- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Meriam "PORNO" di Museum Jakarta dan Maknanya (Masuk gan)


TS
megareservoir
Meriam "PORNO" di Museum Jakarta dan Maknanya (Masuk gan)
Meriam "PORNO" di Museum Jakarta dan Maknanya




Quote:
Museum Sejarah Jakarta, sejak dibuka secara resmi oleh mantan Gubernur Ali Sadikin, 30 Maret 1974. Dari sepuluh museum yang dimiliki Pemda DKI Jakarta, setiap museum memiliki koleksi yang dapat diunggulkan sebagai koleksi masterpiece. Seolah-olah menjadi IKON. Sebagai contoh, Museum Sejarah Jakarta menjadi menarik karena terdapat meriam Si Jagur yang ditempatkan di bagian halaman museum tersebut. Sehingga tiap pengunjung yang melintas disana, pandangannya segera tertumbuk pada sosok meriam kuno yang lubang moncongnya menganga ke arah depan.
Tak hanya moncongnya, yang dulu menyemburkan peluru secara dahsyat. Tetapi juga bagian belakang meriam itu justru yang lebih banyak diamati oleh pengunjung. Kenapa ? Karena bentuknya yang unik. Bagian belakang meriam itu berbentuk tangan mengepal dengan ibu jari dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Sehingga terkesan membentuk sosok yang porno. Menilik bentuknya, selintas seperti lingga atau penis pria yang tengah menerobos pintu alat vital wanita. Ini sebuah perlambang kesuburan. Jadi bukan termasuk kategori tontonan yang menunjukan sosok porno.
Perjalanan panjang Si Jagur
Keberadaan meriam Si Jagur di Indonesia sudah lama dikenal masyarakat secara luas. Selain bentuknya yang unik, juga lika-liku perjalanan panjang dan sejarah Si Jagur membuat tiap orang kepingin tahu asal-usulnya. Sejarah mencatat bahwa meriam kuno yang disebut Si Jagur ini dibuat oleh MT Bocarro di Macao sebagai peralatan tempur. Kemudian diangkut ke Malaka untuk memperkuat benteng Portugis di Malaka. Ketika Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641, meriam Si Jagur diangkut ke Batavia. Niatnya untuk memperkuat pertahanan Batavia dari ancaman musuh. Andaikata meriam Si Jagur itu manusia/prajurit tempur, pastilah dia sudah berpangkat jenderal. Sebab meriam ini diutamakan guna menghancurkan pertahanan musuh. Dan jatuh-bangun di medan perang dengan memuntahkan ratusan bahkan ribuan peluru yang dapat membumi hanguskan lawan.
Pada punggung belakang meriam ini tertera tulisan bahasa latin EX ME IPSA RENATA SUM yang terjemahan bebasnya adalah DARI DIRIKU SENDIRI AKU LAHIR KEMBALI. Atau bisa ditafsirkan juga bahwa meriam Si Jagur dilebur dari meriam-meriam kecil yang jumlahnya 16 buah. Terbuat dari logam besi berukuran panjang 380 cm. Panjang tangan di bagian belakang yang banyak menarik perhatian sekitar 41 cm. Lingkar tangan belakang 60 cm, diameter moncong meriam bagian depan 39 cm (bagian dalam) dan 50 cm (keluar) lingkar moncong meriam 158 cm, lingkar badan meriam terkecil 122 cm, lingkar badan meriam terbesar 206 cm, lebar badan meriam 100 cm. Berat meriam 7000 pound atau 3,5 ton. Nomor seri 27012.
Teman Akrab Orang Pasar
Meriam Si Jagur yang semula tersimpan di Musium Nasional, jalan Medan Mereka Barat, Jakarta Pusat. Kemudian dipindahkan untuk dipajang di depan halaman luar Museum Sejarah Jakarta, jalan Fatahillah Jakarta Kota. Letaknya persis di depan Kantor Pos Jakarta Kota, tempat para pedagang pakaian dan barang kelontong lainnya disekitar Kantor Pos. Sehingga masyarakat sekelilingnya mengenal betul sosok Si Jagur yang unik. Meriam tersebut tergeletak di bawah udara terbuka. Bila terik matahari memancarkan sinarnya, tubuh meriam itu sedikit memuai seolah menggelembung karena kepanasan. Bila turun hujan, maka badan meriam itu terasa dingin dan mengkilat. Namun karena letaknya dekat dengan keramaian pasar, maka orang-orang pasar sekaligus merasa lebih dekat dan akrab. Seringkali anak-anak disekeliling pasar pun bermain-main disitu. Orang tuanya kerapkali menjemur pakaian di badan Si Jagur. Bahkan Si Jagur menjadi teman pelepas lelah. Bila seorang tua duduk sambil mengurut-urut kakinya yang pegal dan ditempelkan di badan meriam terasa nikmat dan sejuk Seolah terjalin komunikasi antara manusia dengan meriam yang bisu tapi magis
Suatu ketika masyarakat pasar Kota Intan terkejut dan terheran-heran lantaran sosok Si Jagur yang akrab itu menghilang dari tempatnya. Iya, betul Si Jagur hilang entah kemana. Dan semua orang di dekat itu merasa sedih karena tak lagi dapat melihat si Jagur yang sehari-harinya menjadi teman bisu. Pupus sudah simbol keakraban yang selama ini lekat di dada dan kosong dari pandangan mata.
Rupanya meriam Si Jagur yang menyimpan sejarah panjang itu dipindahkan ke halaman dalam di depan Museum Sejarah Jakarta. Tak jauh dari Kantor Pos yang ramai dengan para pedagang. Keberadaannya di luar halaman Museum dan terlalu dekat dengan pasar dianggap kurang menguntungkan. Sehingga harus dipindahkan ke halaman bagian dalam dekat pintu masuk Museum. Tepatnya tanggal 22 Nopember 2002 malam bulan Ramadhan. Pemindahan dilakukan malam hari seusai sholat tarawih Sehingga masyarakat sekitar pasar tidak mengetahui. Dipindahkannya meriam Si Jagur di halaman dalam memungkinkan pengunjung dengan mudah menatap sosok Si Jagur.
Tetapi alasan pihak Museum Sejarah Jakarta memindahkan meriam Si Jagur dari dekat pasar ke dalam halaman adalah karena tiket alias finansial. Selain alasan utamanya adalah agar koleksi unggulan ini dapat terpantau dan terawat lebih baik.
Membawa Berkah dan Kehamilan ?
Sebagian masyarakat terlanjur percaya bahwa kepalan ibu jari yang dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah Si Jagur itu lambang kesuburan. Bagi wanita yang bersuami tetapi belum punya anak, maka khasiat meriam Si Jagur diyakini bisa memberikan berkah kehamilan. Pernah terjadi seorang wanita cantik disertai suami dan kerabatnya menghampiri badan meriam. Wanita itu membuka sedikit bagian bajunya sehingga perutnya bisa bersentuhan langsung dengan badan meriam khususnya pada bagian belakang ‘Mano In Fica’ simbol pertemuan jantan dan betina untuk memperoleh kehamilan. Perut wanita itu digosok-gosokan disitu. Aneh juga dalam kehidupan modern masih ada sebagian masyarakat yang percaya dengan mistik. Inilah salah satu daya tarik meriam Si Jagur bagai magnet yang menarik masyarakat datang untuk membuktikan kebenarannya. Apa benar perempuan bisa hamil dengan cara menyentuh dan menggiosok-gosokan perurtnya pada bagian belakang yang betuliskan ‘Mano In Fica’? Terserah, boleh percaya atau tidak. Bagi orang beriman pasti tidak akan percaya, tapi bagi mereka yang suka mistik entah apa jadinya
Beberapa waktu yang lalu koran Fajar Banten memuat berita bahwa anggota DPRD propinsi Banten datang ke Pemda DKI Jakarta untuk membicarakan perundingan. Antara lain untruk membicarakan persandingan antara meriam Si Jagur dengan meriam Ki Amuk akan mendatangkan kemakmuran bagi priopinsi Banten. Dengan kata lain meriam Si Jagur ingin dipinjam oleh Pemda Banten untuk disandingkan dengan meriam Ki Amuk yang ditempatkan di Museum Banten di Karangantu Banten Lama. Kenapa bukan meriam Ki Amuk yang dipinjamkan ke Jakarta sehingga masyarakat Jakarta akan lebih makmur. Percayakan pembaca ? ***
Tak hanya moncongnya, yang dulu menyemburkan peluru secara dahsyat. Tetapi juga bagian belakang meriam itu justru yang lebih banyak diamati oleh pengunjung. Kenapa ? Karena bentuknya yang unik. Bagian belakang meriam itu berbentuk tangan mengepal dengan ibu jari dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Sehingga terkesan membentuk sosok yang porno. Menilik bentuknya, selintas seperti lingga atau penis pria yang tengah menerobos pintu alat vital wanita. Ini sebuah perlambang kesuburan. Jadi bukan termasuk kategori tontonan yang menunjukan sosok porno.
Perjalanan panjang Si Jagur
Keberadaan meriam Si Jagur di Indonesia sudah lama dikenal masyarakat secara luas. Selain bentuknya yang unik, juga lika-liku perjalanan panjang dan sejarah Si Jagur membuat tiap orang kepingin tahu asal-usulnya. Sejarah mencatat bahwa meriam kuno yang disebut Si Jagur ini dibuat oleh MT Bocarro di Macao sebagai peralatan tempur. Kemudian diangkut ke Malaka untuk memperkuat benteng Portugis di Malaka. Ketika Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641, meriam Si Jagur diangkut ke Batavia. Niatnya untuk memperkuat pertahanan Batavia dari ancaman musuh. Andaikata meriam Si Jagur itu manusia/prajurit tempur, pastilah dia sudah berpangkat jenderal. Sebab meriam ini diutamakan guna menghancurkan pertahanan musuh. Dan jatuh-bangun di medan perang dengan memuntahkan ratusan bahkan ribuan peluru yang dapat membumi hanguskan lawan.
Pada punggung belakang meriam ini tertera tulisan bahasa latin EX ME IPSA RENATA SUM yang terjemahan bebasnya adalah DARI DIRIKU SENDIRI AKU LAHIR KEMBALI. Atau bisa ditafsirkan juga bahwa meriam Si Jagur dilebur dari meriam-meriam kecil yang jumlahnya 16 buah. Terbuat dari logam besi berukuran panjang 380 cm. Panjang tangan di bagian belakang yang banyak menarik perhatian sekitar 41 cm. Lingkar tangan belakang 60 cm, diameter moncong meriam bagian depan 39 cm (bagian dalam) dan 50 cm (keluar) lingkar moncong meriam 158 cm, lingkar badan meriam terkecil 122 cm, lingkar badan meriam terbesar 206 cm, lebar badan meriam 100 cm. Berat meriam 7000 pound atau 3,5 ton. Nomor seri 27012.
Teman Akrab Orang Pasar
Meriam Si Jagur yang semula tersimpan di Musium Nasional, jalan Medan Mereka Barat, Jakarta Pusat. Kemudian dipindahkan untuk dipajang di depan halaman luar Museum Sejarah Jakarta, jalan Fatahillah Jakarta Kota. Letaknya persis di depan Kantor Pos Jakarta Kota, tempat para pedagang pakaian dan barang kelontong lainnya disekitar Kantor Pos. Sehingga masyarakat sekelilingnya mengenal betul sosok Si Jagur yang unik. Meriam tersebut tergeletak di bawah udara terbuka. Bila terik matahari memancarkan sinarnya, tubuh meriam itu sedikit memuai seolah menggelembung karena kepanasan. Bila turun hujan, maka badan meriam itu terasa dingin dan mengkilat. Namun karena letaknya dekat dengan keramaian pasar, maka orang-orang pasar sekaligus merasa lebih dekat dan akrab. Seringkali anak-anak disekeliling pasar pun bermain-main disitu. Orang tuanya kerapkali menjemur pakaian di badan Si Jagur. Bahkan Si Jagur menjadi teman pelepas lelah. Bila seorang tua duduk sambil mengurut-urut kakinya yang pegal dan ditempelkan di badan meriam terasa nikmat dan sejuk Seolah terjalin komunikasi antara manusia dengan meriam yang bisu tapi magis
Suatu ketika masyarakat pasar Kota Intan terkejut dan terheran-heran lantaran sosok Si Jagur yang akrab itu menghilang dari tempatnya. Iya, betul Si Jagur hilang entah kemana. Dan semua orang di dekat itu merasa sedih karena tak lagi dapat melihat si Jagur yang sehari-harinya menjadi teman bisu. Pupus sudah simbol keakraban yang selama ini lekat di dada dan kosong dari pandangan mata.
Rupanya meriam Si Jagur yang menyimpan sejarah panjang itu dipindahkan ke halaman dalam di depan Museum Sejarah Jakarta. Tak jauh dari Kantor Pos yang ramai dengan para pedagang. Keberadaannya di luar halaman Museum dan terlalu dekat dengan pasar dianggap kurang menguntungkan. Sehingga harus dipindahkan ke halaman bagian dalam dekat pintu masuk Museum. Tepatnya tanggal 22 Nopember 2002 malam bulan Ramadhan. Pemindahan dilakukan malam hari seusai sholat tarawih Sehingga masyarakat sekitar pasar tidak mengetahui. Dipindahkannya meriam Si Jagur di halaman dalam memungkinkan pengunjung dengan mudah menatap sosok Si Jagur.
Tetapi alasan pihak Museum Sejarah Jakarta memindahkan meriam Si Jagur dari dekat pasar ke dalam halaman adalah karena tiket alias finansial. Selain alasan utamanya adalah agar koleksi unggulan ini dapat terpantau dan terawat lebih baik.
Membawa Berkah dan Kehamilan ?
Sebagian masyarakat terlanjur percaya bahwa kepalan ibu jari yang dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah Si Jagur itu lambang kesuburan. Bagi wanita yang bersuami tetapi belum punya anak, maka khasiat meriam Si Jagur diyakini bisa memberikan berkah kehamilan. Pernah terjadi seorang wanita cantik disertai suami dan kerabatnya menghampiri badan meriam. Wanita itu membuka sedikit bagian bajunya sehingga perutnya bisa bersentuhan langsung dengan badan meriam khususnya pada bagian belakang ‘Mano In Fica’ simbol pertemuan jantan dan betina untuk memperoleh kehamilan. Perut wanita itu digosok-gosokan disitu. Aneh juga dalam kehidupan modern masih ada sebagian masyarakat yang percaya dengan mistik. Inilah salah satu daya tarik meriam Si Jagur bagai magnet yang menarik masyarakat datang untuk membuktikan kebenarannya. Apa benar perempuan bisa hamil dengan cara menyentuh dan menggiosok-gosokan perurtnya pada bagian belakang yang betuliskan ‘Mano In Fica’? Terserah, boleh percaya atau tidak. Bagi orang beriman pasti tidak akan percaya, tapi bagi mereka yang suka mistik entah apa jadinya
Beberapa waktu yang lalu koran Fajar Banten memuat berita bahwa anggota DPRD propinsi Banten datang ke Pemda DKI Jakarta untuk membicarakan perundingan. Antara lain untruk membicarakan persandingan antara meriam Si Jagur dengan meriam Ki Amuk akan mendatangkan kemakmuran bagi priopinsi Banten. Dengan kata lain meriam Si Jagur ingin dipinjam oleh Pemda Banten untuk disandingkan dengan meriam Ki Amuk yang ditempatkan di Museum Banten di Karangantu Banten Lama. Kenapa bukan meriam Ki Amuk yang dipinjamkan ke Jakarta sehingga masyarakat Jakarta akan lebih makmur. Percayakan pembaca ? ***

Quote:
Jakarta - Sudah kenal dengan meriam bersimbol ibu jari yang diapit antara telunjuk dan jari tengah? Ya, itulah meriam yang amat tersohor di zamannya, Si Jagur. Meriam itu menjadi salah satu koleksi museum sejarah Jakarta.
Si Jagur dipamerkan di Museum Sejarah Jakarta atau dikenal dengan Museum Fatahilah, area Kota Tua, Jakarta Barat. Meriam ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi.
Julukan si Jagur sendiri diambil dari nama benteng suci Portugis, St Jago de Barra. Yang menarik, ada ciri unik pada meriam itu. Ada tangan dengan ibu jari terjepit yang tampak pada bagian belakang meriam tersebut.
Ada juga yang menyebut simbol juga berarti wanita yang memakai gelang mutiara di pergelangannya. Mengapa dibentuk seperti itu?
"Itu bahasa Portugisnya 'mano in figa', maksudnya lambang kepercayaan dan kesuburan, dan juga untuk mengejek orang Belanda yang saat itu menjadi musuh besar Portugis," papar Akum Suhanda, pensiunan pemandu Museum Sejarah Jakarta, saat ditemui Detikcom di area belakang museum, Jalan Taman Fatahilah Nomor 1, Jakarta Barat, Kamis (11/7/2013).
Si Jagur memang diciptakan oleh Portugis dalam bentuk yang tidak biasa. Dibuat dari 16 meriam kecil yang dilebur. Tak heran bila Si Jagur memiliki ukuran serta berat yang sangat besar. Panjang meriam mencapai 3,81 meter dengan berat 7.000 lb atau 3,5 ton, belum ditambah diameter dalamnya sebesar 24 cm.
Meriam peninggalan abad ke-16 itu dapat memuat peluru batu 36 pon atau peluru besi 100 ton. Adapun ukiran tulisan latin 'Ex me ipsa renata sum' di bagian belakang yang artinya 'saya lahir kembali dari diri saya' yang juga menjadi ciri khas meriam itu.
Si Jagur dipamerkan di Museum Sejarah Jakarta atau dikenal dengan Museum Fatahilah, area Kota Tua, Jakarta Barat. Meriam ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi.
Julukan si Jagur sendiri diambil dari nama benteng suci Portugis, St Jago de Barra. Yang menarik, ada ciri unik pada meriam itu. Ada tangan dengan ibu jari terjepit yang tampak pada bagian belakang meriam tersebut.
Ada juga yang menyebut simbol juga berarti wanita yang memakai gelang mutiara di pergelangannya. Mengapa dibentuk seperti itu?
"Itu bahasa Portugisnya 'mano in figa', maksudnya lambang kepercayaan dan kesuburan, dan juga untuk mengejek orang Belanda yang saat itu menjadi musuh besar Portugis," papar Akum Suhanda, pensiunan pemandu Museum Sejarah Jakarta, saat ditemui Detikcom di area belakang museum, Jalan Taman Fatahilah Nomor 1, Jakarta Barat, Kamis (11/7/2013).
Si Jagur memang diciptakan oleh Portugis dalam bentuk yang tidak biasa. Dibuat dari 16 meriam kecil yang dilebur. Tak heran bila Si Jagur memiliki ukuran serta berat yang sangat besar. Panjang meriam mencapai 3,81 meter dengan berat 7.000 lb atau 3,5 ton, belum ditambah diameter dalamnya sebesar 24 cm.
Meriam peninggalan abad ke-16 itu dapat memuat peluru batu 36 pon atau peluru besi 100 ton. Adapun ukiran tulisan latin 'Ex me ipsa renata sum' di bagian belakang yang artinya 'saya lahir kembali dari diri saya' yang juga menjadi ciri khas meriam itu.












Sebelumnya kalo kaskuser suka sama ini thread tolong dikasih komennya ya
ya apalagi dikasih
ane seneng banget atau bantu 
Jangan timpuk ane pake

Sebelum dan sesudahnya ane ucapin terima kasih ya



Jangan timpuk ane pake


Sebelum dan sesudahnya ane ucapin terima kasih ya

0
7.3K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan