kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Presiden Pun Tidak Tahan
Tidak seperti biasanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu bisa menjaga emosinya. Hari Kamis malam itu Presiden tampak begitu gusar atas kesaksian yang disampaikan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaq bahwa orang yang disebut-sebut Bunda Putri merupakan orangnya SBY. Begitu turun dari pesawat yang baru membawanya dari Brunei Darussalam, Presiden menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi kesaksian Luthfi di depan persidangan tersangka korupsi impor daging sapi Achmad Fatanah.

Dengan intonasi suara yang tinggi dan muka yang merah, Presiden menilai kesaksian Luthfi sebagai sebuah kebohongan. "Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden, 1000 persen Luthfi bohong. Bunda Putri tahu betul tentang reshuffle kabinet, 2000 persen bohong," kata Presiden.

Presiden meminta kepada Luthfi untuk berani bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Tidak bisa melemparkan kesalahan pada orang lain yang sama sekali tidak tahu masalah. Menuduh orang lain melakukan kejahatan sudah merupakan sebuah kejahatan tersendiri.

Saking geramnya, Presiden akan mencari tahu siapa sebenarnya orang yang disebut Bunda Putri itu. Presiden akan mengusut juga apa motif dirinya dikaitkan dengan Bunda Putri dan impor daging sapi.

Untuk keduakalinya dalam kasus yang menarik perhatian masyarakat karena dilakukan oleh Presiden PKS, nama Presiden dikait-kaitkan. Sebelumnya dalam kesaksian putra Ketua Majelis Syuro PKS, Ridwan Hakim menyebut orang suruhan SBY yang membawa uang Rp 40 miliar.

Pada kesaksian yang pertama, Presiden masih bisa mengontrol dirinya, karena pernyataan itu hanya didasarkan atas rekaman telepon. Namun ketika mantan Presiden PKS yang mengutarakannya di depan sidang pengadilan, Presiden menganggap harus meluruskan karena sudah bernuansa politis dan akan menjadi bola liar kepada dirinya.

Presiden tentunya berhak untuk marah dan membela diri. Ketika sesuatu sudah di luar batas dan menyentuh  integritas pribadinya, maka Presiden harus bersikap. "Enough is enough," itulah sepertinya yang menjadi landasan bagi Presiden untuk bersikap keras.

Hanya saja kita berharap, Presiden tidak hanya berhenti di sana. Kegeraman perlu juga ditunjukkan dalam sikapnya memberantas korupsi yang sudah begitu mengakar. Presiden harus memberikan penegasan kepada aparat penegak hukum untuk tidak berkompromi terhadap segala macam praktik korupsi.

Apalagi Presiden pernah menyampaikan bahwa ia akan menghunuskan pedang untuk melawan korupsi. Bahkan korupsi itu akan diberantas mulai dari halaman rumahnya sendiri. Sayang pernyataan Presiden itu tidak pernah direalisasikan, sehingga banyak pihak yang berpendapat bahwa Presiden hanya mengeluarkan pedang dari sarungnya, tetapi kemudian segera memasukkannya kembali.

Itulah yang akhirnya menjadi bumerang bagi Presiden. Banyak orang yang menjual nama Presiden untuk kepentingannya sendiri. Ke mana-mana mengklaim sebagai orang Presiden dan ketika Presiden tidak pernah mengoreksinya, maka orang berpendapat sebagai sesuatu yang benar.

Cerita Bunda Putri merupakan salah satu contoh. Dalam rekaman telepon antara Ridwan Hakim dan Fatanah, bisa seorang Bunda Putri mengklaim telah menyelamatkan Menteri Pertanian dari ancaman digeser dari kabinet. Tidak usah heran apabila orang seperti Luthfi pun kemudian menjadi percaya.

Praktik korupsi yang semakin marak sekarang ini, bisa terjadi karena mereka menggunakan kekuasaan sebagai pembenaran dari tindakannya. Pasti kekuasaan tertinggi seperti Presiden merupakan yang paling mahal harganya dan semua orang berusaha untuk menjadi bagian dari lingkaran Presiden.

Bisakah semua itu lalu ditertibkan? Penegak hukum pasti mampu membersihkan semua itu. Tetapi mereka membutuhkan arahan yang jelas dan jaminan bahwa tindakan yang dilakukan dalam menegakkan hukum, tidak pernah akan bisa diintervensi oleh siapa pun.

Sekarang ini sinyal tersebut sering abu-abu. Akibatnya penegak hukum ragu-ragu untuk bertindak. Mereka tidak pernah mendapatkan sinyal yang jelas bahwa Presiden tidak akan pernah berkompromi kepada siapa pun yang menggunakan namanya. Aparat penegak hukum silakan untuk bertindak.

Beranikah Presiden kali ini memberikan sinyal yang tegas untuk tidak berkompromi dengan siapa pun yang menggunakan namanya? Siapa pun yang mengaku dekat dengan Presiden atau suruhan Presiden langsung saja ditindak, karena Presiden tidak pernah melakukan itu.

Mulai saja dengan kasus yang mengena diri Presiden sekarang ini yaitu impor daging impor dan Bunda Putri. Presiden sudah mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengenal Bunda Putri. Tidak perlu Presiden yang lau mencari tahu, kalau memang perintahnya untuk membongkat, maka polisi dengan cepat akan bisa menuntaskan kasus ini.

Kemarahan Presiden kemarin jangan hanya berhenti hanya karena dirinya merasa telah dicemarkan nama baiknya. Lebih baik kalau kemarahan itu dipakai sebagai pintu masuk untuk menghentikan praktik korupsi yang sudah menjijikkan. Rakyat pasti akan berada di belakang Presiden kalau memang sungguh-sungguh mau memberantas korupsi yang terjadi di negeri ini.


0
1.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan