Skalanews - Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Cilacap Partai Demokrat, Tridianto, tidak akan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diperiksa sebagai saksi bagi tersangka kasus penerimaan gratifikasi terkait Hambalang, Anas Urbaningrum.

Lantaran dia mengaku kesal, KPK mengirim tiga lembar surat panggilan ke tiga alamat. Yakni rumah ketiga isterinya.

"KPK melayangkan surat panggillan tiga lembar, dan dialamatkan ke rumah-rumah istri-istriku. Ini saya anggap KPK tidak profesional, karena mengganggu privasi dan kenyamanan keluarga saya," ujarnya, saat dihubungi melalui pesan singkat dari Jakarta, Jumat (18/10).

Pasalnya, kata Tri, akibat dikirimi tiga surat panggilan itu, keluarga dari istri-isitrinya itu jadi ribut-ribut karena langsung berfikir negatif kalau dirinya terlibat korupsi di kasus Hambalang.

Dia pun menyindir KPK yang mengatasi masalah tapi bikin masalah. "Harusnya mereka contoh Pegadaian, yang motonya mengatasi masalah tanpa masalah."

Merasa privasinya terganggu, Tri pun menuntut KPK untuk minta maaf. "Saya mau datang memenui panggilan, kalau KPK mau meminta maaf soal surat panggilan itu."

Tri mengaku akan tetap ngotot mendesak KPK untuk minta maaf jika ingin memanggil dirinya. Dia bahkan tak gentar jika memang harus dipanggil paksa oleh KPK, karena yakin tidak bersalah. "Saya menghormati hukum cuma saya minta KPK juga menghormati keluarga dan privasi saya."

Selain itu, Tri juga mengajukan satu syarat lagi untuk pemanggilan KPK, yaitu surat panggilan dikirimkan hanya ke satu alamat saja. "Yang ada di KTP saya yang ada di KPK." (Risman Afrianda/ mvw)

http://skalanews.com/berita/detail/1...-Panggilan-KPK