- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Jokes] Hanya Untuk Yang Menghargai PERSAHABATAN :matabelo
TS
sasisuseo
[Jokes] Hanya Untuk Yang Menghargai PERSAHABATAN :matabelo
Selamat Datang Di Thread Ane Yang Selalu Panjang
Postingan ini Ane dedikasikan buat Persahabatan masa SD dan SMP yang Seru, Ajaib dan Lucu.
Buat Toto, yang lahir di tanggal ini, 10 Oktober, dan yang lagi persiapan Sidang Skripsi! mudah mudahm lulus!!
Buat Toto, yang lahir di tanggal ini, 10 Oktober, dan yang lagi persiapan Sidang Skripsi! mudah mudahm lulus!!
Spoiler for Thread ane yang laen yang ngga kalah panjang tapi menyenangkan:
Spoiler for Sebelum atau Sesudah Baca, TS mohon....:
Spoiler for Hoax:
Ini bukan HoAX, Ini Kisah Nyata yang TS Alami Sendiri
Langsung aja deh kalo gitu:
Mudah mudahan yang baca pada soalnya ini cerita emang TS bikin lucu lucu imut gtu
Spoiler for Penampakan:
penampakan Toto pas lagi makan
penampakan Toto pas lagi mau sidang skripsi
Quote:
Toto Saepul Anwaradalah teman terbaik yang pernah ada.
Dulu, waktu SD, gue punya geng! Iya, geng! Buat yang ngga tau “geng” itu apa, ada baiknya kalian kenalan sama yang namanya google translate dan kamus besar bahasa Indonesia. Kenapa?
Karena seharusnya JS Baududu, satu satunya orang Indonesia yang bisa dan mengerti bahasa Indonesia mencantumkan arti kata “geng” yang sesungguhnya dalam kamus itu. Meski sebenarnya geng adalah bahasa sunda yang artinya baraya.
Oke, pokoknya, waktu SD gue punya geng, namanya SUDATO, yang merupakan singkatan nama nama anggota geng kita: S adalah Sugih yaitu gue sendiri, U adalah ugih yaitu sugih yang ngga pake S. D adalah Dadan yaitu teman kita yang sekalian merangkap sebagai big boss, A adalah Aan yaitu dadan yang ngga pake D. T adalah Toto yaitu merek sebuah westafel yang dipajang di setiap toilet di hotel Putri Gunung di kota lembang, dan terakhir, O adalah oo yaitu Toto yang ngga pake T.
Jadi, setelah diterjemahkan berdasarkan Soogle translate yang merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia karya JS Batutu: SUDATO adalah sebuah geng yang terdiri dari 3 orang anak SD,, ehh, bukan bukan, (sejak kapan SD bisa melahirkan anak) SUDATO adalah sebuah geng 3 orang anak manusia yang masih sekolah SD yang beranggotakan Sugih, Dadan, Toto.
Diberikan nama SUDATO karena waktu itu, SUHARTO masih menduduki Kursi Presiden RI dan ketika SUHARTO lengser pada tahun 1998 geng SUDATO pun lengser dan berganti nama menjadi TDS: Toto, Dadan Sugih.
Yang kemudian pada tahun tahun sakral itu, demi mengenang era reformasi Indonesia, kami 3 orang anak manusia yang masih sekolah SD menghapuskan jabatan Big boss dalam geng kami, karena menurut soogle translate, big boss adalah sebuah jabatan yang merujuk pada pemimpin sebuah komplotan mafia. Padahal, kami bukanlah sebuah komplotan mafia, kami adalah sebuah komplotan geng.
Dan pada tahun tahun sakral itu Dadan yang merupakan Big boss dari SUDATO pun ikut lengser. Maka daripada itu, kemudian, Dadan menjabat sebagai pemimpin sebuah geng bukan mafia, seorang sosok pemimpin yang akan memimpin TDS yang merupakan sebuah geng. Dadan menjadi pemimpin sebuah geng.
Dan demikinlah sebuah geng bernama TDS terbentuk, oke ini memang agak garing, tapi seperti yang kita tahu pelajaran sejarah memang garing segaring garingnya, yang basah itu pelajaran renang.
