- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Ormas Pemuda Panca Marga dalam Sengketa Lahan] Keluarga Veteran Batal Patok Tanah
TS
ozombie
[Ormas Pemuda Panca Marga dalam Sengketa Lahan] Keluarga Veteran Batal Patok Tanah
Keluarga Veteran Batal Patok Tanah
Jumat, 18 Oktober 2013 | 12:11 WIB
TANGSEL - Anggota keluarga veteran dan mantan pejuang kemerdekaan 1945 batal memasang patok tanah di lahan yang dipersengketakan seluas 25,6 Hektar di kawasan Lengkong Kulon, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis (17/10).
Lahan tersebut merupakan lahan sengketa antara keluarga veteran dengan Sinar Mas Grup. Puluhan anggota keluarga veteran dan mantan pejuang 1945 berencana menancapkan patok di lahan yang dipersengketakan akhirnya batal lantaran pihak dari Sinar Mas Grup bersedia melakukan mediasi dengan pihak veteran, yang didampingi Ormas Pemuda Panca Marga (PPM) di Mapolsek Pagedangan. Dalam mediasi itu, diperoleh beberapa kesepakatan antara kedua kubu. “Nanti akan dihadirkan pihak-pihak yang akan mempertegas masalah ini. Kami sepakat bakal mendatangkan pihak BPN (Badan Pertanahan Negara). Selain itu akan kami datangkan juga ahli waris. Ini untuk memperjelas masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini,” kata Kuasa Hukum Sinar Mas Grup, Toni Tampubolon ditemui Banten Raya di lokasi.
Sinar Mas Grup sendiri, diakui Toni tidak melakukan penyerobotan lahan yang saat ini sudah digarap perusahaan properti tersebut menjadi beberapa cluster tersebut. Pihaknya, kata dia, secara resmi membeli dari beberapa orang yang memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM), yang diterbitkan sekitar tahun 1980-an. “Kita tidak menyerobot. Kita membeli secara resmi dari masyarakat yang punya SHM. Setelah itu, kita jadikan menjadi SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan). Jika kita memang dituding menyerobot, kita persilahkan mereka menempuh jalur hukum,” tandasnya.
Terkait sejarah lahan tersebut, Toni mengaku pada zaman Presiden Soekarno tahun 1963, dikeluarkan kebijakan redistribusi kepada para tentara sebagai bentuk penghargaan Negara atas perjuangan tentara. “Memang ada pemesrahan jauh hari sebelum redistribusi, yakni tahun 1940-an. Dengan adanya redistribusi ini, maka pemesrahan itu gugur dengan sendirinya. Kita membeli setelah muncul sertifikat pada 1980-an,” tandasnya.
Sementara Kuasa Tanah-tanah Veteran di Legok dan Pagedangan, Sri Ika mengaku enggan melanjutkan kasus saling klaim tersebut ke pengadilan. Alasannya, pihak veteran dan pejuang 1945 sudah tidak percaya lagi dengan sistem peradilan di Indonesia. “Kita hanya orang kecil. Orang kecil melawan yang besar kan sulit. Jadi kita berusaha dengan cara seperti ini. Jika hasil mediasi ini tidak ada kemajuan, maka minggu depan kami akan menancapkan patok di lahan 25,6 meter milik para veteran dan mantan pejuang kemerdekaan itu,” tegasnya.
Menurutnya, lahan seluas 25,6 hektar letter C nomor 678 di Lengkong Kulon tersebut adalah milik Ong Kim Tjeng, yang kemudian dihibahkan kepada pejuang Legok-Pagedangan pada 20 Juni 1946. Pengusaha asal China itu, kata dia, menghibahkan lahan itu tanda terima kasihnya kepada pejuang Legok-Pagedangan yang telah menyelamatkan dirinya saat peperangan. “Ini masih lahan para pejuang,” kata dia. Sementara veteran yang turut serta dalam pertemuan itu, Udin Acen (88) dan Sarkawi (90) mengaku ingin permasalahan tersebut segera selesai. “Saya ingin tanah saya kembali. Itu saja yang saya inginkan,” kata Sarkawi. (iwan)
http://bantenraya.com/banten-raya/61...l-patok-tanah-
Bisanya mengancam dgn patok lahan dgn pakai jasa ormas Pemuda Panca Marga, gak berani dibawa ke jalur hukum. Akhirnya cuma mau dimediasi.
Kasus sengketa lahan dgn jasa ormas preman.
[Kebiasaan] Coba Duduki Lahan, 179 Anggota Ormas Banten Diamankan Tim Pemburu Preman
Jokowi: Untuk Apa FBR Berjaga di Ria Rio?
{Warga yg Pro Yayasan Adam Malik} Warga Waduk Ria Rio Kerahkan Ormas FBR untuk Siaga
{Pembela Yayasan Adam Malik} Warga Waduk Ria Rio Turunkan 1.000 Anggota Ormas FBR
(Ternyataa!) Pengembang Alam Sutera Punya Bukti Surat Sertifikat, FPI punya Urat
Jumat, 18 Oktober 2013 | 12:11 WIB
TANGSEL - Anggota keluarga veteran dan mantan pejuang kemerdekaan 1945 batal memasang patok tanah di lahan yang dipersengketakan seluas 25,6 Hektar di kawasan Lengkong Kulon, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis (17/10).
Lahan tersebut merupakan lahan sengketa antara keluarga veteran dengan Sinar Mas Grup. Puluhan anggota keluarga veteran dan mantan pejuang 1945 berencana menancapkan patok di lahan yang dipersengketakan akhirnya batal lantaran pihak dari Sinar Mas Grup bersedia melakukan mediasi dengan pihak veteran, yang didampingi Ormas Pemuda Panca Marga (PPM) di Mapolsek Pagedangan. Dalam mediasi itu, diperoleh beberapa kesepakatan antara kedua kubu. “Nanti akan dihadirkan pihak-pihak yang akan mempertegas masalah ini. Kami sepakat bakal mendatangkan pihak BPN (Badan Pertanahan Negara). Selain itu akan kami datangkan juga ahli waris. Ini untuk memperjelas masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini,” kata Kuasa Hukum Sinar Mas Grup, Toni Tampubolon ditemui Banten Raya di lokasi.
Sinar Mas Grup sendiri, diakui Toni tidak melakukan penyerobotan lahan yang saat ini sudah digarap perusahaan properti tersebut menjadi beberapa cluster tersebut. Pihaknya, kata dia, secara resmi membeli dari beberapa orang yang memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM), yang diterbitkan sekitar tahun 1980-an. “Kita tidak menyerobot. Kita membeli secara resmi dari masyarakat yang punya SHM. Setelah itu, kita jadikan menjadi SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan). Jika kita memang dituding menyerobot, kita persilahkan mereka menempuh jalur hukum,” tandasnya.
Terkait sejarah lahan tersebut, Toni mengaku pada zaman Presiden Soekarno tahun 1963, dikeluarkan kebijakan redistribusi kepada para tentara sebagai bentuk penghargaan Negara atas perjuangan tentara. “Memang ada pemesrahan jauh hari sebelum redistribusi, yakni tahun 1940-an. Dengan adanya redistribusi ini, maka pemesrahan itu gugur dengan sendirinya. Kita membeli setelah muncul sertifikat pada 1980-an,” tandasnya.
Sementara Kuasa Tanah-tanah Veteran di Legok dan Pagedangan, Sri Ika mengaku enggan melanjutkan kasus saling klaim tersebut ke pengadilan. Alasannya, pihak veteran dan pejuang 1945 sudah tidak percaya lagi dengan sistem peradilan di Indonesia. “Kita hanya orang kecil. Orang kecil melawan yang besar kan sulit. Jadi kita berusaha dengan cara seperti ini. Jika hasil mediasi ini tidak ada kemajuan, maka minggu depan kami akan menancapkan patok di lahan 25,6 meter milik para veteran dan mantan pejuang kemerdekaan itu,” tegasnya.
