Eros Djarot: Jokowi Bak SBY di 2004, Kita Nanti Kecewa
"Keadaan Indonesia tak banyak berubah," kata Eros Djarot.

Arfi Bambani Amri, Daru Waskita (Yogyakarta) | Senin, 14 Oktober 2013, 09:00 WIB

VIVAnews - Elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI tak ada tanding untuk maju sebagai salah satu calon presiden di 2014 mendatang. Namun bagi Eros Djarot, mantan politikus PDIP, terlalu dini bagi mantan Walikota Solo tersebut untuk bersaing merebutkan kursi RI 1.

“Kalau saya Jokowi, terlalu dini untuk maju dalam bursa pilpres 2014 mendatang meski hasil survei menempatkan Jokowi dalam posisi tertinggi mengalahkan capres-capres yang sudah menyatakan diri dan diusung oleh partai,” kata Eros kepada VIVAnews di Yogyakarta, Minggu 13 Oktober 2013.

Menurutnya elektabilitas Jokowi yang paling tinggi dibanding dengan capres yang lainnya didorong juga peran dunia maya yang kini cukup efektif untuk mendongkrak popularitas seseorang. Namun demikian dengan pengalaman sebagai Walikota yang wilayahnya cukup sempit dan menjadi Gubernur DKI yang baru 1 tahun belum bisa mewakili dapat memimpin Indonesia yang wilayahnya sangat luas.

“Kita jangan terlalu euforia dulu karena nantinya akan kecewa,” katanya.

Adik dari actor Slamet Raharjo ini mengatakan saat akan menjadi capres SBY menjadi media darling namun ketika sudah terpilih bahkan terpilih dua kali belum dapat menunjukkan kepempimpinannya untuk seluruh rakyat Indonesia. “Dari awal SBY memimpin hingga menjelang berakhirnya jabatan sebagai presiden keadaan Indonesia tak banyak berubah. Bahkan saat ini banyak pejabat yang mengkorup uang negara dan terbongkar oleh KPK,” katanya.

Keberhasilan ekonomi Indonesia yang dibangun oleh pemerintahan SBY memang cukup baik namun demikian keberhasilan itu hanya dinikmati
segelintir orang saja sedangkan masyarakat tetap saja miskin. “Gedung tingkat menjulang di mana-mana, namun di sampingnya masih ada gubuk-gubuk yang ditempati oleh orang miskin. Ini sangat ironis."

Jadi kata Eros saat ini masyarakat Indonesia jangan “gumunan” melihat eletabilitas yang tinggi dari Jokowi sebagai capres 2014 mendatang.
Akan lebih baik jika masyarakat memberikan kesempatan Jokowi untuk membuktikan janjinya saat kampanye menjadi Cagub DKI.

“Memang gejala-gejala untuk maju menjadi capres sudah ada. Tapi lihat saja bagaimana SBY dahulu sangat dipuja masyarakat dan menjadi media darling. Namun setelah terpilih masyarakat Indonesia banyak kecewa atas kepemimpinannya,” katanya.

© VIVA.co.id