- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Risma: Popok bayi sampai pembalut wanita masih kotori sungai


TS
GPO2A
Risma: Popok bayi sampai pembalut wanita masih kotori sungai
Sungai bukan tempat sampah, juga bukan sarana untuk MCK (mandi, cuci, kakus). Sayang, kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang. Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini tak surut terus mengimbau warga Kota Pahlawan terus menjaga lingkungannya, khususnya memasuki musim penghujan.
Menurut Risma, kendati sungai-sungai yang ada di Surabaya sudah cukup bersih, ternyata masih ada orang-orang tak bertanggung jawab seenaknya mengotori sungai.
"Kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan sungai perlu ditingkatkan. Mengingat, di sejumlah titik masih sering dijumpai sampah atau limbah rumah tangga yang mencemari sungai maupun saluran air," kata Risma, Jumat (11/10).
Padahal, untuk menjaga agar sungai-sungai di Surabaya tetap bersih, Pemkot Surabaya sudah berupaya membersihkan sungai secara berkala. Tapi kalau masyarakatnya tak peduli, upaya-upaya itu menjadi percuma, sungai-sungai tetap kotor.
"Kalau langkah tersebut tidak dibarengi dengan komitmen kuat masyarakat, maka hal itu akan sia-sia," lanjut wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu.
Risma menceritakan, pernah dia bersama para petugas kebersihan, membersihkan sungai. "Hasilnya, sampah yang mencemari sungai didominasi limbah rumah tangga seperti plastik, popok bayi, botol minuman, hingga (maaf) pembalut wanita."
Melihat perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya peduli terhadap kelestarian lingkungan itu, alumnus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), tersebut merasa miris. Padahal, kata Risma, kebersihan sangat erat kaitannya dengan kesehatan. "Kalau lingkungannya kotor itu bisa menyebabkan banyak penyakit," ungkapnya.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, angka penyakit demam berdarah, diare dan muntaber cenderung meningkat. Terutama saat memasuki musim penghujan.
Saat musim hujan datang dan airnya tidak bisa mengalir dengan sempurna, air sungai maupun saluran air akan meluber. Luberan air bercampur sampah itu bisa memicu timbulnya penyakit. "Saya tidak mau nanti waktu musim hujan banyak yang kena demam berdarah atau diare," kata Risma mewanti-wanti.
Tak hanya sungai-sungai yang mendapat perhatian khusus dari Risma, kebersihan di lingkungan sekolah juga menjadi sorotannya. Dia masih menjumpai sampah plastik bekas minuman mengotori lingkungan di sekolah.
Mantan Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya, itu menyebut kotoran-kotoran atau sampah umumnya berserakan pada jam-jam pulang sekolah. Dia kembali mengimbau para siswa-siswi di Surabaya untuk menggunakan gelas atau botol yang dibawa dari rumah masing-masing agar tidak menambah volume sampah.
"Budaya menggunakan tempat minum sendiri yang lebih higienis harus mulai disosialisasikan di tiap-tiap sekolah," pungkasnya.
http://m.merdeka.com/peristiwa/risma...ri-sungai.html
pernah lewat kali jagir
ake barang iku plus ake wong seng ados 
Menurut Risma, kendati sungai-sungai yang ada di Surabaya sudah cukup bersih, ternyata masih ada orang-orang tak bertanggung jawab seenaknya mengotori sungai.
"Kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan sungai perlu ditingkatkan. Mengingat, di sejumlah titik masih sering dijumpai sampah atau limbah rumah tangga yang mencemari sungai maupun saluran air," kata Risma, Jumat (11/10).
Padahal, untuk menjaga agar sungai-sungai di Surabaya tetap bersih, Pemkot Surabaya sudah berupaya membersihkan sungai secara berkala. Tapi kalau masyarakatnya tak peduli, upaya-upaya itu menjadi percuma, sungai-sungai tetap kotor.
"Kalau langkah tersebut tidak dibarengi dengan komitmen kuat masyarakat, maka hal itu akan sia-sia," lanjut wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu.
Risma menceritakan, pernah dia bersama para petugas kebersihan, membersihkan sungai. "Hasilnya, sampah yang mencemari sungai didominasi limbah rumah tangga seperti plastik, popok bayi, botol minuman, hingga (maaf) pembalut wanita."
Melihat perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya peduli terhadap kelestarian lingkungan itu, alumnus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), tersebut merasa miris. Padahal, kata Risma, kebersihan sangat erat kaitannya dengan kesehatan. "Kalau lingkungannya kotor itu bisa menyebabkan banyak penyakit," ungkapnya.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, angka penyakit demam berdarah, diare dan muntaber cenderung meningkat. Terutama saat memasuki musim penghujan.
Saat musim hujan datang dan airnya tidak bisa mengalir dengan sempurna, air sungai maupun saluran air akan meluber. Luberan air bercampur sampah itu bisa memicu timbulnya penyakit. "Saya tidak mau nanti waktu musim hujan banyak yang kena demam berdarah atau diare," kata Risma mewanti-wanti.
Tak hanya sungai-sungai yang mendapat perhatian khusus dari Risma, kebersihan di lingkungan sekolah juga menjadi sorotannya. Dia masih menjumpai sampah plastik bekas minuman mengotori lingkungan di sekolah.
Mantan Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya, itu menyebut kotoran-kotoran atau sampah umumnya berserakan pada jam-jam pulang sekolah. Dia kembali mengimbau para siswa-siswi di Surabaya untuk menggunakan gelas atau botol yang dibawa dari rumah masing-masing agar tidak menambah volume sampah.
"Budaya menggunakan tempat minum sendiri yang lebih higienis harus mulai disosialisasikan di tiap-tiap sekolah," pungkasnya.
http://m.merdeka.com/peristiwa/risma...ri-sungai.html
pernah lewat kali jagir




tien212700 memberi reputasi
1
1.2K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan