolan atau pesan di buku tamu. "Saya sampai sering ditanya-tanya tentara," katanya.
Sebaliknya, banyak juga anggota TNI yang akan bertugas ke Aceh berziarah dulu ke makam ini. "Lucu dan membingungkan. Namun, saya hanya yakin bahwa Cut Nyak Dien berjuang untuk perdamaian," kata Nana.
REMBUS:
http://www[dot]brothers-g[dot]com/2010/11/melongok-makam-cut-nyak-dien.html
http://ariesmunandi[dot]blogspot[dot]com/2012/12/cut-nyak-dien-cerita-pengasingannya-di.html
http://paguyuban-onlen[dot]blogspot[dot]com/2012/07/cut-nyak-dien-dalam-pengasingannya-di.html
Spoiler for Galeri:
Spoiler for semasa renta:

Spoiler for rumah:

Spoiler for makam:

Nah gan itu salah satu Jejak Sejarah di Tanah Sumedang. Kalo sempet dan berkenan silakan baca juga jejak yang satunya lagi tentang SEJARAH DI TANAH SUMEDANG
Spoiler for Jejak satunya lagi:
Semoga bermanfaat bagi Agan2 Semua
biasa gan abis baca

SUMEDANG TANDANG NYANDANG KAHAYAHG
0
2.7K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan