Quote:
TEMPO.CO, Surabaya – Manajemen Persebaya 1927 mengadukan nasib pencoretan mereka oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS). CEO Persebaya, Cholid Ghoromah, mengatakan Persebaya bersama sejumlah klub yang bernasib sama tidak hanya akan membawa kasus ini ke peradilan niaga dan peradilan umum di Jakarta Selatan. "Persebaya 1927 sudah mengajukan gugatan di CAS bersama teman-teman klub yang lain," katanya saat dihubungi, Kamis, 10 Oktober 2013.
Saat ini, kata dia, pihaknya tinggal menunggu hasil keputusan dari CAS. Cholid tidak bersedia menjelaskan materi gugatan ke CAS. "Materinya macam-macam," kata Cholid.
Saat ditanya apakah materi gugatannya termasuk nama klub serta logo, Cholid membantahnya. "Bukan," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Cholid menuding PSSI telah bertindak sewenang-wenang dan zalim terhadap Persebaya 1927. Induk persepakbolaan di Indonesia ini secara sepihak tidak mengakui keberadaan Persebaya dan berupaya meniadakan Persebaya dari pentas sepak bola nasional. "Salah satunya dengan tidak menyertakan Persebaya sebagai peserta dalam format play off yang digagas PSSI," kata Cholid kepada sejumlah wartawan di Wisma Eri Irianto, baru-baru ini.
Cholid mengatakan mungkin PSSI telah lupa kalau Persebaya mempunyai sejarah panjang sejak 1927, jauh sebelum organisasi PSSI lahir. Bahkan, bersama klub-klub dengan sejarah panjangnya, Persebaya ikut membidani lahirnya PSSI. "Ternyata ini balas budi yang diberikan PSSI dengan melakukan praktek kesewenang-wenangan dan pamer kekuasaan," katanya.
Dia juga mengatakan sejarah Persebaya adalah sejarah perjuangan arek Suroboyo. "Jika dulu sejarah klub ini diisi dengan perlawanan terhadap Belanda, saat ini melawan penindasan yang dilakukan PSSI," katanya. Perlawanan terhadap PSSI itu akan dilakukan melalui hukum.
Sementara itu, otoritas Persebaya LSI belum bisa dikonfirmasi ihwal sengketa dua Persebaya ini. Asisten Manajer Persebaya DU, Amran Said Ali, belum bersedia berkomentar. "Nanti, Mas, saya kasih tahu," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/10/099520899/Persebaya-1927-Mengadu-ke-Arbitrase-Olahraga
sudah bikin aja LPI jilid 2 tuh sekalian ajak arema ancora. (tidak usah ikut play oof)
biar akur
ngapain ikut sepakbola yang penuh mafia
bentuk aja LPI jilid 2. trus klub klub di dualitas apa tigalitas lagi.
sama buat klub klub baru. real apa gt. united apa gt.
klub nya nanti buat konsorsium. sponsor yang mumpuni. jamin klub nya tidak bakalan kolaps soalnya managemen liga nya mantap dan tidak mafia.
sapa tahu entar RAMAI penonton
