- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[HOT] Renovasi Gereja GPIB Ditolak Ormas Intoleran
TS
kritikus.sejati
[HOT] Renovasi Gereja GPIB Ditolak Ormas Intoleran
Jakarta - Ormas intoleran mulai mengusik kerukunan umat beragama di wilayah Provinsi DKI
Jakarta. Proses renovasi Gereja Protestan
Indonesia bagian Barat (GPIB) Pelita Lubang
Buaya yang berada di Jalan Pelita XIII RT 01/ RW
12 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur ditentang sebuah ormas.
Sejumlah spanduk berisi penolakan
pembangunan rumah ibadah di wilayah tersebut,
dipasang di beberapa akses jalan menuju rumah
ibadah yang terletak di wilayah perbatasan
Jakarta dan Bekasi itu.
Ketua Majelis Jemaat GPIB Pelita, Lubang Buaya Pdt.
A.H.L Lowing mengatakan, spanduk-spanduk
berisi penolakan pembangunan gereja mulai
terlihat di sekitar lokasi, sejak Minggu (13/10)
kemarin. Padahal pihaknya hanya merenovasi
bangunan yang belum pernah dilakukan sejak berdiri sekitar 32 tahun lalu, bukan, membangun
gereja baru seperti yang disebutkan spanduk-
spanduk tersebut.
Bahkan Lowing menjelaskan, sebelum gereja
mulai direnovasi tiga pekan lalu, pihaknya telah
memperlihatkan kondisi fisik gereja yang mulai
mengalami pelapukan dan rawan ambruk kepada
aparat kelurahan dan kepolisian setempat.
"Ini hanya perbaikan, hanya bagian yang rusak
saja yang ditangani. Tidak ada struktur bangunan
yang berubah, semuanya masih sama seperti saat
dibangun pada 1981 lalu. Tapi begitu ada protes
seperti ini, dan sempat ada oknum ormas yang
datang kemari, kami jelaskan bahwa ini bukan pembangunan, tapi perbaikan," kata Lowing
kepada wartawan, Kamis (17/10).
Lowing mengaku heran dengan adanya
penolakan yang mengatasnamakan warga
tersebut. Hal itu lantaran hubungan pihak gereja
dengan masyarakat sekitar, selama ini terjalin baik.
Warga yang tinggal di sekitar area justru tidak
mengetahui pihak-pihak yang memasang spanduk.
Menurutnya spanduk berisi penolakan
pembangunan gereja dan informasi terkait unjuk
rasa hanyalah isu yang disebarkan pihak-pihak
tidak bertanggung jawab. Pihak gereja sendiri
sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan
untuk mengantisipasi isu tersebut. Dengan koordinasi ini, Lowing mengatakan kegiatan
jemaat tidak terganggu sama sekali dengan
adanya isu-isu tersebut.
"Bagaimana mungkin kami ada di tengah
masyarakat, kalau kami tidak berbaur dengan
masyarakat. Intinya kami pribadi tidak ada
masalah dengan spanduk ataupun ancaman
tersebut, tapi kami minta pemerintah sikapi ini
dengan netral, dan berharap aparat melakukan penindakan sesuai prosedur," ucap Lowing.
Sejauh ini, tambahnya, aparat keamanan sudah
proporsional mengantisipasi isu-isu terkait
penolakan pembangunan rumah ibadah di
wilayah tersebut. Dia berharap tidak terjadi hal
apapun hingga perbaikan rampung dikerjakan
pada pekan ini.
"Kita harap semua baik-baik saja sampai gereja ini
rampung diperbaiki. Rencana minggu ini
rampung," terangnya.
Kapolsek Cipayung, Kompol Ua Triyanto mengakui
adanya upaya penolakan pembangunan gereja
oleh oknum ormas tertentu. Dia juga
membenarkan bahwa pihaknya mendapat
informasi terkait unjuk rasa di areal gereja.
"Namun sejak pagi sampai siang ini, isu itu tidak
terbukti. Kita juga berharap isu yang kita dapat
dari aparatur pemerintah setempat tersebut tetap
tidak terbukti nantinya," kata Ua saat dihubungi
wartawan, Kamis (17/10) siang.
Ua menyatakan penolakan pembangunan gereja
tidak beralasan. Hal itu lantaran gereja sudah ada
sejak lama, dan saat ini sedang direnovasi.
"Jadi kalau dibilang ada pembangunan, tidak
benar," kata Ua.
Meski hingga sekitar pukul 12.00 WIB, ormas yang
dimaksud tidak tampak di lokasi, Ua mengatakan
pihaknya tetap menyiagakan sebanyak 20
petugas dari Polsek Cipayung di sekitar areal
gereja untuk mengantisipasi hal yang tidak
diinginkan.
"Kita juga dibantu personel dari Polres Metro
Jakarta Timur dan Koramil Cipayung. Intinya ini
sebagai upaya antisipasi saja. Terlebih kita dapat
informasi akan adanya unjuk rasa di areal gereja,"
ucap Ua.
Berdasar pantauan, perbaikan gereja sudah
memasuki tahap akhir. Sejumlah pekerja yang tak
terganggu dengan isu penolakan tersebut, tetap
mengecat beberapa bagian gereja.
m.beritasatu.com/nasional/144986-renovasi-gereja-gpib-ditolak-ormas-intoleran.html
ternyata gelar toleransi yang di terima pak kebo hanya sebuah setingan :
menteri agama adem ayam aja yang penting setoran tiap bulan masuk :
you know lah :
Jakarta. Proses renovasi Gereja Protestan
Indonesia bagian Barat (GPIB) Pelita Lubang
Buaya yang berada di Jalan Pelita XIII RT 01/ RW
12 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur ditentang sebuah ormas.
Sejumlah spanduk berisi penolakan
pembangunan rumah ibadah di wilayah tersebut,
dipasang di beberapa akses jalan menuju rumah
ibadah yang terletak di wilayah perbatasan
Jakarta dan Bekasi itu.
Ketua Majelis Jemaat GPIB Pelita, Lubang Buaya Pdt.
A.H.L Lowing mengatakan, spanduk-spanduk
berisi penolakan pembangunan gereja mulai
terlihat di sekitar lokasi, sejak Minggu (13/10)
kemarin. Padahal pihaknya hanya merenovasi
bangunan yang belum pernah dilakukan sejak berdiri sekitar 32 tahun lalu, bukan, membangun
gereja baru seperti yang disebutkan spanduk-
spanduk tersebut.
Bahkan Lowing menjelaskan, sebelum gereja
mulai direnovasi tiga pekan lalu, pihaknya telah
memperlihatkan kondisi fisik gereja yang mulai
mengalami pelapukan dan rawan ambruk kepada
aparat kelurahan dan kepolisian setempat.
"Ini hanya perbaikan, hanya bagian yang rusak
saja yang ditangani. Tidak ada struktur bangunan
yang berubah, semuanya masih sama seperti saat
dibangun pada 1981 lalu. Tapi begitu ada protes
seperti ini, dan sempat ada oknum ormas yang
datang kemari, kami jelaskan bahwa ini bukan pembangunan, tapi perbaikan," kata Lowing
kepada wartawan, Kamis (17/10).
Lowing mengaku heran dengan adanya
penolakan yang mengatasnamakan warga
tersebut. Hal itu lantaran hubungan pihak gereja
dengan masyarakat sekitar, selama ini terjalin baik.
Warga yang tinggal di sekitar area justru tidak
mengetahui pihak-pihak yang memasang spanduk.
Menurutnya spanduk berisi penolakan
pembangunan gereja dan informasi terkait unjuk
rasa hanyalah isu yang disebarkan pihak-pihak
tidak bertanggung jawab. Pihak gereja sendiri
sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan
untuk mengantisipasi isu tersebut. Dengan koordinasi ini, Lowing mengatakan kegiatan
jemaat tidak terganggu sama sekali dengan
adanya isu-isu tersebut.
"Bagaimana mungkin kami ada di tengah
masyarakat, kalau kami tidak berbaur dengan
masyarakat. Intinya kami pribadi tidak ada
masalah dengan spanduk ataupun ancaman
tersebut, tapi kami minta pemerintah sikapi ini
dengan netral, dan berharap aparat melakukan penindakan sesuai prosedur," ucap Lowing.
Sejauh ini, tambahnya, aparat keamanan sudah
proporsional mengantisipasi isu-isu terkait
penolakan pembangunan rumah ibadah di
wilayah tersebut. Dia berharap tidak terjadi hal
apapun hingga perbaikan rampung dikerjakan
pada pekan ini.
"Kita harap semua baik-baik saja sampai gereja ini
rampung diperbaiki. Rencana minggu ini
rampung," terangnya.
Kapolsek Cipayung, Kompol Ua Triyanto mengakui
adanya upaya penolakan pembangunan gereja
oleh oknum ormas tertentu. Dia juga
membenarkan bahwa pihaknya mendapat
informasi terkait unjuk rasa di areal gereja.
"Namun sejak pagi sampai siang ini, isu itu tidak
terbukti. Kita juga berharap isu yang kita dapat
dari aparatur pemerintah setempat tersebut tetap
tidak terbukti nantinya," kata Ua saat dihubungi
wartawan, Kamis (17/10) siang.
Ua menyatakan penolakan pembangunan gereja
tidak beralasan. Hal itu lantaran gereja sudah ada
sejak lama, dan saat ini sedang direnovasi.
"Jadi kalau dibilang ada pembangunan, tidak
benar," kata Ua.
Meski hingga sekitar pukul 12.00 WIB, ormas yang
dimaksud tidak tampak di lokasi, Ua mengatakan
pihaknya tetap menyiagakan sebanyak 20
petugas dari Polsek Cipayung di sekitar areal
gereja untuk mengantisipasi hal yang tidak
diinginkan.
"Kita juga dibantu personel dari Polres Metro
Jakarta Timur dan Koramil Cipayung. Intinya ini
sebagai upaya antisipasi saja. Terlebih kita dapat
informasi akan adanya unjuk rasa di areal gereja,"
ucap Ua.
Berdasar pantauan, perbaikan gereja sudah
memasuki tahap akhir. Sejumlah pekerja yang tak
terganggu dengan isu penolakan tersebut, tetap
mengecat beberapa bagian gereja.
m.beritasatu.com/nasional/144986-renovasi-gereja-gpib-ditolak-ormas-intoleran.html
ternyata gelar toleransi yang di terima pak kebo hanya sebuah setingan :
menteri agama adem ayam aja yang penting setoran tiap bulan masuk :
Quote:
you know lah :
0
6.7K
132
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan