Politisi PDIP: Warga Pacitan Dibuat Susah karena Kedatangan SBY
TS
soedewo
Politisi PDIP: Warga Pacitan Dibuat Susah karena Kedatangan SBY
Spoiler for :
Quote:
Rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi PLTU Sudimoro, Pacitan, Jawa Timur, Selasa (15/10/2013) besok malam dan Rabu (16/10/2013), mendatangkan kritik dan keprihatinan.
Keprihatinan tersebut disampaikan Giyanto, politisi PDI Perjuangan asal Pacitan.
"Kami sampaikan beberapa masukan dan pengaduan masyarakat, yaitu memakai mesin birokrasi mulai dari bupati sampai kepala desa, RT/RW untuk menggerakan warganya," ujar Anto dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Senin (14/10/2013).
"Warga dipaksa membersihkan jalan-jalan selama dua hari ini, khususnya Jalur Lintas Selatan (JLS) yang jarak dan panjangnya puluhan kilometer (lebih dari 50 kilometer) menuju PLTU Sudimoro, Pacitan," imbuh Anto.
Masyarakat, lanjutnya, juga diminta membantu memasang baliho, spanduk, dan bendera Partai Demokrat.
"Sungguh memprihatinkan dan memaksakan kehendaknya," kritiknya.
Pasukan TNI/Polri di setiap desa yang akan dilewati SBY, paparnya, seperti mau perang dan menakuti warga.
"Di depan rumah saya yang kebetulan di depan rumah Balai Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung, ditempatkan 30 TNI/Polri dan langsung dipimpin Kapolda Jatim," ungkap Anto.
Bahkan, tanaman warga dipinjam beberapa petugas kabupaten, lalu dibawa ke pendopo, khusus untuk menyambut presiden
"Saya sangat menyayangkan, kedatangan presiden ke kampung halamannya bukan untuk membantu warga Pacitan yang selama ini daerah minus, tandus, rata-rata di bawah garis kemiskinan, tapi malah membuat warganya direpotkan dan dipamerkan ratusan mobil-mobil mewah merk Eropa yang langsung dibawa dari Jakarta," tuturnya.
Anto menyebut, dampak dari putra Pacitan menjadi presiden, dan mulai dari zaman SBY menjadi menteri, juga tidak membawa perubahan signifikan.
"Daripada biaya pengamanan, penyambutan habis miliaran rupiah dari APBD maupun APBN, kenapa tidak untuk membuat sumur bor warga Tumpakrinjing, daerah Punung, Donorojo, yang kesusahan air dalam kemarau ini, atau membantu warganya yang tidak bisa sekolah," saran Anto. (*)