Kaskus

Entertainment

santoso8705Avatar border
TS
santoso8705
Filosofi Buah Kelapa
Filosofi Buah Kelapa
Kehidupan itu ibarat buah kelapa’, tergantung kesanggupan kita membedahnya, sehingga mampu menikmati hasilnya setelah dibedah. Ada yang tidak sanggup mengupasnya, sehingga tertipu, ia menyangka intipati buah kelapa itu adalah serabutnya saja. Ada yang sudah mau berpayah payah mengupasnya, hanya tidak tuntas, sehingga beranggapan bahwa intipati dari buah kelapa adalah “batoknya”. Ada yang mengupas tuntas hingga membuka batoknya dan menemukan daging dan airnya, yang ketiga inilah yang sebenarnya berhasil mengupas intipati dari buah kelapa.

Filosofi Hidup Hissi
Kehidupan tidak jauh dari buah kelapa, ada yang tidak mau mengurai makna kehidupan sehingga ia tertipu oleh cangkangnya kehidupan. Pergerakannya hanya berputar putar diseputar perut (ekonomi), kemaluan (seksual) dan wajah (popularitas). Pagi hingga malam (24jam) hidupnya berputar-putar diseputar itu. Hidup “ananiyyah” (egois) hanya diri dan keluarganya yang diurus dan diperhatikan serta diutamakan dari segala hal, Inilah yang disebut HIDUP HISSI.

Manusia yang hidup dengan filosofis HIDUP HISSI; hanya berani, jika lapar; hanya bergerak, untuk memuaskan nafsu syahwatnya; hanya beraktifitas, untuk mengejar popularitas;. Akan tetapi jika ISLAM terjajah, ia tidak peduli; jika UMMAT ISLAM terdzalimi, ia acuh tak acuh; Jika program dan amanah kerisalahan terabaikan, ia tidak mau tahu. Sama sekali tidak ada agenda Jihad Fisabilillah dalam hidupnya, tidak ada jadwal DAKWAH Ilallah dalam schedule kerjanya. Firman Allah SWT: Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. [[QS 45/24 ]]

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang tidak memperhatikan urusan umat Islam maka bukan termasuk mereka. Dan siapa yang pagi dan siangnya tidak menyampaikan nasihat kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, imam dan umumnya umat Islam maka bukan termasuk mereka” (HR At-Tabrani).

Filosofi Hidup Maknawi
Ada yang sudah mampu mengupas makna kehidupan dan menemukan intisarinya tetapi tidak tuntas, seperti mengupas buah kelapa baru sampai “batok” (tempurung) nya ia sudah berhenti dan mengatakan inilah intinya.

Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah ada di dalam Islam dan sudah melakukan pengabdian (ibadah) hanya sayang tidak totalitas, belum punya kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan belum punya tekad yang membaja. Sehingga sering mudah berubah karena coba dan goda, masih suka pilih pilih dalam menunaikan Darma bakti, kerap ragu dalam melakukan kebaikan, selalu perlu motifasi dari orang lain dalam pergerakannya, kadang suka merekayasa keadaan agar diijinkan untuk tidak melakukan tugas hidup, masih angin anginan, bagaimana kondisi, atau tergantung “mood” dalam melaksanakan pengabdian dan sering membawa keinginan sendiri, tidak mau hidup terpimpin dalam. Inilah Hidup Maknawi , filosofis hidup maknawi, firman Allah SWT: “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata” [[ QS 22/11 ]]

Filosofi Hidup Ma’any
Ada juga yang sudah mampu mengupas makna kehidupan dan menemukan intisarinya serta mampu menikmatinya dengan kepuasan, seperti pengupas buah kelapa yang sudah sanggup mengupasnya hingga menemukan daging dan air kelapanya.

Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah ada dalam Islam dan sudah mendarmabaktikan seluruh kehidupannya dalam pengabdian yang totalitas, inilah filosofis hidup Ma’any

Hidupnya sudah dipergunakan untuk melakukan amal bakti sebanyakbanyaknya dan sesempurna sempurnanya. Amal bakti yang timbul dari keyakinan yang kuat dan Iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah semata.

Orang yang hidup dengan filosofis hidup Ma’any ini sudah tidak mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was was dan lain lain yang akan mencegah manusia melakukan amal yang sempurna…. tentu filosofis hidup Ma’any ini tidak akan diraih tanpa kemurahan dan karunia Allah.

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. [[ QS 2/207 ]]
Wassalaam. *** (waiman abdurrahman)
0
7.7K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan