- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nenek Tua Renta Jual Kangkung Liar untuk Beli Kambing Kurban


TS
4l4i
Nenek Tua Renta Jual Kangkung Liar untuk Beli Kambing Kurban
Quote:
Quote:
Nenek Tua Renta Jual Kangkung Liar untuk Beli Kambing Kurban

Quote:
PURWOREJO - Seorang nenek di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, memiliki semangat luar biasa untuk menjalankan ibadah kurban. Bermodal keuletan memetik kangkung liar di sungai, sang nenek berhasil mengumpulkan uang Rp1,7 juta untuk membeli seekor kambing kurban.
Kegigihan Tumi (83), warga RT 02/02 , Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi, patut menjadi contoh bagi umat Islam lainnya. Keterbatasan ekonomi bukan menjadi alasan untuk beramal dan berkurban. Meski hidup menjanda dan tanpa penghasilan pasti namun tak menyurutkannya untuk merayakan Idul Adha dengan berkurban.
Semangat Tumi menyempurnakan ibadah kurban, tumbuh setahun terakhir. Awalnya, dia mendapat motivasi dari ustadz yang kerap mengisi pengajian di musala desanya. Sejak saat itu, Tumi bertekad menyisihkan penghasilannya dari memetik kangkung.
Setiap sore, perempuan renta itu menyusuri sungai dan sawah untuk mencari kangkung. Genangan lumpur dan tonggak kayu kerap menghalanginya untuk mendapat kangkung segar yang akan dijualnya. Agar pendapatannya bertambah, Tumi mengambil bibit kangkung liar di sungai untuk ditanam di genangan sempit dekat gubuknya.
Berbekal ketelatenannya, Tumi berhasil mengumpulkan 20 ikat kangkung segar setiap pulang ke rumah. Agar harga jualnya tinggi, dia tidak menjual kangkung kepada pedagang keliling. Setiap pagi selepas Salat Subuh, dia berjalan ke Pasar Gesing, Purwodadi, untuk menjajakan kangkung yang dijual Rp500 per ikat.
Biasanya, Tumi mendapat sekira Rp5 ribu dan jika dagangannya laris dia bisa mengantongi uang Rp20 ribu. Uang yang terkumpul itu tak seluruhnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia selalu mengingat untuk menyisihkan uang agar dapat berkurban pada tahun ini.
Beruntung beban hidupnya sudah berkurang karena lima anak hasil perwakinannya dengan almarhum Darmo, sudah berkeluarga. Meski usianya sudah senja, namun Tumi juga tidak pernah merepotkan anak-anaknya baik untuk makan dan kebutuhan lainnya.
Setelah setahun, Tumi berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk membeli seekor kambing dari Ahmad Soibani (54), seorang pedagang di Desa Nampurejo, Kecamatan Purwodadi. Bahkan, Tumi masih memiliki simpanan uang untuk biaya pengiriman ternak hingga penyembelihan nanti.
“Kambing yang dibeli Mbah Tumi masih dititipkan di kandang belakang rumah hingga Idul Adha tiba. Harganya Rp1,7 juta. Kambing itu termasuk bagus dan ukurannya cukup besar,” kata Ahmad Soibani, Sabtu (12/10/2013).
Ahmad mengaku kagum dengan semangat Tumi yang bekerja serabutan dengan penghasilan terbatas mampu mengantarkannya untuk bisa beribadah kurban. Menurutnya, ibadah tersebut sering tidak dilakukan umat Islam lain yang lebih kaya dengan berbagai dalih untuk mencari alasan.
Kegigihan Tumi (83), warga RT 02/02 , Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi, patut menjadi contoh bagi umat Islam lainnya. Keterbatasan ekonomi bukan menjadi alasan untuk beramal dan berkurban. Meski hidup menjanda dan tanpa penghasilan pasti namun tak menyurutkannya untuk merayakan Idul Adha dengan berkurban.
Semangat Tumi menyempurnakan ibadah kurban, tumbuh setahun terakhir. Awalnya, dia mendapat motivasi dari ustadz yang kerap mengisi pengajian di musala desanya. Sejak saat itu, Tumi bertekad menyisihkan penghasilannya dari memetik kangkung.
Setiap sore, perempuan renta itu menyusuri sungai dan sawah untuk mencari kangkung. Genangan lumpur dan tonggak kayu kerap menghalanginya untuk mendapat kangkung segar yang akan dijualnya. Agar pendapatannya bertambah, Tumi mengambil bibit kangkung liar di sungai untuk ditanam di genangan sempit dekat gubuknya.
Berbekal ketelatenannya, Tumi berhasil mengumpulkan 20 ikat kangkung segar setiap pulang ke rumah. Agar harga jualnya tinggi, dia tidak menjual kangkung kepada pedagang keliling. Setiap pagi selepas Salat Subuh, dia berjalan ke Pasar Gesing, Purwodadi, untuk menjajakan kangkung yang dijual Rp500 per ikat.
Biasanya, Tumi mendapat sekira Rp5 ribu dan jika dagangannya laris dia bisa mengantongi uang Rp20 ribu. Uang yang terkumpul itu tak seluruhnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia selalu mengingat untuk menyisihkan uang agar dapat berkurban pada tahun ini.
Beruntung beban hidupnya sudah berkurang karena lima anak hasil perwakinannya dengan almarhum Darmo, sudah berkeluarga. Meski usianya sudah senja, namun Tumi juga tidak pernah merepotkan anak-anaknya baik untuk makan dan kebutuhan lainnya.
Setelah setahun, Tumi berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk membeli seekor kambing dari Ahmad Soibani (54), seorang pedagang di Desa Nampurejo, Kecamatan Purwodadi. Bahkan, Tumi masih memiliki simpanan uang untuk biaya pengiriman ternak hingga penyembelihan nanti.
“Kambing yang dibeli Mbah Tumi masih dititipkan di kandang belakang rumah hingga Idul Adha tiba. Harganya Rp1,7 juta. Kambing itu termasuk bagus dan ukurannya cukup besar,” kata Ahmad Soibani, Sabtu (12/10/2013).
Ahmad mengaku kagum dengan semangat Tumi yang bekerja serabutan dengan penghasilan terbatas mampu mengantarkannya untuk bisa beribadah kurban. Menurutnya, ibadah tersebut sering tidak dilakukan umat Islam lain yang lebih kaya dengan berbagai dalih untuk mencari alasan.
Quote:
Alhamdulillah ane udah
, setelah nabung setahun 
Ayo agan aganwati, masih ada 2 hari lagi
semoga diberi rejeki berlimpah, dan dapat bertemu di Idul Adha selanjutnya...
Selamat Idul Adha 1434 H


Ayo agan aganwati, masih ada 2 hari lagi

semoga diberi rejeki berlimpah, dan dapat bertemu di Idul Adha selanjutnya...
Selamat Idul Adha 1434 H
Diubah oleh 4l4i 13-10-2013 01:45
0
2.9K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan