JAKARTA - Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Ma'mun Murod Al-Barbasy mengatakan, PPI tidak ada masalah dengan Partai Demokrat.

Menurutnya ada seglintir orang yang ingin membenturkan ormas bentukan Anas Urbaningrum itu dengan Partai Demokrat.

"Kita baik dengan Demokrat, silaturahmi. Sekarang seperti ada yang ingin membenturkan ormas ini dengan Demokrat. Ada elit Demokrat yang tidak suka dengan PPI," kata Ma'mun usai konfrensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Ma'mun mengatakan Partai Demokrat tidak perlu menjaga jarak dengan PPI yang berisi hanya segelintir orang.

"Apa yang ditakutkan dari PPI, tidak ada yang perlu ditakutkan dari PPI. PPI itu hanya organisasi seumuran jagung. PPI juga bukan PKI kenapa harus juga ditakuti," ucapnya.

Jika memang Partai Demokrat mengeluarkan aturan supaya kadernya tidak boleh mengikuti ormas, menurutnya, aturan tersebut harus ditegakan bukan terhadap PPI saja.

"Kalau mau fair, yang dilarang jangan hanya yang masuk PPI saja. Kan banyak juga yang masuk ormas lain," ujarnya.

Ma'mun menjelaskan, kebebasan berkumpul, berserikat dan berpendapat diatur dalam UUD 1945. Hal itu pula yang harus dijunjung tinggi. Hal itu juga menjamin setiap orang untuk mengkritik pemerintahan yang tengah berjalan.

"Itu kan hak warga negara untuk berorganisasi, apa urusannya Istana gelisah?" ujar Ma'mun.

Dengan adanya SMS yang diduga dikirim oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut, Ma'mun menegaskan ormasnya tidak akan berhenti untuk mengkritik pemerintahan.

"Ndak (berhenti). Malah akan sebaliknya. Malah bisa makin kencang (kritiknya)," tambahnya.

Berikut petikan SMS dari SBY:

"Jahat sekali. Luar biasa. Sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang. Tetapi, pihak Anas terus-menerus menyerang & menghantam saya & Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah & diam, saatnya utk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu.

Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas, partai kita sempat melorot tajam & hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat & SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan.

Sebagai unsur pimpinan Partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib & masa depan jutaan kader & anggota PD di seluruh Indonesia."



sumber