- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(SUMBAR) Daerah Lain Mati Lampu, Kinali Tetap Nyala


TS
hobi_linux
(SUMBAR) Daerah Lain Mati Lampu, Kinali Tetap Nyala

Quote:
Ketika masyarakat Sumbar kesal dengan pemadaman listrik bergilir sejak lima bulan lalu, warga Jorong Banduabalai Kenagarian Kinali, Kecamatan Kinali, Pasaman Barat tetap terang benderang. Kenapa bisa?
Ya, apalagi kalau bukan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Banjar Durian Gadang di Jorong Banduabalai Kenagarian Kinali, Kecamatan Kinali. Sejak PLTMH beroperasi, warga setempat tetap menikmati aliran listrik sepanjang massa.
Lokasinya berbatasan langsung dengan Kecamatan Tigonagari, Kabupaten Pasaman. Program pemanfaatan sumber daya alam ini sangat dirasakan warga manfaatnya. Kesejahteraan masyarakat terangkat. Padahal, daerah ini termasuk terisolir. Bila dari pusat kota Simpangempat, jarah tempuh sekitar 2,5 jam naik motor.
Operator PLTM, Ridwan Dt Rangkayo Basa didampingi Sekretaris OMS PLTMH, Marjoni menyebutkan, yang sudah terpasang aliran listrik mencapai 62 KK dengan kapasitas 450 watt. Kapasitas terpasang 25 ribu Watt/VA atau 25 KVA (kilo volt ampere). PLTMH ini sudah berdiri sejak 2011 lalu. Dan, hingga kini belum pernah ada masalah.
Program ini diukur pada puncak musim kering sejak 2007 lalu dengan menggunakan metode kecepatan luas penampang. Debit air Batang Kularian ini mencapai 1,2 m3/S. Sedangkan debit yang digunakan 0,6 m3/S. Lebar sungai 24 m, tinggi jatuh/head 8 m. Sedangkan jarak pembangkit dengan rumah masyarakat 2000 m/2 km. Lokasi letak power house yakni tanah perkebunan masyarakat.
Dulu yang membangun program ini adalah CV Budi Indah. Untuk membangun PLTMH ini, membutuhkan dana Rp 850 juta dari APBD Sumbar. Saat ini sistem pengelolaannya langsung dilaksanakan organisasi masyarakat sekitar (OMS).
Tugas manajemen hanya melakukan pengawasan dan perawatan setiap ada kerusakan. “Ya, sekali seminggu off karena pembersihan lokasi. Tapi, tetap hidup selama 24 jam. Program ini sangat membantu masyarakat di daerah terpencil,” kata Marjoni.
Untuk pemerataan, setiap kepala keluarga mendapat jatah 2 ampere atau 450 watt. Pembayarannya melalui kesepakatan, yakni Rp 1.000/KWH. Misalnya jika sebulan memakai daya 30 KWH, berarti harus membayar Rp 30 ribu/bulan. Bola lampu yang dipakai harus lampu hemat energi (LHE). Peralatannya itu selalu dicek apakah ada kerusakan mesin.
Kalau ada yang rusak, selalu dimusyawarahkan dan dilaporkan ke kabupaten untuk perbaikan. Warga sangat gembira dengan program ini. Maklum, dulu warga di sini hanya memakai lampu teplok.
Kabid Migas Dinas Pertambangan dan Energi Pasbar, Sulpani Lubis didampingi Ketua OMS PLTMH Banjar Durian Gadang, Masril menyampaikan, di Pasbar ada 7 PLTMH yang telah dan sedang dibangun.
Selain itu PLTMH, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) juga potensial di Pasbar. Ada 7 lokasi yang sedang dibidik oleh perusahaan swasta. Izin lokasi yang sudah diterbitkan yakni, Sitobu dan Bandar Nagari Rabijonggor Kecamatan Gunungtuleh, di Batangtalu Kecamatan Talamau dua titik.
Di Batang Tongar Kecamatan Pasaman, Batang Sikobo Ujunggading Kecamatan Lembahmelintang, dan di Tinggiran Nagari Serasahbetung Kecamatan Seiaur. Sedangkan proses izin lokasi, yakni di Batangbatahan Kecamatan Ranahbatahan dan di Batang Pasaman Kecamatan Talamau.
Ada juga yang dalam proses izin survei di dua titik, yaitu yang sedang diincari perusahaan swasta, keduanya di Batahan. ”Ya, kalau kapasitas PLTM ini mencapai 3-7 MW/lokasi. Yang berpotensi ada 9 lokasi. Satu lokasi ini bisa memakan biaya sekitar Rp 800 miliar, atau tergantung lokasinya,” sebut Sulpanis.
Jika satu titik saja dari 9 lokasi itu yang berjalan, maka kapasitasnya bisa mencukupi Kabupaten Pasbar, bahkan untuk kabupaten lain. Karena dalam satu titik itu, kekuatannya mencapai jutaan watt.
”Kita harap bagi perusahaan yang mengurus izin agar lebih serius. Dan diharapkan pula di tingkat provinsi dan pusat tidak terlalu sulit birokrasi kepengurusan izin pembangkit listrik ini,” tandasnya. (***)
sumbar: http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=47942
-
yaaah, cuma ada di Pasaman, ane di Bukittinggi yg tulisan "KOTA WISATA" nya segede gaban, sering mati lampu gan, ntah kenapa, ktnya yg di Ombilin rusak, ntahlah, trus tarif listrik jg naik euy.
0
2.4K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan