- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penulisan ejaan dan imbuhan yang kadang salah


TS
ghonaspato
Penulisan ejaan dan imbuhan yang kadang salah
ASSALAMU'ALAIKUM
Spoiler for Salam Olahraga:
Pagi agan dan aganwati sekaligus, ane mau bikin trit lagi nih

Sebelumnya ane mau minta maaf nih kalo seumpamanya


Dan ane juga ga bisa kasih jaminan nih kalo ini ga repost ato engga, bagi yg udah tau, mungkin ini repost, tapi bagi yg belom tau? ini pengetahuan tambahan.
Quote:
Udahlah skip-skip basa-basinya. Disini ane mau share cara penulisan ejaan dan imbuhan dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang kadang salah ditulis oleh sodara-sodara kita sebangsa dan setanah air ini nih

Quote:
Okeh langsung aja cekibrot
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
Spoiler for Penulisan Kata:
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
Spoiler for Buka lagi aja:
- Kata dasar,kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
- Kata turunan, (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
Spoiler for Penjabarannya:
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola
- Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
- Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
- Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
- Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola
- Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
- Gabungan kata atau kata majemuk
Spoiler for Gabungan kata:
- Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
- Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
- Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
- Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
- Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
- Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
- Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
- Partikel
Spoiler for Partikel:
- Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apakah.
- Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
- Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
- Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apakah.
Spoiler for Jenis Imbuhan:
Quote:
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
Spoiler for buka:
- Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
Quote:- Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
- Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
- Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
- Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
Quote:
- ber-an
- di-kan dan di-i
- diper-kan dan diper-i
- ke-an dan ke-i
- me-kan dan me-i
- memper-kan dan memper-i
- pe-an
- per-an
- se-an
- ter-kan dan ter-i
- ber-an
- Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
Quote:
- Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
- Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
- Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
Spoiler for Awalan me-:
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
Quote:
- tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
- me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
- me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
- me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
- me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
- me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Quote:
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
- Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
- Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
- Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Spoiler for Aturan Khusus:
Quote:
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
- ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
- ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
- pe + rudapaksa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
- pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Spoiler for Penggunaan "di mana" sebagai penghubung dua klausa:
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia TIDAK mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", dengan mana", dan sebagainya). Penggunaan "di mana" sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung untuk kepentingan itu dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, HINDARI PENGGUNAAN BENTUK "DI MANA", apalagi "dimana", termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Sebenarnya selalu dapat dicari struktur yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.
Contoh-contoh:
Spoiler for Contoh:
- Dari artikel Kantin: ... kantine adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum di mana para pengunjung dapat makan ... .
- Usul Perbaikan>>> ... kantine adalah sebuah ruangan di dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan (oleh) pengunjungnya untuk makan ... .
- Usul Perbaikan>>> ... kantine adalah sebuah ruangan di dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan (oleh) pengunjungnya untuk makan ... .
- Dari artikel Tegangan permukaan: Tegangan permukaan = F / L dimana :
F = gaya (newton)
L = panjang m).[sic]
- Usul Perbaikan >>> Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), tegangan permukaan S dapat ditulis sebagai S = F / L.
Di sini tampak bahwa "apabila" menggantikan posisi "di mana" (ditulis di kalimat asli sebagai "dimana").
- Usul Perbaikan >>> Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), tegangan permukaan S dapat ditulis sebagai S = F / L.
Quote:
Nah itulah sedikit informasih yang bisa ane kasih buat agan dan aganwati sekalian. dan sekali lagi ane minta maaf kalo ini
dan 


Spoiler for Tambahan dari kaskuser:
Quote:
Original Posted By hendybayu►
Maaf, gan. Ane coba revisi.
Sepertinya yg benar Dr. Parjo, S.Pd.
Alasannya karena S.Pd. itu singkatan dari sarjana pendidikan.
Ane punya rumusnya:
Jumlah kata = jumlah titik
Jadi kalo ada dua kata, berarti ada dua titik juga.
Maaf, jika ada kata-kata yg menyinggung.
Semoga berkenan.
Maaf, gan. Ane coba revisi.
Sepertinya yg benar Dr. Parjo, S.Pd.
Alasannya karena S.Pd. itu singkatan dari sarjana pendidikan.
Ane punya rumusnya:
Jumlah kata = jumlah titik
Jadi kalo ada dua kata, berarti ada dua titik juga.
Maaf, jika ada kata-kata yg menyinggung.
Semoga berkenan.
Quote:
Dan ane juga ga segan-segan kok buat menerima
asal jangan di
ya gan 



Quote:



HAPPY NGASKUS
Spoiler for Buka aja:
BACA JUGA TRIT ANE YG LAEN GAN
- Orang-orang buta yang mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa
- That Moment...
- Share pengalaman kocak agan waktu SD nyok
Quote:


Diubah oleh ghonaspato 18-10-2013 13:59
0
7.9K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan