PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah melakukan pengujian terakhir sistem pencegah pelanggaran sinyal atau automatic train stop (ATS). Ditargetkan, operasional seluruh KA sudah menggunakan alat tersebut pada 2014.

Hal itu diungkapkan Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI, Rono Pradipto di Bandung, Rabu (9/10).

"Alatnya sedang di-install di Stasiun Cimahi, Bandung. Begitu selesai dipasang, kita ujicoba. Sukses, langsung diterapkan secara menyeluruh," tandasnya.

Menurut dia, sistem tersebut sebenarnya sudah diujicobakan di antara petak jalan rel Kutoarjo-Solo. Ujicoba itu menunjukan bahwa sistem yang dikembangkan operator plat merah itu bisa menjawab kebutuhan.

"Performa sistem ini cukup andal. Pengujian tersebut mencakup membablaskan laju lokomotif sebagai simulasi pelanggaran sinyal," jelas mantan Kadaop IV Semarang itu.

Begitu rangkaian KA tersebut melanggar sinyal, perangkat tersebut langsung berkerja otomatis. Dalam rentang 1-2 meter usai sensor terlewati, sistem pengereman KA yang 'nyelonong' itu teraktivasi sebelum memberhentikannya di stasiun.

Menurut Rono, investasi terhadap sistem tersebut relatif cukup ekonomis. Pihaknya hanya mengeluarkan dana di bawah Rp 500 juta guna pengembangan. Perangkatnya dipasang di stasiun dan lokomotif.

"Begitu ujicoba kedua lancar, kami akan segera memproduksinya sesuai kebutuhan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya peningkatan keamanan perjalanan," jelasnya.