Menurutnya, lahan seluas 25,6 hektar letter C nomor 678 di Lengkong Kulon tersebut adalah milik Ong Kim Tjeng, yang kemudian dihibahkan kepada pejuang Legok-Pagedangan pada 20 Juni 1946. Pengusaha asal China itu, kata dia, menghibahkan lahan itu tanda terima kasihnya kepada pejuang Legok-Pagedangan yang telah menyelamatkan dirinya saat peperangan. “Ini masih lahan para pejuang,” kata dia. Sementara veteran yang turut serta dalam pertemuan itu, Udin Acen (88) dan Sarkawi (90) mengaku ingin permasalahan tersebut segera selesai. “Saya ingin tanah saya kembali. Itu saja yang saya inginkan,” kata Sarkawi. (iwan)
http://bantenraya.com/banten-raya/61...l-patok-tanah-
Bisanya mengancam dgn patok lahan dgn pakai jasa ormas Pemuda Panca Marga, gak berani dibawa ke jalur hukum. Akhirnya cuma mau dimediasi.
Quote:
Original Posted By ozombie►
Senin, 05/08/2013 03:17 WIB
Ormas Besutan Haji Lulung Bantah Bekingi PKL Tanah Abang
Ray Jordan - detikNews
Jakarta - Ormas besutan Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana, Pemuda Panca Marga (PPM) Jakarta membantah jika disebut membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. PPM Jakarta juga membantah jika salah seorang preman yang tertangkap saat razia yang dilakukan aparat Polda Metro Jaya adalah anggota PPM Jakarta.
"Kami di PPM tidak pernah terlibat dalam beking-membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. Apalagi kabar di media yang menyebutkan kalau preman yang di Tanah Abang di antaranya adalah anggota PPM. Itu semuanya tidak benar," ujar Ketua PPM Jakarta Saharudin Asyrad dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (4/8/2013).
Sementara itu, terkait dengan sikap PPM Jakarta mendukung langkah Lulung Lunggana yang 'berseteru' dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Saharudin mengatakan, hal itu semata karena Lulung adalah panutan dari PPM. Terlebih, Tanah Abang merupakan bekas dapil Lulung Lunggana saat pemilu 2009 lalu.
"Jelas kami bela Bang Lulung, karena dia ketua umum kami. Di lain pihak kami di PPM menilai pernyataan-pernyataan Ahok di media sudah keterlaluan dan kasar,"jelasnya.
Saharudin juga menegaskan, Ketua Umum PPM Lulung Lunggana sangat setuju jika PKL liar di Tanah Abang ditertibkan. Apalagi jika hal itu dilakukan setelah lebaran.
Dikatakan Saharudin, Lulung merasa kecewa dengan sikap Ahok yang diduga menuding ada keterlibatan anggota DPRD DKI untuk membekingi PKL liar di Tanah Abang.
"Di saat Bang Lulung turun ketengah-tengah PKL, Ahok malah menudingnya kalau ada anggota dewan yang membekingi PKL Tanah Abang. Jelas ini tidak benar. Disinilah kami medukung langkah Bang Lulung. Bang Lulung menggelar reses di sana, karena Tanah Abang merupakan dapil Bang Lulung waktu pemilu 2009 lalu," tukasnya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/08/05/031758/2324235/10/ormas-besutan-haji-lulung-bantah-bekingi-pkl-tanah-abang?9922022[/url]
Kamis, 01/08/2013 14:30 WIB
Setengah Hari Memalak, Preman di Tanah Abang Kantongi Rp 1,6 Juta
E Mei Amelia R - detikNews
Foto Doni Firmansyah mengenakan seragam ormas.
Jakarta - Perputaran uang di pusat grosir Tanah Abang memang sangat dahsyat. Sedemikian dahsyatnya hingga dalam setengah hari seorang pemalak yang merangkap juru parkir liar bisa mengantongi Rp 1,6 juta.
Setidaknya demikian pengakuan Doni Firmansyah (31) yang merupakan satu dari puluhan orang preman di Tanah Abang yang ditangkap polisi, Kamis (1/8/2013). Pemuda yang tinggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini mengaku sebagai timer Kopaja.
"Saya juru parkir, timer juga. Sehari minta Rp 2 ribu ke sopir Kopaja," kata Doni
Sebagai timer, Doni mangkal di kolong jembatan Jatibaru, Tanah Abang. Di 'pos jaga' itu ditanganinya bergantian bersama dua temannya.
"Saya nggak maksa minta Pak! Benar Pak!" aku Doni kepada petugas yang menggeledahnya dan menemukan uang recehan sebesar Rp 1.650.000.
Doni mengaku juga sebagai petugas keamanan dari sebuah organisasi kepemudaan. "Saya tanggung jawab ke Ketua PPM (Pemuda Panca Marga)," kata Doni.
Operasi yang berkaitan dengan Operasi Cipta Kondisi 2013, dilakukan pada Kamis 1 Agustus 2013, siang tadi. Preman-preman ini diangkut dari lima titik rawan, yakni di dekat Masjid At-Taqwa, stasiun hingga ke Pasar Tasik, di depan Pasar Tasik, di depan Blok B dan Blok G.
Para preman ini ditangkap saat melakukan kegiatan seperti memungut uang pungutan dari pedagang kaki lima (PKL), juru parkir liar dan Pak Ogah serta timer. Operasi ini dilakukan oleh Subdit Jatanras dan Subdir Ranmor Ditreskrimum Polda Metrob Jaya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/08/01/142454/2321392/10/setengah-hari-memalak-preman-di-tanah-abang-kantongi-rp-16-juta?9911012[/url]
As always, should you or any of your Freeman Force be caught or killed, the Pemuda Panca Marga will disavow any knowledge of your actions. This tape/disc will self-destruct in five seconds. Good luck, Doni Firmansyah.
Senin, 05/08/2013 03:17 WIB
Ormas Besutan Haji Lulung Bantah Bekingi PKL Tanah Abang
Ray Jordan - detikNews
Jakarta - Ormas besutan Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana, Pemuda Panca Marga (PPM) Jakarta membantah jika disebut membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. PPM Jakarta juga membantah jika salah seorang preman yang tertangkap saat razia yang dilakukan aparat Polda Metro Jaya adalah anggota PPM Jakarta.
"Kami di PPM tidak pernah terlibat dalam beking-membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. Apalagi kabar di media yang menyebutkan kalau preman yang di Tanah Abang di antaranya adalah anggota PPM. Itu semuanya tidak benar," ujar Ketua PPM Jakarta Saharudin Asyrad dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (4/8/2013).
Sementara itu, terkait dengan sikap PPM Jakarta mendukung langkah Lulung Lunggana yang 'berseteru' dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Saharudin mengatakan, hal itu semata karena Lulung adalah panutan dari PPM. Terlebih, Tanah Abang merupakan bekas dapil Lulung Lunggana saat pemilu 2009 lalu.
"Jelas kami bela Bang Lulung, karena dia ketua umum kami. Di lain pihak kami di PPM menilai pernyataan-pernyataan Ahok di media sudah keterlaluan dan kasar,"jelasnya.
Saharudin juga menegaskan, Ketua Umum PPM Lulung Lunggana sangat setuju jika PKL liar di Tanah Abang ditertibkan. Apalagi jika hal itu dilakukan setelah lebaran.
Dikatakan Saharudin, Lulung merasa kecewa dengan sikap Ahok yang diduga menuding ada keterlibatan anggota DPRD DKI untuk membekingi PKL liar di Tanah Abang.
"Di saat Bang Lulung turun ketengah-tengah PKL, Ahok malah menudingnya kalau ada anggota dewan yang membekingi PKL Tanah Abang. Jelas ini tidak benar. Disinilah kami medukung langkah Bang Lulung. Bang Lulung menggelar reses di sana, karena Tanah Abang merupakan dapil Bang Lulung waktu pemilu 2009 lalu," tukasnya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/08/05/031758/2324235/10/ormas-besutan-haji-lulung-bantah-bekingi-pkl-tanah-abang?9922022[/url]
Kamis, 01/08/2013 14:30 WIB
Setengah Hari Memalak, Preman di Tanah Abang Kantongi Rp 1,6 Juta
E Mei Amelia R - detikNews
Foto Doni Firmansyah mengenakan seragam ormas.
Jakarta - Perputaran uang di pusat grosir Tanah Abang memang sangat dahsyat. Sedemikian dahsyatnya hingga dalam setengah hari seorang pemalak yang merangkap juru parkir liar bisa mengantongi Rp 1,6 juta.
Setidaknya demikian pengakuan Doni Firmansyah (31) yang merupakan satu dari puluhan orang preman di Tanah Abang yang ditangkap polisi, Kamis (1/8/2013). Pemuda yang tinggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini mengaku sebagai timer Kopaja.
"Saya juru parkir, timer juga. Sehari minta Rp 2 ribu ke sopir Kopaja," kata Doni
Sebagai timer, Doni mangkal di kolong jembatan Jatibaru, Tanah Abang. Di 'pos jaga' itu ditanganinya bergantian bersama dua temannya.
"Saya nggak maksa minta Pak! Benar Pak!" aku Doni kepada petugas yang menggeledahnya dan menemukan uang recehan sebesar Rp 1.650.000.
Doni mengaku juga sebagai petugas keamanan dari sebuah organisasi kepemudaan. "Saya tanggung jawab ke Ketua PPM (Pemuda Panca Marga)," kata Doni.
Operasi yang berkaitan dengan Operasi Cipta Kondisi 2013, dilakukan pada Kamis 1 Agustus 2013, siang tadi. Preman-preman ini diangkut dari lima titik rawan, yakni di dekat Masjid At-Taqwa, stasiun hingga ke Pasar Tasik, di depan Pasar Tasik, di depan Blok B dan Blok G.
Para preman ini ditangkap saat melakukan kegiatan seperti memungut uang pungutan dari pedagang kaki lima (PKL), juru parkir liar dan Pak Ogah serta timer. Operasi ini dilakukan oleh Subdit Jatanras dan Subdir Ranmor Ditreskrimum Polda Metrob Jaya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/08/01/142454/2321392/10/setengah-hari-memalak-preman-di-tanah-abang-kantongi-rp-16-juta?9911012[/url]
As always, should you or any of your Freeman Force be caught or killed, the Pemuda Panca Marga will disavow any knowledge of your actions. This tape/disc will self-destruct in five seconds. Good luck, Doni Firmansyah.
Kasus sengketa lahan dgn jasa ormas preman.
[Kebiasaan] Coba Duduki Lahan, 179 Anggota Ormas Banten Diamankan Tim Pemburu Preman
Jokowi: Untuk Apa FBR Berjaga di Ria Rio?
{Warga yg Pro Yayasan Adam Malik} Warga Waduk Ria Rio Kerahkan Ormas FBR untuk Siaga
{Pembela Yayasan Adam Malik} Warga Waduk Ria Rio Turunkan 1.000 Anggota Ormas FBR
(Ternyataa!) Pengembang Alam Sutera Punya Bukti Surat Sertifikat, FPI punya Urat
0
2.2K
6
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan