MuslimAirForce
TS
MuslimAirForce
Hikayat Cucu Siti Hawa Yang Tiba-Tiba Di Dapuk Menjadi Imam Salat Oleh Jin Muslim....
Apa jadinya ketika anda sholat sendirian dan tiba-tiba ada makmum dibelakang anda, dan makmum itu bukan dari golongan kita, manusia. Tetapi dari bangsa jin?

Peristiwa ini saya alami sekitar 4 tahun yang lalu di rumah kenalan, yang sekarang sudah saya anggap sebagai saudara sendiri. saya tidak sengaja mengenal beliau, seorang alumni pondok pesantren Darul Ulum jombang dan masih ada garis nasab dari seorang Kyai kharismatis dari Sarang saat tawassul ke Pasujudan Sunan Bonang di Lasem, Kab. Rembang, Jawa Tengah. Singkat cerita, tak lazim rasanya menjalin persahabatan tanpa saling berkunjung. Pun juga saya, setelah H. Nanang demikian beliau biasa di panggil ketika ada kesempatan ke Tuban silaturrahim ke rumah saya, saya pun membalas kunjungan itu pada beberapa hari berikutnya.

Perjalanan dari Tuban ke Rembang kurang lebihnya sekitar 80 km atau sekurangnya 2 jam perjalanan. Karena waktu itu beliau masih ada di Kudus dan saya belum tahu alamat rumahnya, sambil menunggu kedatangannya dari Kudus saya menunggu di masjid jami’ Lasem. Sekitar pukul 9 malam akhirnya beliu menjemput saya di masjid tersebut. sejurus kemudian kami meluncur ke Punjulharjo dimana beliau tinggal. Desa yang masuk kecamatan kota dan berbatasan langsung dengan kecamatan Lasem.

Pertaama kali saya kaget melihat rumah ‘gebyog’ yang berjajar tak kurang dari 8 surup (unit). Sekilas rumah tersebut memang sangat bernuansa tempo dulu dan saya rasa termasuk rumah megah pada zamannya. Konon, rumah tua itu adalah warisan dari kakek beliau, dan setiap harinya hanya dibersihkan seorang pembantunya yang enggan bermalam di rumah tersebut. Hanya sesekali saja beliau bermalam di rumah tersebut. karena aktifitas bisnisnya ada di Kota Semarang.

Keganjilan pertama yang saya rasakan ketika dirumah tersebut adalah ketika dini hari setelah kami ngobrol dengan pak Nanang dan bersiap untuk istirahat. Dalam kamar yang cukup luas itu tiba-tiba lampu kamar yang hendak saya matikan tiba-tiba mati sendiri. ah, barangkali saklarnya rusak pikir saya. Namun, secara samar-samar dalam gelap kamar saya sempat melihat bayangan hitam sempat berkelebat di dekat pintu yang tertutup. Wajar saja, istri dan dua anak H. Nanang tidak kerasan di rumah ini.

Malam kedua saya menginap dirumah tersebut, saya mencium bau busuk. Bahkan tak hanya itu di rumah belakang yang dulunya sebagai tempat untuk menimbun hasil panen, saya sempat melihat sosok makhluk besar, tinggi, botak, dan hanya memakai cawat. Yang masih teringat sorot mata makhluk itu merah saga dan kupingnya caplang seperti kelelawar.

Dari kontak batin yang saya lakukan, makhluk itu menyebut dirinya bernama Zalbranim. Ia berasal dari jin jahat yang suka menganggu perempuan. Mungkin karena itulah saya tak sempat diganggunya. Setidaknya 2 malam dirmah itu.

Pada malam ketiga, karena pak Haji ada hajatan ke rumah kerabatnya di Sarang otomatis saya sendiri dirumah ‘gede’ tersebut. sebenarnya saya diajak juga, capek betul malam itu, karena siangnya diajak ke tambak garam miliknya. Malam itu udara gerah, padahal tidak nampak mendung atau tanda-tanda yang lain akan turun hujan. Aktu yang menunjukkan pukul 11 malam lewat pak haji sempat telepon jika akan menginap di Sarang. Karena sulit tidur, menjelang tengah malam, sesudah sesudah shalat isya’, saya mengisinya dengan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an mulai dari Al-Fatihah hingga al-Ikhlas. Ketika sampai pada bacaan surat Al-Iklas, tiba-tiba terdengar suara gaduh. Pintu di kamar dibanting dengan keras. Tak hanya itu saya juga mendengar ada suara jeritan-jeritan tiga laki-laki dan dua perempuan, yang meminta berhenti untuk membaca al-Quran. Dengan sedikit gugup saya hentikan ngaji surat pendek saya dan berusaha untuk tidur. Meski bukan pengalaman yang pertama, tapi pada saat itu saya sedikit was-was dan takut. Manusiawi!

Waktu terasa berjalan lambat. Jangankan tidur, memejamkan mata saja terasa was-was jangan-jangan saat saya terpejam ‘mereka’ tiba-tiba nongol dan unjuk rasa terhadap saya yang secara tidak langsung mengusik mereka. Meski secara batiniah saya merasakan sosok-sosok itu sudah tidak disekitaran rumah ini. Hingga terdengar adzan subuh pun tak sekejap pun saya memejamkan mata.

Karena waktu sudah masuk subuh, saya bergegas mengambil air wudhu setelah itu bersiap untuk malakukan shalat subuh. Terus tidur karena semalam tidak tidur sama sekali.

Namun, ketika hendak memulai shalat, saya merasa ada yang menepuk pundak kanan saya. Dan tanpa menghiraukannya, saya memulai ibadah sholat subuh seorang diri. Anehnya, ketika bacaan surat al-Fatihah Pada ayat terakhir yakni ; “ghoiril magdhubi ‘alaihim waladholiin” meskipun sangat lirih, karena saya sholat seorang diri.

Maka, ketika itulah saya mendengar ada beberapa suara serempak yang menyambut denga : “Amiiin…!”

Ketika itu, saya ternganga dan gemetar. Entahlah sholat saya batal atau tidak. Dalam hati saya bertanya-tanya, “Siapa yang menjadi makmu dibelakang saya? Bukankah tak ada orang lain dirumah ini, apalagi dalam jumlah banyak?”

Meski begitu, saya tetap melanjutkan sholat saya dengan mencoba tetap khusyuk. Saya ruku’, ketika itulah secara tidak sengaja atau barangkali untuk menuntaskan perasaan penasaran saya siapa yang dibelakan saya. Saya melihat orang berbaris dibelakang saya. Ada delapan kaki alias empat orang atau tepatnya empat ‘makhluk’. Anehnya, kaki-kaki itu besar dan berbulu.

Walau sedikit takut dan tentu saja gugup, saya terus melanjutkan sholat subuh itu dengan akhir sholat yakni salam. Setelah meyelesaikan sholat dan berdo’a kepada Allah, saya mantapkan hati untuk memastikan siapa orang dibelakang saya. Ternyata memang, ada empat makhluk dari golongan jin yang mengikuti sholat untuk menjadi makmum dalam bentuk nyata.

Ditengah kegugupan saya sempat berbincang sesaat, tentang asal-usul mereka. Saya tanyakan nama mereka dan dari mana saudara-saudara ini berasal. Mereka menjawab dengan menyebutkan namanya masing-masing. Yang pertama adalah Kohar, kedua Zaler, ketiga Fakut, dan keempat Liwe.

Mereka mengaku berasal dari golongan jin muslim. Mereka kebetulan lewat dan melihat saya akan melakukan sholat subuh, dan mereka berkenan menjadi makmum dibelakang saya. Kata Kohar yang sedikit lebih tua dari mereka berempat.

Sosok Kohar ini juga menyebutkan bahwa asal mereka adalah dari sekitaran makam Mbah Sedandang yang keberadaan makamnya di bahu jalan daerah Lasem. Yang setelah saya pulang ke sempat juga melihat keberadaan makam tersebut. dan ternyata berada di bahu jalan jalur pantura. Setelah perbincaangan selesai, tiba-tiba saja ada semacam kabut yang memudarkan mereka dan lenyap begitu saja.

sebentuk inilah, pak haji Nanang ingin membuktikan kebenaran ceritanya saat awal perkenalan dulu perihal rumah peninggalam kakeknya yang terkesan ‘angker’ dan ternyata benar. Dengan niatan tulus dan berserah diri pada kekuasaanNya dengan dibantu beberapa kawan yang ahli dalam menetralisir tempat-tempat yang kurang ‘kondusif’ akhirnya rumah tersebut sekarang menjadi hunian yang nyaman. ini terbukti ketika beberapa saat yang lalu ketika saya mampir kesana, sudah ditempati salah seorang saudara pak haji Nanang. wassalan

http://lifestyle.kompasiana.com/cata...in-518824.html

hoho..........jangan salat malam sendirian...............biasanye di belakang ade jin muslim....baik hati yang akan ikut.........menjadi makmum........dan akan ada suara ammmiiiiiiiiiin........dari sumber tak terlihat........hoho

ada yg lembut,keras & merdu............jin muslim sangat senang dan suka untuk salat di belakang imam salat dari ras manusia..................

hihihi..............
0
2.7K
11
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan