Buat Mereka Yang Suka Gusur Menggusur terkait PERDA dan penertiban

Beranda
Komunitas
News
Berita dan Politik
Buat Mereka Yang Suka Gusur Menggusur terkait PERDA dan penertiban

hheryadi

21-10-2013 10:56

Buat Mereka Yang Suka Gusur Menggusur terkait PERDA dan penertiban

Quote:

Evakuasi bongkaran liar Buaran, jalan Pulogebang-Kp Melayu macet

Quote:

Sumber : Disini

Kemacetan panjang ini disebabkan oleh puluhan truk yang digunakan warga untuk mengangkut barang parkir di pinggir jalan.

Buat Mereka Yang Suka Gusur Menggusur terkait PERDA dan penertiban

Puluhan truk terlihat terparkir di pinggir jalan untuk mengangkut barang warga yang masih tersisa pascapenggusuran lahan di kawasan I Gusti Ngurah Rai, Buaran, Jakarta, Sabtu (12/10). Evakuasi barang penggusuran tersebut mengakibatkan kemacetan arus kendaraan dari arah Pulogebang-Kampung Melayu.

Buat Mereka Yang Suka Gusur Menggusur terkait PERDA dan penertiban

Quote:

Soal penggusuran, bos KAI sebut bersih-bersih rumah sendiri

Quote:

Sumber : Disini

Merdeka.com - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjelaskan penggusuran pedagang dan bangunan yang tengah digalakkan di beberapa stasiun kereta. Ignasius Jonan merasa tidak salah dengan aksinya tersebut. Dia menegaskan hanya membersihkan rumahnya sendiri. Penggusuran pedagang dilakukan karena mereka tidak berhak berjualan di sana.

"Kasihan anak saya juga bisa kasihan, tapi ada jalan keluar enggak buat mereka. Jangan hanya kasihan saja digusur, anda mau engga rumah anda ada asongan?" kata Jonan di Jakarta, Rabu (9/10).

Jonan menegaskan, keberadaan stasiun sama seperti kantor cabang milik perbankan. Menurutnya, apa yang dilakukan selama ini sudah sesuai dengan aturan.

"Itu tempat usaha saya. Wong aset saya. bukan aset negara. Itu aset BUMN, rumah saya. Saya suruh pergi engga mau. Kalau saya mau itu bisa disebut penyerobotan, dan itu pidana," katanya.

Jonan mengaku telah melakukan sosialisasi selama satu tahun agar pedagang mencari tempat lain untuk berjualan.

"Saya di demo terus waktu itu, menurut saya demo ya demo saja, gusur jalan terus. Saya itu membersihkan rumah saya sendiri, saya tidak menggusur. Hary Tanoe sms saya, kemudian balas sampein saya mau kirim berapa (pedagang asongan). Apa ada yang mau?," tutupnya.

Quote:

Pembongkaran bangunan liar, Kapolsek di Bekasi dihajar warga

Quote:

Sumber : Disini

Merdeka.com - Kericuhan terjadi saat pembongkaran bangunan liar di Kampung Tanah Merah, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi. Aparat Satpol PP pemerintah setempat adu jotos dengan warga penghuni lahan, siang tadi.

Bahkan, Kapolsek Medansatria, Kompol Dubbel Manalu yang turut mengamankan lokasi menjadi sasaran amuk warga. Akibatnya, Kapolsek mengalami luka memar di bagian wajah akibat pukulan seorang warga yang emosi karena rumahnya dibongkar paksa.

"Tuh lihat, saya kenal pukul juga nih," kata Dubbel sambil memperlihatkan luka memar di wajah bagian kanannya kepada wartawan di lokasi, Kamis (26/09).

Kericuhan bermula ketika alat berat akan melakukan penertiban bangunan di lahan seluas 16 hektare milik PT Astra Honda Motor Tbk yang hendak dibangun sebuah pabrik. Namun, warga yang tetap bertahan dengan alasan tinggal di tempat itu membayar.

"Saya beli Rp 10 juta, belum biaya bangun rumah," kata warga, Nurul (29).

Namun demikian, Pemerintah Kota Bekasi melalui Kelurahan Kalibaru menyatakan lahan yang dihuni oleh sekitar 320 keluarga merupakan milik perusahaan sejak tahun 1983. Status tanah itu pun hak guna bangunan. Adapun perjanjian jika warga mendirikan bangunan bersedia membongkar jika tanah itu dibutuhkan.

Karena tak terima, Satpol PP Kota dan Kabupaten Bekasi terlibat adu jotos dengan warga. Seorang perempuan tampak mengalami luka di dahi, sedangkan dua orang anggota Sat Pol PP mengalami luka di kepala akibat lemparan batu.

Aksi ini kemudian diredam oleh petugas keamanan dari Polresta Bekasi Kota dibantu Kodim 0507 Bekasi. Warga kemudian dievakuasi menjauh, sedangkan petugas mengeluarkan barang-barang di dalam rumah warga sebelum bangunan dirobohkan.

Kepala Sat Pol PP Kota Bekasi, Yayan Yuliana, mengatakan, pembongkaran terpaksa dilakukan karena lahan tersebut merupakan milik PT Astra Honda Motor Tbk yang akan dibangun sebuah pabrik. Namun warga menilai kalau tanah itu milik Pemerintah Kabupaten Bekasi.

=====================================================

INI KESIMPULAN ANE TENTANG GUSUR MENGGUSUR
(Sebelum komen, cek dulu, ane sedang bicara tentang Buaran atau tentang KAI atau yang adu jotos itu, disini ane bahas secara umum tentang kebanyakan perilaku Gusur Menggusur oleh Satpol PP, guna penertiban malah enggak tertib jadinya, juga bagaimana seharusnya pemerintah bersikap tentang perumahan liar yang sudah bertahun tahun, bagaimana seharusnya pemerintah bersikap terhadap pedagang, orang yang cerdas baca dulu sebelum komen)

Jadi begini gan Gusur Menggusur Boleh Boleh Sajatapi :

Beritahu dengan spanduk minimal sehari sebelumnya, bila perlu 3 hari sebelumnya untuk mengantisipasi kemacetan, buat spanduk sehari bisa jadi kalau dibandung 2 meter x 50 cm = Rp 30 ribu, ditunggu 2 jam selesai. Bila perlu Plang berbahan almunium biar bisa dipakai terus gak usah bikin lagi misal dengan kalimat, daerah ini tanggal __________ (diisi dengan spidol) akan ditertibkan / digusur. Informasi lebih lanjut hubungi ___________
INI YANG MACET ITU YANG DIBUARAN GANNN Bukan yang KAI
Beritahu dengan berita di koran bila perlu datang ke TV One gratis untuk memberitahu masyarakat umum pada acara pagi pagi. Agar pengguna jalan tidak lewat situ.
Ini juga ane bahas tentang yang di Buaran
Jangan dibiasakan melakukan penggusuran. Lebih baik diantisipasi sebelumnya dengan diberi pembatas, bila daerah tersebut tidak digunakan / dibiarkan kosong. Bila sudah terjadi bertahun tahun tinggal disitu (ini tentang Buaran), berdagang disitu (ini baru tentang KAI), maka harus melakukan pendekatan yang lebih arif dan bijaksana. Dicarikan solusinya. Misalnya dibangunkan kiosnya terlebih dahulu (Ini tentang KAI), kemudian langsung digiring / dipindahin lapaknya ke kios barunya. Jadi enggak ada pertentangan dengan masyarakat. Bagaimanapun fasilitas umum adalah milik bersama walaupun swasta sekalipun yang mengelola, seperti lahan Kereta Api, pasar, dll. Apakah enggak pernah diajarin di sekolah perihal berbuat baik terhadap sesama ??? Kita agree bahwa masyarakat harus tertib. Tetapi ini khan buah dari pembiaran sebelumnya. Jangan menyalahkan pemerintah yang dulu, karena mungkin konsentrasi dan perhatiannya waktu dulu lain baru tahap pembangunan / belum ke tahap pemeliharaan. Jadi kalau sekarang baru dicanangkan gerakan bersih bersih ya itu bagus. Kita dukung bersama dengan arif dan bijaksana. Kalau saya boleh kasih contoh saat pemerintahan Umar, waktu itu Umar sebagai khalifah mau menggusur seorang quraisy yang tidak mau pindah rumahnya, yang sudah pasti jaman dulu juga enggak ada yang namanya sertifikat, meskipun diluar negeri, karena ditempat tersebut akan dibangun fasilitas umum. Datanglah seorang utusan ke baginda rosul mencari solusi perihal quraisy tersebut. Rosul hanya memberikan sebuah tulang yang digores dengan pedangnya. Alangkah terkejutnya Umar dengan tulang tersebut. Utusan bertanya kepada Umar apa maknanya ?. Umar menjelaskan, baginda sangat marah kepada saya, umar. Dan baginda akan meluruskan saya dengan pedangnya bila tidak bersikap lurus, dalam arti bersikap adil dan mengayomi quraisy tersebut.
Karena quraisy tersebut merasa dirugikan. Akhirnya quraisy tersebut malah merelakannya ... karena begitu adilnya baginda rosul dalam memimpin negeri.
Dan bila agan pernah mendengar suara rakyat adalah suara Tuhan, ada benarnya. Tuhan tidak perlu repot repot turun ke bumi untuk menindak penguasa yang dzalim dan sewenang wenang. Bahkan dengan mengirimkan seekor ulatpun bisa membunuh seorang yajuz dan ma'juz yang sangar.
PERDA adalah aturan yang ditetapkan untuk ketertiban bersama. Tetapi pelaksanaan penertiban yang tidak tertib, seperti ada gontok gontokan, adu mulut, adu jotos adalah bentuk pelanggaran juga (Ini yang terjadi di Bekasi dan Buaran, dan di Jakarta juga banyak yang gontok gontokan antara Satpol PP dengan warga). Dan korbannya masyarakat juga. Seyogyanya sisi kemanusiaan dikedepankan. Negara diamanatkan Undang Undang Dasar untuk memelihara fakir miskin dan anak anak terlantar. Yang notabene korban pergusuran adalah kalangan menengah kebawah. Tidak peduli ada cukong yang membackingi, tetap saja ada mereka yang miskin disana. Pemerintah juga banyak yang memiliki cukong .... (kata triomacan sih, ane gak tau, tapi sudah menjadi rahasia umum). Pemerintah juga enggak bersih bersih amat. Kamu juga digaji dengan uang rakyat. Mengapa masih sombong dan belagu. Coba kasihkan gajimu. Rumah dinasmu. Mobil dinasmu dan juga jabatanmu. Kamu enggak ada artinya apa apa. Jabatanmu adalah amanah untuk membahagiakan rakyatmu. Bukan malah menyusahkan mereka. Berperang dengan mereka. Menambah beban mereka. Rakyat bukan gak mau ditertibkan tetapi menagih janjimu menjadi impian bagi mereka, mengayomi mereka, memberikan kehidupan yang lebih basik untuk mereka. Bukan juga dengan kekerasan.
Ketika menggusur, letakkan semua jabatan yang diemban. Berempatilah dengan rakyat. Dan tahu apa kemauan rakyat. Berikan solusinya terlebih dahulu.
If you want to eat a frog, you must put a frog in hot water, and you slowly enough turn up the heat, and then the frog will die without panicking.
Jika kamu kepengen makan seekor kodok, kamu harus taro seekor kodok didalam air panas, kemudian secara perlahan kamu naikan suhu kompor pemanasnya, maka kodok tersebut akan mati tanpa kepanikan.
Jadi semua hal harus dijalankan secara smooth .... jangan tergesa gesa. Ojo kesusu. Pembangunan fisik memang penting, tetapi jauh lebih penting pembangunan mental spiritual. Jangan dimatikan hati rakyat. Jangan dipatahkan mereka. Harus mengayomi dengan baik.
Kamu tidak disuruh menjalankan sebanyak banyak amal, tapi kamu disuruh menjalankan sebaik baiknya amal. Banyak amal kalau enggak beres, menimbulkan luka juga enggak ada gunanya. Lebih baik sedikit tapi sangat baik melakukannya. Sampai tuntas, enggak menimbulkan luka.
Karena ada yang komen sanggahan Ane jawab bahwa ane udah telusuri kisah diatas sebelumnya yang digusur di buaran ada yang sudah tinggal 27 tahun disana, dan tanah tersebut masih dalam kondisi sengketa. Dulunya masih rawa .... Jadi ane gak salahin pemerintah DKI waktu itu karena mungkin masih belum dibangun apa apa dan belum direncanakan apa apa .... repot juga kalau matokin lahan belum ada rencana apa apa ... Tiba tiba di bongkar setelah 27 tahun tinggal. Mendadak diberitahunya, dan masih dalam sengketa.

Quote:
Ini alasan warga Buaran tak mau ditertibkan

Quote:
Sumber : Disini

Merdeka.com - Eksekusi lahan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Buaran, Jakarta Timur, masih terus berlangsung, hingga siang ini. Lima alat berat jenis Backhoe masih menertibkan bangunan semi permanen yang berdiri di lahan sengketa seluas satu hektare.

Maimunah (60) mengatakan, sebelumnya belum ada pemberitahuan dari petugas bahwa eksekusi akan dilakukan pagi tadi.

"Kami tidak dikasih tahu, kenapa langsung mendadak, sedangkan sengketa tanah ini masih di persidangan dan belum ada keputusan, dari pengadilan," kata Maimunah yang tinggal di RT 08 RW 12 No 1, di lokasi, Rabu (9/10).

Ibu empat anak ini mengaku telah tinggal selama 27 tahun di lokasi itu. Menurutnya saat itu pemukiman yang ditempatinya ini adalah sebuah rawa dan empang milik ahli waris Mohammad Rais, yang mengizinkan untuk mendirikan bangunan.

"Dulu pas rawa gak pernah diusik. Saya sudah puluhan tahun kalau digusur gini kan bingung mau cari tempat tinggal di mana, paling sementara bangun tenda," jelasnya.

Sementara itu, Yusuf seorang pengusaha besi tua mengatakan, alasan dirinya menolak penertiban karena lahan sengketa antara, ahli waris Mohammad Rais dan PT Graha Citra Kharisma (GCK), ini masih dalam proses di pengadilan.

"Yang saya tahu, saya di sini menempati lahan ahli waris, saya menyewa lahan di sini dan mendirikan tempat usaha. Kenapa tiba-tiba GCK melakukan penertiban ini kan masih proses di pengadilan," ungkapnya.

Untuk diketahui, eksekusi lahan yang dilakukan berdasarkan permintaan PT Graha Cipta Karisma sebagai pemilik tanah yang sah sempat berlangsung ricuh pagi tadi.

Dalam eksekusi tersebut, sekitar 87 bangunan yang berada di atas lahan seluas 1 hektare dibongkar paksa petugas dengan menggunakan 5 alat berat bakchoe untuk merubuhkan bangunan semi permanen tersebut.

Ratusan warga Buaran, Jakarta Timur, yang menempati lahan sengketa di Buaran I RT 08 RW 12, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengklaim tanah yang ditempatinya milik ahli wari Mohamad Rais sejak puluhan tahun lamanya. Tanah tersebut telah ditempati warga asal Jawa Timur yang seluruhnya berdagang besi tua, selama 32 tahun.
Kebanyakan mereka yang tinggal di rumah liar, sudah barang tentu adalah tidak ada penghuni sebelumnya, biasanya mereka memilih rawa rawa dan lain lain. Mereka kadang ada yang bangun sendiri. Enggak semuanya pakai calo atau cukong. Banyak di Batam tuh Ruli (Rumah Liar). Mereka juga tahu diri, kalau tanah yang ada pemiliknya enggak bakalan mengusik, mereka juga gak mau rugi bangun rumah terus dibongkar. Jadi kebanyakan mereka memilih rawa. Namun kesininya mereka para pengusaha membelinya tanpa berdialog terlebih dahulu. Biasanya membelinya karena sudah tahu disitu bakalan dibangun sesuatu, atau disitu bakalan rame. Jadi mereka membelinya padahal disitu sudah ada yang tinggal. Biasanya mereka mencari tahu ke pemerintah kota setempat. Apakah disitu ada yang memilikinya. Jadi enggak betul kalau mereka menempati tanah orang. Tapi tanah kosong yang belum dicanangkan pemerintah peruntukannya. Lantas orang berduit tersebut membeli lahan mereka (padahal mereka sudah tinggal disitu sebelumnya)
Mungkin Pemerintah DKI atau lainnya yang suka bongkar perumahan warga yang sudah bertahun tahun (puluhan tahun) tinggal disitu ada yang 27 tahun dan lebih, bisa mencontoh Batam saat dipegang Nyat Kadir. Dimana ada perumahan warga yang enggak bersertifikat tetapi diputihkan karena memang saat itu masih rawa tidak berpenghuni, oleh warga dibuat tempat tinggal. Kecuali yang masuk kawasan hutan lindung maka ditertibkan. kalaupun ada biaya pembebasan lahan dan semak belukar itu adalah ongkos bagi mereka yang membersihkan lahannya. Itupun jumlahnya paling 2 juta - 6 juta tergantung letaknya, dan tingkat kesulitannya.

Jangan lantas dijual ke yang banyak duitnya, padahal mereka sudah tinggal bertahun tahun disitu.

Berikut ini adalah Tentang Satpol PP, karena yang urusan bongkar membongkar dan gusur menggusur adalah oleh Satpol PP, walaupun istruksinya dari pemerintah daerah juga.
Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
Di Daerah Kabupaten/Kota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Jadi kalau dibilang penertiban enggak ada kaitannya dengan pemerintah provinsi adalah salah.

Dalam PP No 6 Tahun 2010 tentang Satpol PP
Pasal 4
Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.

Pasal 8
Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja wajib:
a. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia, dan norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat;
b. menaati disiplin pegawai negeri sipil dan kode etik Polisi Pamong Praja;
c. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
Itu yang kasih ane warna merah ... gan dari situ saja kalau ada adu jotos, adu mulut dengan masyarakat .. udah melanggar gan ...
Dibawah ini juga ada yang dilanggar gan ... dimana harusnya sudah berkoordinasi dengan masyarakat setempat. Jangan ujug ujug maen bongkar

Pasal 25
Satpol PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal.

6.3K

Kutip

Balasan

Komentar yang asik ya

Urutan

Terbaru

Terlama

Komentar yang asik ya

Komunitas Pilihan