TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di tengah kerumunan warga yang menyaksikan acara Grebeg Besar di Alun-alun Utara Kota Yogyakarta, Selasa (15/10), Asmui terlihat bingung. Sambil menenteng kamera digital, ia bertanya kepada seorang petugas yang mengawal acara tersebut.

"Ini acara apa pak?," tanya Asmui. "Ini acara grebeg, pak," jelas petugas yang bernama Sukamto.

Sejurus kemudian, seorang pria bule bertubuh tinggi besar, yang berdiri disamping Sukamto mengimbuhi kata-kata Sukamto, "ini acara grebeg, setahun ada tiga kali, Mulud, Idul Fitri, Idhul Adha," celetuk pria bule dengan menggunakan bahasa indonesia yang cukup lancar.

Kemudian Asmui terlihat mengacung-acungkan jempolnya sambil berkata, "Anda sepertinya lebih paham,".

"Ya saya sudah lama tinggal disini," jawab si pria bule.

Ketika ditemui Tribun, pria bule ini mengaku bernama Mark Woodward, pria kelahiran Amerika serikat 61 tahun silam ini, memang sudah lama menetap di DIY.

Woodward sendiri saat ini sedang melakukan penelitian mengenai acara grebeg. Ia tercatat sebagai dosen tamu yang kini tengah mengajar di UIN Sunan Kalijaga.

Bidang keahliannya adalah perbandingan agama. "Saya juga sedang menulis tentang ini (acara grebeg-red), tapi lama sekali," ungkap Woodward dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Mark woodward juga pernah mempublikasikan buku mengenai agam Islam dengan judul "Islam In Java" (Islam di Jawa-red).

Sementara Asmui mengaku memang sudah lama tinggal di kota yogyakarta, namun ia sering bekerja keluar kota hingga ia jarang menyaksikan acara-acara kebudayaan di kota grebeg.

"Saya asli dari Kudus, tapi sudah lama tinggal di Jogja, istri saya pun orang sini (Jogja-red), namun karena sering bertugas di luar kota jadi jarang mengikuti acara seperti ini," aku Asmui.(*)
Penulis: padhang pranoto
Editor: ikrob_didik

sumber: http://jogja.tribunnews.com/2013/10/...da-warga-lokal