- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Tangerang Raya
TANGERANG CRAZY RUNNER


TS
nateskywalker
TANGERANG CRAZY RUNNER
All About Running
Quote:
Himbauan Umum :
melakukan pemanasan sebelum berlari.
menggunakan sepatu lari yang paling cocok untuk kaki anda.
memakai pakaian lari yang paling ringan dan paling nyaman.
saat sesi lari malam, selalu menggunakan pakaian dengan warna terang.
mengkonsumsi makanan / hidangan utama dua (2) jam sebelum sesi lari.
jangan berlari saat kondisi badan tidak fit.
melakukan peregangan setelah sesi berlari.
memahami rute lari.
extra hati-hati dalam menggunakan pemutar musik iPod, Walkman, dan sejenisnya dalam berlari, terutama di luar ruang, khususnya di jalan raya.
Spoiler for Running Aplication For Smart Phone:
Buat teman-teman yang memakai smart phone, android atau blackberry DLL, bisa download aplikasi ini untuk menghitung jarak tempuh lari dan kecepatan nya.
Spoiler for :

Spoiler for :

Spoiler for :

Spoiler for :

Quote:
Cegah Cedera Dengan Kenali Pola Berlari Yang Benar

[FONT=Comic Sans MS]DuniaLari.com – Lari merupakan aktifitas tertinggi dari berjalan, lari juga merupakan tehnik dasar dalam berbagai cabang olahraga. Berlari membutuhkan gerakan dari beberapa sendi (multijoint) terutama persendian anggota gerak bawah. Jika kita tidak mengetahui pola gerakan dalam berlari yang benar, anggota gerak bawah akan mudah cedera. Hal tersebut dikarenakan sendi-sendi yang digerakkan saat berlari tidak bergerak optimal, kinerja otot yang kurang baik (lemah), kurangnya fleksibilitas otot dan kurangnya keseimbangan tubuh saat berlari.
Jika dilihat pada satu sisi dan satu anggota gerak bawah, pola gerakan berlari sama dengan aktifitas berjalan yang terdiri dari Fase Bertumpu (Stance Phase) dan Fase Ayunan (Swing Phase). Kedua fase tersebut bekerja secara bergantian dan berulang-ulang. Perbedaan pola berjalan dengan berlari adalah dalam berlari terdapat satu fenomena kedua kaki dan tubuh melayang (floating) di udara.
Pada salah satu kaki yang akan mendarat setelah fase melayang, sendi lutut harus sedikit tertekuk. Posisi sendi tersebut dikarenakan sebagai peredam tekanan saat bertumpu. Jika posisi sendi lutut lurus dan terkunci, akan menyebabkan meniscus sendi lutut mengalami kerusakan. Selain itu juga akan memberikan pembebanan yang besar dan dapat merusak jaringan pada sendi pergelangan kaki (ankle), sendi panggul (hip) dan persendian pada pinggang (lumbal).
Fase bertumpu terdiri dari :
Foot Strike : posisi dimana kaki tumpuan berada di depan tubuh (titik gravitasi tubuh), dan sendi lutut sedikit ditekuk (tidak lurus).
Mid Support : kaki tumpuan bergerak dari depan hingga membelakangi titik gravitasi tubuh. Sendi lutut tetap sedikiti tertekuk (tidak lurus).
Take Off : Posisi setelah Mid Support untuk melepaskan tumpuan dan bergerak pada fase melayang.
Fase Mengayun terdiiri dari:
Follow Through : setelah fase bertumpu, posisi kaki melayang di atas bidang tumpu dan bersiap untuk mengayunkan kaki ke depan.
Forward Swing : Kaki diayunkan ke depan titik gravitasi tubuh. Pada posisi ini terjadi fenomena kedua kaki akan melayang (floating) di atas bidang tumpu.
Foot Descend : kaki yang diayunkan tadi kembali ke posisi foot strike.
Pola gerakan tersebut menginformasikan pelari untuk dapat menggerakkan anggota gerak bawahnya sesuai dengan pola agar mencapai hasil dan kinerja tubuh yang maksimal. Jika kita sudah menguasai pola gerakan dengan benar, otot, saraf dan persendian akan bekerja sesuai dengan kebutuhan dalam berlari dan resiko cedera akan menurun.

[FONT=Comic Sans MS]DuniaLari.com – Lari merupakan aktifitas tertinggi dari berjalan, lari juga merupakan tehnik dasar dalam berbagai cabang olahraga. Berlari membutuhkan gerakan dari beberapa sendi (multijoint) terutama persendian anggota gerak bawah. Jika kita tidak mengetahui pola gerakan dalam berlari yang benar, anggota gerak bawah akan mudah cedera. Hal tersebut dikarenakan sendi-sendi yang digerakkan saat berlari tidak bergerak optimal, kinerja otot yang kurang baik (lemah), kurangnya fleksibilitas otot dan kurangnya keseimbangan tubuh saat berlari.
Jika dilihat pada satu sisi dan satu anggota gerak bawah, pola gerakan berlari sama dengan aktifitas berjalan yang terdiri dari Fase Bertumpu (Stance Phase) dan Fase Ayunan (Swing Phase). Kedua fase tersebut bekerja secara bergantian dan berulang-ulang. Perbedaan pola berjalan dengan berlari adalah dalam berlari terdapat satu fenomena kedua kaki dan tubuh melayang (floating) di udara.
Pada salah satu kaki yang akan mendarat setelah fase melayang, sendi lutut harus sedikit tertekuk. Posisi sendi tersebut dikarenakan sebagai peredam tekanan saat bertumpu. Jika posisi sendi lutut lurus dan terkunci, akan menyebabkan meniscus sendi lutut mengalami kerusakan. Selain itu juga akan memberikan pembebanan yang besar dan dapat merusak jaringan pada sendi pergelangan kaki (ankle), sendi panggul (hip) dan persendian pada pinggang (lumbal).
Spoiler for foto:

Fase bertumpu terdiri dari :
Foot Strike : posisi dimana kaki tumpuan berada di depan tubuh (titik gravitasi tubuh), dan sendi lutut sedikit ditekuk (tidak lurus).
Mid Support : kaki tumpuan bergerak dari depan hingga membelakangi titik gravitasi tubuh. Sendi lutut tetap sedikiti tertekuk (tidak lurus).
Take Off : Posisi setelah Mid Support untuk melepaskan tumpuan dan bergerak pada fase melayang.
Fase Mengayun terdiiri dari:
Follow Through : setelah fase bertumpu, posisi kaki melayang di atas bidang tumpu dan bersiap untuk mengayunkan kaki ke depan.
Forward Swing : Kaki diayunkan ke depan titik gravitasi tubuh. Pada posisi ini terjadi fenomena kedua kaki akan melayang (floating) di atas bidang tumpu.
Foot Descend : kaki yang diayunkan tadi kembali ke posisi foot strike.
Pola gerakan tersebut menginformasikan pelari untuk dapat menggerakkan anggota gerak bawahnya sesuai dengan pola agar mencapai hasil dan kinerja tubuh yang maksimal. Jika kita sudah menguasai pola gerakan dengan benar, otot, saraf dan persendian akan bekerja sesuai dengan kebutuhan dalam berlari dan resiko cedera akan menurun.
Quote:
10 Tips Lari
1. Siapkan Rencana
Di tengah aktivitas sehari-hari Anda yang padat, perlu mengatur jadwal latihan lari. Buat rencana latihan dengan menyesuaikan kegiatan harian Anda. Usahakan teratur agar hasilnya maksimal. Untuk sebuah lomba 10K, idealnya waktu latihan minimal selama sepuluh pekan. Anda memang bisa saja berlatih dalam waktu yang lebih singkat. Tapi, dengan waktu yang lebih panjang, Anda bisa mengantisipasi hal-hal tak terduga seperti sakit atau masalah hidup.
2. Konsisten
Seorang pelari kelas dunia pun suatu saat akan mengalami masa-masa sulit. Jadi, merupakan sesuatu yang normal kalau dalam latihan Anda kadang bagus, kadang buruk, dan kadang buruk sekali. Jadi, ketika Anda punya kesulitan, yang perlu Anda lakukan adalah mengurangi kecepatan, dan selesaikan. Itu adalah bagian dari proses latihan dan proses menemukan ritme terbaik lari Anda.
3. Coba Lebih Cepat
Agar bisa berlari lebih cepat, Anda perlu berlatih dengan kecepatan yang lebih tinggi. Luangkan satu waktu di setiap pekan untuk berlari cepat jarak pendek selama satu atau dua menit, kemudian selingi dengan lari santai dalam waktu yang sama. Lakukan hal di atas secara berulang-ulang selama tiga atau empat pekan. Kalau sudah makin terbiasa, coba lari lebih cepat dan tambah interval waktunya.
4. Coba Lebih Jauh
Salah satu tantangan yang akan Anda hadapi sebelum terbiasa berlari 10K adalah menaikkan jarak tempuh. Terkait hal ini, Anda perlu melatihnya setahap demi setahap. Sebagai latihan, Anda bisa menambahkan jarak tempuh setengah kilometer setiap pekan. Kalau jarak tempuh maksimal Anda sekarang adalah 5 kilometer, maka di pekan-pekan berikutnya Anda bisa mencoba 5,5 km, 6 km, 6,5 km. Lakukan perlahan-lahan dan santai agar tubuh Anda mampu melahap jarak-jarak yang lebih jauh.
5. Jangan Sendiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelari yang berlari di dalam kelompok akan lebih konsisten daripada yang lari sendiri. Mungkin hal ini berlaku tidak untuk semua orang, namun lari bersama rekan-rekan Anda akan membuat Anda makin termotivasi dan performa Anda pun bisa ikut meningkat.
6. Santai Saja
Tak perlu ngoyo atau terlalu terbebani dengan latihan lari ini. Anda harus tetap santai dan tidak perlu terlalu ngotot untuk langsung mencapai jarak 10K kalau memang belum mampu. Lakukan latihan pada kecepatan standar yang membuat Anda masih bisa ngobrol dengan rekan lari Anda. Meski demikian, Anda tetap punya target yang harus dipenuhi agar siap mengikuti lomba.
7. Latih Mental
Lari tak semata-mata soal fisik saja. Lari juga terkait dengan mental yang Anda miliki. Hal ini akan sangat terasa di hari lomba. Dalam sebuah lari jarak jauh seperti 10K, kesalahan utama yang biasa dilakukan seorang pelari adalah ngebut di awal dan kemudian kehabisan energi di tengah lomba. Saking ngototnya di awal, beberapa peserta akhirnya menyentuh garis finis dengan berjalan kaki. Anda perlu melatih mental selama proses latihan agar hal di atas bisa dihindari. Salah satu cara yang disarankan adalah lari santai di awal, kemudian perlahan-lahan menaikkan kecepatan, dan berjuang maksimal di tengah sampai akhir.
8. Pemanasan
Pemanasan sebelum lari adalah hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi pernapasan Anda dan memanaskan otot. Sekitar 10-15 menit sebelum lomba dimulai, Anda bisa meluangkan waktu selama tiga menit untuk berjalan cepat. Setelah itu, cobalah lari santai selama lima menit. Sisanya bisa Anda pakai untuk lari cepat selama 10 detik sebanyak empat kali atau lebih.
9. Berlari Efisien
Jangan buang tenaga Anda dengan menempuh jarak yang lebih jauh daripada yang diharuskan. Pilih jarak yang paling dekat dan paling cepat sampai garis finis. Anda bisa melakukan hal ini dengan mengambil sisi terdalam di setiap tikungan. Hal ini lumrah dilakukan oleh pelari-pelari profesional.
10. Ini Juga Penting
Perhatikan betul apa yang Anda makan di malam sebelum lomba dan saat sarapan (kalau lomba dilaksanakan pagi hari). Jangan makan terlalu kenyang agar Anda tetap bisa berlari dengan nyaman dan atur jarak agar waktu sarapan Anda tak terlalu dekat dengan waktu start. Selain itu, pilih pakaian yang nyaman untuk berlari, khususnya yang bisa menyerap keringat dan tak menghalangi gerak Anda. Pakailah sepatu lari yang tepat untuk menghindari cedera.
1. Siapkan Rencana
Di tengah aktivitas sehari-hari Anda yang padat, perlu mengatur jadwal latihan lari. Buat rencana latihan dengan menyesuaikan kegiatan harian Anda. Usahakan teratur agar hasilnya maksimal. Untuk sebuah lomba 10K, idealnya waktu latihan minimal selama sepuluh pekan. Anda memang bisa saja berlatih dalam waktu yang lebih singkat. Tapi, dengan waktu yang lebih panjang, Anda bisa mengantisipasi hal-hal tak terduga seperti sakit atau masalah hidup.
2. Konsisten
Seorang pelari kelas dunia pun suatu saat akan mengalami masa-masa sulit. Jadi, merupakan sesuatu yang normal kalau dalam latihan Anda kadang bagus, kadang buruk, dan kadang buruk sekali. Jadi, ketika Anda punya kesulitan, yang perlu Anda lakukan adalah mengurangi kecepatan, dan selesaikan. Itu adalah bagian dari proses latihan dan proses menemukan ritme terbaik lari Anda.
3. Coba Lebih Cepat
Agar bisa berlari lebih cepat, Anda perlu berlatih dengan kecepatan yang lebih tinggi. Luangkan satu waktu di setiap pekan untuk berlari cepat jarak pendek selama satu atau dua menit, kemudian selingi dengan lari santai dalam waktu yang sama. Lakukan hal di atas secara berulang-ulang selama tiga atau empat pekan. Kalau sudah makin terbiasa, coba lari lebih cepat dan tambah interval waktunya.
4. Coba Lebih Jauh
Salah satu tantangan yang akan Anda hadapi sebelum terbiasa berlari 10K adalah menaikkan jarak tempuh. Terkait hal ini, Anda perlu melatihnya setahap demi setahap. Sebagai latihan, Anda bisa menambahkan jarak tempuh setengah kilometer setiap pekan. Kalau jarak tempuh maksimal Anda sekarang adalah 5 kilometer, maka di pekan-pekan berikutnya Anda bisa mencoba 5,5 km, 6 km, 6,5 km. Lakukan perlahan-lahan dan santai agar tubuh Anda mampu melahap jarak-jarak yang lebih jauh.
5. Jangan Sendiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelari yang berlari di dalam kelompok akan lebih konsisten daripada yang lari sendiri. Mungkin hal ini berlaku tidak untuk semua orang, namun lari bersama rekan-rekan Anda akan membuat Anda makin termotivasi dan performa Anda pun bisa ikut meningkat.
6. Santai Saja
Tak perlu ngoyo atau terlalu terbebani dengan latihan lari ini. Anda harus tetap santai dan tidak perlu terlalu ngotot untuk langsung mencapai jarak 10K kalau memang belum mampu. Lakukan latihan pada kecepatan standar yang membuat Anda masih bisa ngobrol dengan rekan lari Anda. Meski demikian, Anda tetap punya target yang harus dipenuhi agar siap mengikuti lomba.
7. Latih Mental
Lari tak semata-mata soal fisik saja. Lari juga terkait dengan mental yang Anda miliki. Hal ini akan sangat terasa di hari lomba. Dalam sebuah lari jarak jauh seperti 10K, kesalahan utama yang biasa dilakukan seorang pelari adalah ngebut di awal dan kemudian kehabisan energi di tengah lomba. Saking ngototnya di awal, beberapa peserta akhirnya menyentuh garis finis dengan berjalan kaki. Anda perlu melatih mental selama proses latihan agar hal di atas bisa dihindari. Salah satu cara yang disarankan adalah lari santai di awal, kemudian perlahan-lahan menaikkan kecepatan, dan berjuang maksimal di tengah sampai akhir.
8. Pemanasan
Pemanasan sebelum lari adalah hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi pernapasan Anda dan memanaskan otot. Sekitar 10-15 menit sebelum lomba dimulai, Anda bisa meluangkan waktu selama tiga menit untuk berjalan cepat. Setelah itu, cobalah lari santai selama lima menit. Sisanya bisa Anda pakai untuk lari cepat selama 10 detik sebanyak empat kali atau lebih.
9. Berlari Efisien
Jangan buang tenaga Anda dengan menempuh jarak yang lebih jauh daripada yang diharuskan. Pilih jarak yang paling dekat dan paling cepat sampai garis finis. Anda bisa melakukan hal ini dengan mengambil sisi terdalam di setiap tikungan. Hal ini lumrah dilakukan oleh pelari-pelari profesional.
10. Ini Juga Penting
Perhatikan betul apa yang Anda makan di malam sebelum lomba dan saat sarapan (kalau lomba dilaksanakan pagi hari). Jangan makan terlalu kenyang agar Anda tetap bisa berlari dengan nyaman dan atur jarak agar waktu sarapan Anda tak terlalu dekat dengan waktu start. Selain itu, pilih pakaian yang nyaman untuk berlari, khususnya yang bisa menyerap keringat dan tak menghalangi gerak Anda. Pakailah sepatu lari yang tepat untuk menghindari cedera.
Quote:
Tak kenal maka tak sayang. 
silahkan post di thread ini dengan format:
Nama:
ID kaskus:
Alamat:
No henpon:
YM:
FB:
contoh:
Nama: Gilbert Rakasiwi
ID kaskus: Gabolmorron
Alamat: Komp garuda Blok C7 No 10 Kec Teluk Naga Kab Tangerang
No henpon: 088801048783
YM: gabol_morron@yahoo.com
FB: Galihrakasiwi
Twitter: @GalihRaka_siwi

silahkan post di thread ini dengan format:
Nama:
ID kaskus:
Alamat:
No henpon:
YM:
FB:
contoh:
Nama: Gilbert Rakasiwi
ID kaskus: Gabolmorron
Alamat: Komp garuda Blok C7 No 10 Kec Teluk Naga Kab Tangerang
No henpon: 088801048783
YM: gabol_morron@yahoo.com
FB: Galihrakasiwi
Twitter: @GalihRaka_siwi
Diubah oleh nateskywalker 19-10-2013 02:55
0
41.5K
Kutip
193
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan