- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SF Sejarah Menindas Kaum Minoritas


TS
soto.kudus
SF Sejarah Menindas Kaum Minoritas
saya heran sama SF Sejarah, org mau ngebela agamanya sendiri bukannya didukung malah ditindas seperti ini: http://www.kaskus.co.id/thread/00000...agama-penjajah
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...00756699645/5/
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...0756794177/15/
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...0756864556/32/
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...0757192082/38/
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...762046608/108/
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...00756699645/5/
Quote:
Original Posted By PakinTheWarfareSemacam ada penyempitan makna...
Tulisan di atas hanya melihat penyebaran agama pada masa peperangan, padahal yang namanya PENJAJAHAN tidak hanya dalam kondisi perang, tapi juga pada masa PENDUDUKAN.
Kristen tidak terkait dengan penjajahan Belanda?
Ini agak lucu ya...
Sebelum Liberalisme dan Sekularisme merebak di Eropa pada awal abad ke-19, Gereja sangat berkuasa dalam pemerintahan suatu negara. Jadi sangat NAIF kalau menyebutkan Kristen tidak terkait dengan penjajahan Belanda.
Sementara, perang-perang yang disebutkan di atas (Paderi, Diponegoro, Aceh, dll) adalah perang yang terjadi SETELAH gelombang Liberalisasi dan Sekulerisasi merebak di Eropa (awal abad ke-19), termasuk Belanda.
Pada masa ini memang sulit menemukan keterkaitan Kristen dengan pemerintah kolonial Belanda. Karena pada saat itu kekuasaan Gereja sudah dipisahkan dari Negara (Sekulerisasi).
Tulisan di atas hanya melihat penyebaran agama pada masa peperangan, padahal yang namanya PENJAJAHAN tidak hanya dalam kondisi perang, tapi juga pada masa PENDUDUKAN.
Kristen tidak terkait dengan penjajahan Belanda?
Ini agak lucu ya...
Sebelum Liberalisme dan Sekularisme merebak di Eropa pada awal abad ke-19, Gereja sangat berkuasa dalam pemerintahan suatu negara. Jadi sangat NAIF kalau menyebutkan Kristen tidak terkait dengan penjajahan Belanda.
Sementara, perang-perang yang disebutkan di atas (Paderi, Diponegoro, Aceh, dll) adalah perang yang terjadi SETELAH gelombang Liberalisasi dan Sekulerisasi merebak di Eropa (awal abad ke-19), termasuk Belanda.
Pada masa ini memang sulit menemukan keterkaitan Kristen dengan pemerintah kolonial Belanda. Karena pada saat itu kekuasaan Gereja sudah dipisahkan dari Negara (Sekulerisasi).
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...0756794177/15/
Quote:
Original Posted By goed.aditDan di Jawa misi Katolik baru diijinkan akhir abad 19... Entah karena menghormati penguasa lokal atau demi monopoli gereja Calvinis.
Kalau di sini belum datang Islam, dan Belanda adalah negeri Katolik maka bakal kayak Filipina, Amerika latin, atau Goa. Penjajah & pribumi agamanya sama, atau jika seperti mexico ada kelas mestizo.
Kalau di sini belum datang Islam, dan Belanda adalah negeri Katolik maka bakal kayak Filipina, Amerika latin, atau Goa. Penjajah & pribumi agamanya sama, atau jika seperti mexico ada kelas mestizo.
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...0756864556/32/
Quote:
Original Posted By goed.aditSeperti dibilang Pakin... Untuk sebelum abad 19 ini sama sekali tidak relevan, karena di Belanda, Inggris, dan Portugis yang sempat mampir ke Indonesia mereka tidak memisahkan antara agama & negara.
Bagaimana sesudahnya?
Jangan lupa bahwa penguasa dan negara tidak hanya menggunakan aparat negara untuk melanggengkan kekuasaannya. Gramsci menyebut "aparatus ideologis negara(ideological state apparatus." Di situlah ada sekolah dan gereja (untuk Italia). Di sini kita melihat bahwa mereka yang pertama memeluk kristen umumnya adalah mereka yang terkooptasi tidak hanya dalam agama. mereka menjadi alat negara.
Selanjutnya ketika Nasionalisme muncul, sifat sekularitas pemerintahan belanda menjadikan ketiadaan kontrol atas gereja. Maka jangan heran ketika di kalangan Kristen juga ada yang enjadi pendukung kemerdekaan indies. Namun anda akan temui bahwa kalangan yang paling terbelah dukungannya terhadap pemerintahan kolonial adalah dari sini.
"Kristen adalah agama penjajah" merupakan generalisasi yang menyakitkan buat pemeluk Kristen di Indonesia.Tapi selayaknya generalisasi, ia tidak benar 100%.
Bagaimana sesudahnya?
Jangan lupa bahwa penguasa dan negara tidak hanya menggunakan aparat negara untuk melanggengkan kekuasaannya. Gramsci menyebut "aparatus ideologis negara(ideological state apparatus." Di situlah ada sekolah dan gereja (untuk Italia). Di sini kita melihat bahwa mereka yang pertama memeluk kristen umumnya adalah mereka yang terkooptasi tidak hanya dalam agama. mereka menjadi alat negara.
Selanjutnya ketika Nasionalisme muncul, sifat sekularitas pemerintahan belanda menjadikan ketiadaan kontrol atas gereja. Maka jangan heran ketika di kalangan Kristen juga ada yang enjadi pendukung kemerdekaan indies. Namun anda akan temui bahwa kalangan yang paling terbelah dukungannya terhadap pemerintahan kolonial adalah dari sini.
"Kristen adalah agama penjajah" merupakan generalisasi yang menyakitkan buat pemeluk Kristen di Indonesia.Tapi selayaknya generalisasi, ia tidak benar 100%.
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...0757192082/38/
Quote:
Original Posted By n'DhiKbukan itu poinnya, tujuan Belanda ke Indonesia di abad sebelum filsafat Jerman membunuh Tuhan adalah pada mulanya pelayaran, kita tahu Eropa menganut sistem Merkantilisme dimana masyarakat Eropa percaya tingkat surplus ekonomi hanya dicapai bila kas negara semakin tinggi, nilai yang menjamin kekuatan kas adalah cadangan emas... dan kita tahu masa-masa autokrasi Gereja itu zaman kelamnya spiritual Barat yang mana masyarakat diperbudak Tuhan, Tuhan diperbudak agama, dan agama diperbudak politik.... jadi, Kristenisasi amat penting untuk membentuk karakter budak yang penurut pada Pemerintah di masa itu....tapi setelah zaman Aufklarung, pusat kesadaran peradaban Barat semakin menghilangkan hegemoni agama pada negara (sekularisme), eksistensi agama semakin tenggelam di bawah arus masyarakat modern, sehingga Kristenisasi di tanah air pada era 1800-an tidak segencar di masa pra-sekuler, tapi sebaliknya, justru Pemerintah Hindia-Belanda lebih fokus mengawasi 2 gerakan yang mengancam eksistensi Belanda di tanah air, yaitu gerakan Islam dan gerakan Marxis... jadi, Belanda memang menyuburkan Kristenisasi di zaman pra-sekuler.... jika anda orang Kristen, anda gak perlu sakit hati dengan kenyataan ini, justru seharusnya anda bangga, sebab sekularisasi Hindia-Belanda tidak membuat Kekristenan kehilangan penganut di tanah air, justru sebaliknya mereka jadi lebih revolusioner semenjak kesadaran akan nasionalisme bangkit di era 1900-an....
http://www.kaskus.co.id/show_post/00...762046608/108/
Quote:
Original Posted By n'DhiKKristen melawan penjajahan dengan mengambil contoh masyarakat Kristen bumiputra yang pro-kemerdekaan ==>> dari sini aja udah blunder abis, masyarakat pro-kemerdekaan baru muncul tahun 1930-an, jauh sebelum 1930-an masyarakat Indonesia gak ada kepikiran buat merdeka, walaupun sudah ada pemikiran untuk melawan kolonialisme, tapi rata-rata pemikiran itu keluar dari gerakan-gerakan Islam dan Kesukuan...
nah, menurut lu Belanda = penjajah (yang lu pahami adalah semua jenis orang Belanda, bukan lembaga negara, bukan pula suatu kelompok)
sementara menengok istilah "penjajah" dalam definisi tekstual sejarah kita adalah Hindia-Belanda, yang merupakan colonial state yang bertanggung-jawab langsung pada Pemerintah Pusat, yaitu Kerajaan Belanda...
jika, dan hanya jika, kita hendak membuktikan bahwa Kristen bukan agama penjajah dengan mengambil contoh 1 orang Belanda pro-Pribumi vs negara kolonial Hindia-Belanda, tidak akan memungkiri bahwa keduanya memang Kristen, individu dan badan berbeda indikator, kita tak bisa menyamakan kedua jenis indikator tsb, karena memang parameternya beda...
sehingga analisis harus dikenakan pada negara kolonial Hindia-Belanda...
kita sudah temukan asumsi bahwa penjajah adalah Hindia-Belanda, bukan Giovanni Van Bronkhorst ataupun Marco Van Basten yang dianalogikan seperti Franciscus Xaverius, apalagi Soegija, walaupun semuanya sama-sama Kristen...sampai sini kita telah melihat betapa fail-nya pola pikir lu gan, sungguh masih kekanak-kanakan
nah, menurut lu Belanda = penjajah (yang lu pahami adalah semua jenis orang Belanda, bukan lembaga negara, bukan pula suatu kelompok)
sementara menengok istilah "penjajah" dalam definisi tekstual sejarah kita adalah Hindia-Belanda, yang merupakan colonial state yang bertanggung-jawab langsung pada Pemerintah Pusat, yaitu Kerajaan Belanda...
jika, dan hanya jika, kita hendak membuktikan bahwa Kristen bukan agama penjajah dengan mengambil contoh 1 orang Belanda pro-Pribumi vs negara kolonial Hindia-Belanda, tidak akan memungkiri bahwa keduanya memang Kristen, individu dan badan berbeda indikator, kita tak bisa menyamakan kedua jenis indikator tsb, karena memang parameternya beda...
sehingga analisis harus dikenakan pada negara kolonial Hindia-Belanda...
kita sudah temukan asumsi bahwa penjajah adalah Hindia-Belanda, bukan Giovanni Van Bronkhorst ataupun Marco Van Basten yang dianalogikan seperti Franciscus Xaverius, apalagi Soegija, walaupun semuanya sama-sama Kristen...sampai sini kita telah melihat betapa fail-nya pola pikir lu gan, sungguh masih kekanak-kanakan
0
2.4K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan