- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gereja Katolik Serukan Umat Boikot Hasil Pilkada Mimika
TS
coretanpagi
Gereja Katolik Serukan Umat Boikot Hasil Pilkada Mimika
Skalanews - Paroki Katedral Tiga Raja Timika, Papua, mewakili Gereja Katolik setempat mengajak umat, tokoh agama dan umat dari agama lain memboikot hasil Pilkada 10 Oktober lalu yang dinilai penuh dengan sandiwara demokrasi.
"Kalau memang agamamu dan agamaku mengajarkan nilai kebenaran, nilai keadilan dan nilai kejujuran maka marilah kita bersatu melakukan aksi nyata," kata Pastor Amandus, di Mimika, hari ini.
Aksi nyata yang dilakukan disbutnya tidak berdiam diri terhadap kebobrokan Pilkada Mimika, bertindak sebagai orang beriman tanpa kekerasan serta berbuat sesuatu sebagai tanda tidak setuju dengan tidak melakukan tindakan anarkis.
Pastor Amandus mengajak umat Katolik yang masih mempunyai hati nurani serta kehendak baik untuk melakukan tindakan boikot.
"Sebuah kemenangan yang dicapai dengan cara menginjak-injak harkat dan martabat umat manusia tidak bisa diterima oleh orang yang mempunyai akat sehat, apalagi orang beriman. Sekali lagi jangan diam, bergeraklah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai universal yang dimiliki semua umat beragama," katanya.
Gereja Katolik tidak mempersoalkan siapapun yang terpilih dan akan ditetapkan sebagai Bupati-Wakil Bupati Mimika periode 2013-2018 jika pemimpin yang terpilih itu benar-benar hasil pemilihan demokratis tanpa rekayasa.
Namun jika pemimpin yang terpilih itu bukan hasil sebuah pesta demokrasi yang jujur, bersih, adil serta bermartabat maka Gereja Katolik sangat menyesalkannya dan menyeruhkan umat serta umat beragama lain untuk bergabung dalam aksi solidaritas.
Politik tidak bermartabat dan tidak terpuji dalam Pilkada Mimika berupa tindakan memaksa rakyat untuk memilih calon tertentu baik secara halus maupun terang-terangan.
Selain itu, adanya serangan tengah malam berupa tindakan bagi-bagi uang pulsa, serangan fajar berupa tindakan bagi-bagi uang ojek ke TPS, pemaksaan halus maupun kasar kepada aparat birokrasi, kepala distrik, kepala kampung, lurah, Ketua RT/RW serta perangkat penyelenggara Pilkada dengan menjanjikan uang atau jabatan.
Selanjutnya, mengajak warga untuk melakukan pencoblosan berkali-kali, berupaya menggandakan kotak suara, penambahan TPS serta pergantian alamat TPS secara tiba-tiba sesaat sebelum pemungutan suara serta menggiring anak-anak di bawah umur untuk mencoblos.
Soal Pilkada Mimika, hingga saat ini KPU setempat belum juga menggelar rapat pleno penetapan hasil perolehan suara Pilkada Mimika.
Dari 11 pasangan Cabup-Cawabup Mimika, 9 kandidat menyatakan menolak hasil Pilkada 10 Oktober 2013 dan meminta digelar Pilkada ulang.
Dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilkada Mimika 10 Oktober 2013 lalu yaitu pasangan Abdul Muis-Hans Magal serta pasangan Eltinus Omaleng-Yohanis Bassang. (Ant/DS)
http://skalanews.com/berita/detail/1...Pilkada-Mimika
"Kalau memang agamamu dan agamaku mengajarkan nilai kebenaran, nilai keadilan dan nilai kejujuran maka marilah kita bersatu melakukan aksi nyata," kata Pastor Amandus, di Mimika, hari ini.
Aksi nyata yang dilakukan disbutnya tidak berdiam diri terhadap kebobrokan Pilkada Mimika, bertindak sebagai orang beriman tanpa kekerasan serta berbuat sesuatu sebagai tanda tidak setuju dengan tidak melakukan tindakan anarkis.
Pastor Amandus mengajak umat Katolik yang masih mempunyai hati nurani serta kehendak baik untuk melakukan tindakan boikot.
"Sebuah kemenangan yang dicapai dengan cara menginjak-injak harkat dan martabat umat manusia tidak bisa diterima oleh orang yang mempunyai akat sehat, apalagi orang beriman. Sekali lagi jangan diam, bergeraklah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai universal yang dimiliki semua umat beragama," katanya.
Gereja Katolik tidak mempersoalkan siapapun yang terpilih dan akan ditetapkan sebagai Bupati-Wakil Bupati Mimika periode 2013-2018 jika pemimpin yang terpilih itu benar-benar hasil pemilihan demokratis tanpa rekayasa.
Namun jika pemimpin yang terpilih itu bukan hasil sebuah pesta demokrasi yang jujur, bersih, adil serta bermartabat maka Gereja Katolik sangat menyesalkannya dan menyeruhkan umat serta umat beragama lain untuk bergabung dalam aksi solidaritas.
Politik tidak bermartabat dan tidak terpuji dalam Pilkada Mimika berupa tindakan memaksa rakyat untuk memilih calon tertentu baik secara halus maupun terang-terangan.
Selain itu, adanya serangan tengah malam berupa tindakan bagi-bagi uang pulsa, serangan fajar berupa tindakan bagi-bagi uang ojek ke TPS, pemaksaan halus maupun kasar kepada aparat birokrasi, kepala distrik, kepala kampung, lurah, Ketua RT/RW serta perangkat penyelenggara Pilkada dengan menjanjikan uang atau jabatan.
Selanjutnya, mengajak warga untuk melakukan pencoblosan berkali-kali, berupaya menggandakan kotak suara, penambahan TPS serta pergantian alamat TPS secara tiba-tiba sesaat sebelum pemungutan suara serta menggiring anak-anak di bawah umur untuk mencoblos.
Soal Pilkada Mimika, hingga saat ini KPU setempat belum juga menggelar rapat pleno penetapan hasil perolehan suara Pilkada Mimika.
Dari 11 pasangan Cabup-Cawabup Mimika, 9 kandidat menyatakan menolak hasil Pilkada 10 Oktober 2013 dan meminta digelar Pilkada ulang.
Dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilkada Mimika 10 Oktober 2013 lalu yaitu pasangan Abdul Muis-Hans Magal serta pasangan Eltinus Omaleng-Yohanis Bassang. (Ant/DS)
http://skalanews.com/berita/detail/1...Pilkada-Mimika
0
2.9K
50
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan