- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Satpam Pabrik Ban Tubles Hobinya Nubles Bini Orang


TS
scarlet.needle
Satpam Pabrik Ban Tubles Hobinya Nubles Bini Orang

Quote:
MUGITO,35, memang tak ada puasnya dalam urusan perempuan. Bini sudah dua masih ganggu bini orang. Maklum, Satpam pabrik ban tubles ini ahli mendekati wanita, sehingga Dini, 29, rela saja di-“tubles”-nya dalam hotel. Tapi dia siap dengan resikonya. “Kalau dicerai suamiku, aku siap. Tapi kalau bisa jangan sampai,” katanya pada polisi.
Lagi-lagi terbuktikan, ekonomi rumahtangga yang rapuh bisa mengundang perselingkuhan, khususnya bagi kaum wanita. Boleh cinta pada suami setinggi gunung Semeru, tapi jika materi selalu kekurangan, dia bisa berpaling pada lelaki lain yang mampu menawarkan materil sekaligus onderdil. Nah, bagi istri yang rusak dia punya moril, bagaimana tak langsung nginthil (ikut).
Soal cinta Dini pada Tigor, 32, suaminya jangan diragukan lagi. Tapi selama satu pelita menjalani kehidupan rumahtangga bersamanya, ekonomi tak kunjung berubah. Bahkan sekarang, demi perbaikan ekonomi itu pula, rela pergi merantau ke Jakarta. Mestinya anak istri diajak serta. Tapi karena penghasilannya belum memadai, belum beranilah dia boyong keluarga. Hanya 3 bulan sekali Tigor pulang ke Simalungun Sumut, dalam rangka setor bonggol dan benggol.
Sebagai wanita muda yang masih enerjik, jelas Dini sering kesepian. Sudah begitu, kiriman dari suami tidak selalu mencukupi, sehingga dia pun terpaksa jualan sandal di kaki 5. Untung saja di kotanya pak bupati belum segalak Jokowi – Ahok di Jakarta; jualan di kaki lima dioprak-oprak disuruh masuk penampungan.
Kurang kasih sayang suami, kurang duit, sungguh cobaan multidimensi bagi Dini. Maka ketika kenalan baru, Mugito sering main ke rumahnya, dia tak lagi menjadi risih, meski sorot mata para tetangga penuh curiga. Gara-gara Dini selalu welcome, Mugito juga semakin rajin main ke hunian Dini di Bahapal Sinaksak, Nagori Dolok Maraja, Kec. Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.
Bila Mugito main ke rumah, tak hanya tangan kosong. Mesti bawa oleh-oleh buat anaknya, dan juga ninggali uang buat Dini. Walhasil ketika kemudian dia diajak nginep di hotel bareng Satpam pabrik ban Bridgestone tersebut, Dini tak mampu menolak. Apa lagi sebagai tenaga kerja pabrik ban tubles, daya ”tubles” Mugito di hotel juga sangat luar biasa, sehingga Dini pun tak bisa melupakannya.
Dini sudah pernah ditegur tetangga kanan kiri, tapi tak juga mengindahkannya, karena cinta Mugito jauh lebih indah. Habis sudah kesabaran tetangga, sehingga mereka pun diam-diam melaporkan ulah Dini pada Tigor di Jakarta. ”Kalau tak percaya, buktikan saja kelakuan istrimu akhir-akhir ini.” begitu kata informan lewat HP.
Tentu saja Tigor sangat terperanjat. Istri yang selama ini sangat ia percayai dan sayangi, masak tega mengkianati cinta kasihnya selama ini. Sangat penasaran dengan info tetangga, diam-diam dia kembali ke kampungnya, untuk membentuk pansus non DPR. Jadi meskipun pulang kampung, tapi dia tak buru-buru temui anak istri. Dari jauh Tigor selalu mengamati perkembanan rumah, persis gaya penyidik KPK mau menangkap koruptor.
Ternyata benar. Tak lama kemudian dia melihat istrinya pergi dengan seorang lelaki, yang rupanya si Satpam pabrik ban. Ke mana saja diikuti pasangan mesum tersebut. Begitu keduanya masuk hotel, Tigor lapor Satpam, minta pasangan mesum itu digerebek. Dini – Mugito benar-benar kena OTT (Operasi Tangkap Tangan), sehingga saat dibawa ke Polsek Serbelawan, pasrah saja. ”Dicerai Tigor saya siap. Tapi kalau bisa jangan sampai, karena saya lebih cinta keluarga daripada PIL,” kata Dini.
Tapi kalau PIL, kan bisa tiga kali sehari sesendok makan, lho.
Lagi-lagi terbuktikan, ekonomi rumahtangga yang rapuh bisa mengundang perselingkuhan, khususnya bagi kaum wanita. Boleh cinta pada suami setinggi gunung Semeru, tapi jika materi selalu kekurangan, dia bisa berpaling pada lelaki lain yang mampu menawarkan materil sekaligus onderdil. Nah, bagi istri yang rusak dia punya moril, bagaimana tak langsung nginthil (ikut).
Soal cinta Dini pada Tigor, 32, suaminya jangan diragukan lagi. Tapi selama satu pelita menjalani kehidupan rumahtangga bersamanya, ekonomi tak kunjung berubah. Bahkan sekarang, demi perbaikan ekonomi itu pula, rela pergi merantau ke Jakarta. Mestinya anak istri diajak serta. Tapi karena penghasilannya belum memadai, belum beranilah dia boyong keluarga. Hanya 3 bulan sekali Tigor pulang ke Simalungun Sumut, dalam rangka setor bonggol dan benggol.
Sebagai wanita muda yang masih enerjik, jelas Dini sering kesepian. Sudah begitu, kiriman dari suami tidak selalu mencukupi, sehingga dia pun terpaksa jualan sandal di kaki 5. Untung saja di kotanya pak bupati belum segalak Jokowi – Ahok di Jakarta; jualan di kaki lima dioprak-oprak disuruh masuk penampungan.
Kurang kasih sayang suami, kurang duit, sungguh cobaan multidimensi bagi Dini. Maka ketika kenalan baru, Mugito sering main ke rumahnya, dia tak lagi menjadi risih, meski sorot mata para tetangga penuh curiga. Gara-gara Dini selalu welcome, Mugito juga semakin rajin main ke hunian Dini di Bahapal Sinaksak, Nagori Dolok Maraja, Kec. Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.
Bila Mugito main ke rumah, tak hanya tangan kosong. Mesti bawa oleh-oleh buat anaknya, dan juga ninggali uang buat Dini. Walhasil ketika kemudian dia diajak nginep di hotel bareng Satpam pabrik ban Bridgestone tersebut, Dini tak mampu menolak. Apa lagi sebagai tenaga kerja pabrik ban tubles, daya ”tubles” Mugito di hotel juga sangat luar biasa, sehingga Dini pun tak bisa melupakannya.
Dini sudah pernah ditegur tetangga kanan kiri, tapi tak juga mengindahkannya, karena cinta Mugito jauh lebih indah. Habis sudah kesabaran tetangga, sehingga mereka pun diam-diam melaporkan ulah Dini pada Tigor di Jakarta. ”Kalau tak percaya, buktikan saja kelakuan istrimu akhir-akhir ini.” begitu kata informan lewat HP.
Tentu saja Tigor sangat terperanjat. Istri yang selama ini sangat ia percayai dan sayangi, masak tega mengkianati cinta kasihnya selama ini. Sangat penasaran dengan info tetangga, diam-diam dia kembali ke kampungnya, untuk membentuk pansus non DPR. Jadi meskipun pulang kampung, tapi dia tak buru-buru temui anak istri. Dari jauh Tigor selalu mengamati perkembanan rumah, persis gaya penyidik KPK mau menangkap koruptor.
Ternyata benar. Tak lama kemudian dia melihat istrinya pergi dengan seorang lelaki, yang rupanya si Satpam pabrik ban. Ke mana saja diikuti pasangan mesum tersebut. Begitu keduanya masuk hotel, Tigor lapor Satpam, minta pasangan mesum itu digerebek. Dini – Mugito benar-benar kena OTT (Operasi Tangkap Tangan), sehingga saat dibawa ke Polsek Serbelawan, pasrah saja. ”Dicerai Tigor saya siap. Tapi kalau bisa jangan sampai, karena saya lebih cinta keluarga daripada PIL,” kata Dini.
Tapi kalau PIL, kan bisa tiga kali sehari sesendok makan, lho.
SOURCE
Quote:
TIAP HARI LIAT ORANG NUBLES, KAN JADI PENGEN NUBLES JUGA 

0
2.3K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan