GORONTALO, KOMPAS.com - IU (16), saksi korban rudapaksaan yang diduga dilakukan oleh sejumlah polisi di Gorontalo pingsan saat diperiksa penyidik.

IU mendadak dibawa keluar dari ruang pemeriksaan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polda Gorontalo saat pemeriksaan telah berlangsung selama tiga jam sejak pukul 10.00 Wita, Selasa (22/10/13).

Dengan dipapah petugas dan ibunya, IU yang mengenakan jilbab hitam dan baju terusan merah motif kembang itu dibawa ke Poliklinik Bidang Kedokteran dan Kesehatan Mapolda Gorontalo.

IU tampak lemah dan menutup wajahnya. Menurut Aliyah, salah seorang keluarga korban yang mengikuti jalannya pemeriksaan, IU kemungkinan shock akibat teringat peristiwa keji yang dialaminya.

Aliyah menuturkan, penyidik menanyai korban perihal detil rudapaksaan yang dialaminya. "Ditanya-tanya bagaimana posisinya, dipegang bagian apanya, otomatis dia shock kan," kata Aliyah.

Peristiwa pingsannya korban otomatis membuat proses pemeriksaan dihentikan. Semula korban direncanakan juga akan diperiksa di Propam Polda Gorontalo seusai diperiksa di UPPA. Namun rencana ini terpaksa dibatalkan.

Pemeriksaan ini sendiri merupakan pemeriksaan kali kedua. Korban sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit akibat trauma pasca-rudapaksaan yang dialaminya.

Sebelumnya IU dilaporkan mengalami tindakan pencabulan disertai pengancaman dan penyekapan yang dilakukan oleh 13 orang selama bulan Juli-Oktober. Sembilan orang di antaranya adalah oknum polisi.

Menurut ayah korban, IU bahkan sempat dirudapaksa di salah satu kantor polsek yang ada di Gorontalo. Hingga saat ini, Polda Gorontalo yang menangani kasus ini belum menetapkan satupun nama tersangka.

Sumber Kompas.com

Ini Penyidik perlu di rudapaksa juga kali ya.
Pertanyaan nya sungguh IDIOT.....ga heran polisi indonesia itu banyak yg mati melarat krn sumpah dari masyarakat.