Toto, Dadan, Sugih adalah anak-anak yang masih sekolah SD yang entah kenapa kami merasa mereka adalah anak anak AJAIB. Gimana enggak? Anak sekecil itu pikirannya kayak bocah, Sumpah, binal banget, nakal banget dan terutama konyal banget,, eh konyol! (plis jangan gani huruf y dengan t!)
Contoh kekonyolannya, waktu itu, ketika kita kelas 4, gue masih inget, kita bertiga keliling dan masuk ke tiap-tiap kelas mulai dari kelas satu sampe kelas 6 Cuma buat nyanyi lagunya Dewa19, Hidup adalah perjuangan. Gila! Pokonya gila, emang kayaknya biasa aja, lagunya juga bagus, tapi coba kalian bayangin, yang nyanyi adalah gue, padahal kalian tau kan gue cadel.
Ya,, kira kira gitu deh, tapi itu belum apa-apa, yang lebih konyol; kita pernah ngeledekin temen sekelas kita yang namanya Akbar yang bukan Akbar Tanjung sampe si doi boker di kelas yang bukan di toilet. Ini keterlaluan! Klo kita tahu si Akbar ini mau boker dan bukan mau diledekin kita ngga akan ngeledekin dia (kita bakal kasih dia boker) Ini Jebakan! Ini Jebakan! Alhasil, Akbar yang malu setengah busiat gitu, pindah sekolah.
Belum lagi temen kita yang namanya Tiara yang bukan Buya Hamka, entah dosa apa, dia jadi selalu bahan olok-olokan teman. Masalahnya, kita juga pernah ngeledekin dia, dan,, dan,, ahh,, gue ngga tega melanjutkan ceritanya,, (bayangin aja, cowok yang kita ledekin bisa sampe boker di kelas, apalagi cewek, ngga kebayang)
Pada akhirnya, kita bertiga adalah kawan baik, sahabat masa kecil yang agak gokil yang sebenarnya kalo di inget-inget lagi, kita selalu tertawa bareng, nyanyi bareng, sekolah bareng, ngerjain PR bareng, Ujian pun bareng bareng. Pokoknya kita akrab banget deh.
Dan dengan agak menyedihkan gue harus katakan: Tiada gading yang tak retak. Begitu pula TDS. Pada tahun tahun ketika SD berlalu dan kita beranjak SMP, Dadan, pemimpin geng kita pun lengser selengser lengsernya, Beliau pindah sekolah.
Jadi, Toto adalah teman terbaik yang pernah ada. Meski gue ngga tau dapat kesimpulan ini darimana. Toto adalah penerus kepemimpinan TDS, yaa, meski Dadan pindah sekolah, dan sebenarnya emang kita semua juga pindah sekolah, dari sekolah SD ke sekolah SMP.
Hanya Toto dan Sugih yang masih bisa sekolah bareng di SMP yang sama, di SMP yang pernah sekolahi juga oleh Cinde Sri Pandeni. Akhirnya, berdasarkan kesepakatan antara gue sendiri, hanya Toto lah yang sanggup menerima jabatan sakral itu.
Kini, ketika SMP, TDS masih berdiri tegak, menengadah ke atas langit, menunjuk awan sambil merem melek merem melek di bawah kepemimpinan Toto, Sang Maestro yang bukan Indro Warkop. Dan Revolusi pun terjadi setelah Reformasi. TDS bukan lagi Toto, Dadan, Sugih. TDS kini berevolusi menjadi Toto dan Sugih.
Gue masih inget, ketika SD kita adalah para Idol, raja di raja, anak kecil yang masih bocah, yang paling agak binal, nakal dan konyal. Tapi, SMP beda. Kita berdua jadi anak kecil yang udah ngga bocah, yaa, semacam beranjak gede gitu, kayak ABG tapi bukan ABG, kita masih TDS.
Pokoknya SMP beda banget, waktu itu, kelas satu SMP, yang sekarang berubah nama menjadi kelas tujuh SMP, Toto dan Sugih jadi jarang banget bersama sama. Yaa, agak menyedihkan, kita beda kelas, Toto kelas 1E dan Sugih Kelas 1C dan diantara kelas 1A sampe kelas Ha, kelas 1D lah yang memisahkan kita. Gue jadi inget 1D dalam TDS. Dadan ohh dadan.
Beruntung, Toto dan Sugih masih suka pulang bareng, jalan kaki dari langensari sampe SESPIM POLRI, dan meski sebenarnya waktu itu kita bermusuh-musuhan dan bukan berteman-temanan, kita masih tetep sering pulang jalan kaki bareng. Alasannya udah jelas, kita berdua punya arah jalan pulang yang sama dan ngga punya uang buat bayar onkos naek angkot yang cuma seribu rupiah.
Waktu itu, kita bisa sampe bermusuh musuhan karena, pertama, Toto ngga punya temen lain yang bisa diledekin sampe boker dan kayaknya Toto pikir yang gue pikir: Sugih adalah satu satunya teman yang kayaknya bisa diledekin sampe boker yang satu satunya bisa jadi korban kebringasan TDS.
Alasan kedua adalah karena rasa iri gue pada si Toto, setelah Dadan lengser, gue ngga habis pikir, kenapa si Toto yang jadi Pemimpin geng TDS, padahal gue kan yang milih dia? Apa karena cuma si Toto yang masih memiliki semangat TDS, semangat Hidup adalah perjuangannya Dewa19? Sedangkan si Sugih kehilangan semangat TDS nya dan menjadi cupu?
Akhirnya, setiap pulang jalan kaki bareng kita juga jadi sering berkelahi bareng. Puncak perkelahian terjadi pada saat yang sama ketika kita melangkahkan kaki kanan yang sebelahnya kaki kiri. Dramatis! Dengan sebatang bambu belah yang kita cabut dari pagar-pagar kebun tomat di tangan masing masing kita berdua, Toto dan Sugih bertarung layaknya Ksatria Baja Hitam melawan Jiban. Kita maen pedang-pedangan. Berkelahi dengan gagah berani seperti Warkop DKI ketika Dono Kasino dan Indro terpaksa bertarung melawan Pocong Pocong dalam film Setan Kredit.
Yaa, Hal itu hanya berlangsung setahun, karena pada tahun berikutnya, kelas dua SMP tepatnya, Takdir berkata lain. Toto dan Sugih berada dalam kelas yang sama kelas 2E dan bukan 2C. Dan kemudian kami menemukan 2D atau D kedua setelah D yang pertama Dadan, D yang satu ini agak gemuk dan kayaknya agak pintar, D yang satu ini adalah Dede.
Iyaa, Dede ini adalah Dede yang pernah gue sebutin di cerita pertama gue yang judulnya Cinde Sri Pandeni. Dede ini adalah D yang gue anggap sebagai Dr Watson nya Sherlock Holmes versi Sugih Holmes. Dan Toto, ngga mau ketinggalan, Toto pun gue analogikan sebagai Profesor Moriarti dengan agak terpaksa, karena ngga ada tokoh lain yang seterkenal itu dalam novelnya Sir Arthur conan Doyle.
Tapi sebenarnya, Toto, dengan polosnya bilang bahwa dia ngga tau novel selain novelnya Hilman, maka Toto adalah Lupus, Dede adalah Gusur dan Sugih adalah Boim. Dan dengan agak sakral; Dewi Kiki adalah Poppy nya Lupus versi Totopus. Kenapa sakral?
Yaa, karena sepengetahuan gue, Dewi kiki adalah cinta pertama Toto, dan pada saat yang sama ketika TDS terbentuk menjadi Toto, Dede, Sugih; Toto ditolak cintanya oleh Dewi Kiki di depan perpustakaan yang sama sekali tidak ada novel Sherlock Holmes nya dan apalagi di perpustakaan itu tidak ada novel Hilman nya, yang ada cuma Kamus Besar Bahasa Indonesia nya JS Badudu.
Dulu, waktu SD, gue punya geng! Iya, geng! Buat yang ngga tau “geng” itu apa, ada baiknya kalian kenalan sama yang namanya google translate dan kamus besar bahasa Indonesia. Kenapa?
Karena seharusnya JS Baududu, satu satunya orang Indonesia yang bisa dan mengerti bahasa Indonesia mencantumkan arti kata “geng” yang sesungguhnya dalam kamus itu. Meski sebenarnya geng adalah bahasa sunda yang artinya baraya.
Oke, pokoknya, waktu SD gue punya geng, namanya SUDATO, yang merupakan singkatan nama nama anggota geng kita: S adalah Sugih yaitu gue sendiri, U adalah ugih yaitu sugih yang ngga pake S. D adalah Dadan yaitu teman kita yang sekalian merangkap sebagai big boss, A adalah Aan yaitu dadan yang ngga pake D. T adalah Toto yaitu merek sebuah westafel yang dipajang di setiap toilet di hotel Putri Gunung di kota lembang, dan terakhir, O adalah oo yaitu Toto yang ngga pake T.
Jadi, setelah diterjemahkan berdasarkan Soogle translate yang merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia karya JS Batutu: SUDATO adalah sebuah geng yang terdiri dari 3 orang anak SD,, ehh, bukan bukan, (sejak kapan SD bisa melahirkan anak) SUDATO adalah sebuah geng 3 orang anak manusia yang masih sekolah SD yang beranggotakan Sugih, Dadan, Toto.
Diberikan nama SUDATO karena waktu itu, SUHARTO masih menduduki Kursi Presiden RI dan ketika SUHARTO lengser pada tahun 1998 geng SUDATO pun lengser dan berganti nama menjadi TDS: Toto, Dadan Sugih.
Yang kemudian pada tahun tahun sakral itu, demi mengenang era reformasi Indonesia, kami 3 orang anak manusia yang masih sekolah SD menghapuskan jabatan Big boss dalam geng kami, karena menurut soogle translate, big boss adalah sebuah jabatan yang merujuk pada pemimpin sebuah komplotan mafia. Padahal, kami bukanlah sebuah komplotan mafia, kami adalah sebuah komplotan geng.
Dan pada tahun tahun sakral itu Dadan yang merupakan Big boss dari SUDATO pun ikut lengser. Maka daripada itu, kemudian, Dadan menjabat sebagai pemimpin sebuah geng bukan mafia, seorang sosok pemimpin yang akan memimpin TDS yang merupakan sebuah geng. Dadan menjadi pemimpin sebuah geng.
Dadan menjadi pemimpin sebuah geng.
Gue ulang2 biar tambah dramatis.
Gue ulang2 biar tambah dramatis.
Dan demikinlah sebuah geng bernama TDS terbentuk, oke ini memang agak garing, tapi seperti yang kita tahu pelajaran sejarah memang garing segaring garingnya, yang basah itu pelajaran renang.
Toto, Dadan, Sugih adalah anak-anak yang masih sekolah SD yang entah kenapa kami merasa mereka adalah anak anak AJAIB. Gimana enggak? Anak sekecil itu pikirannya kayak bocah, Sumpah, binal banget, nakal banget dan terutama konyal banget,, eh konyol! (plis jangan gani huruf y dengan t!)
Contoh kekonyolannya, waktu itu, ketika kita kelas 4, gue masih inget, kita bertiga keliling dan masuk ke tiap-tiap kelas mulai dari kelas satu sampe kelas 6 Cuma buat nyanyi lagunya Dewa19, Hidup adalah perjuangan. Gila! Pokonya gila, emang kayaknya biasa aja, lagunya juga bagus, tapi coba kalian bayangin, yang nyanyi adalah gue, padahal kalian tau kan gue cadel.
Hiiidlup adlaallah peljuanglan tanpla hentli hentli, uslah klau.......
Ya,, kira kira gitu deh, tapi itu belum apa-apa, yang lebih konyol; kita pernah ngeledekin temen sekelas kita yang namanya Akbar yang bukan Akbar Tanjung sampe si doi boker di kelas yang bukan di toilet. Ini keterlaluan! Klo kita tahu si Akbar ini mau boker dan bukan mau diledekin kita ngga akan ngeledekin dia (kita bakal kasih dia boker) Ini Jebakan! Ini Jebakan! Alhasil, Akbar yang malu setengah busiat gitu, pindah sekolah.
Belum lagi temen kita yang namanya Tiara yang bukan Buya Hamka, entah dosa apa, dia jadi selalu bahan olok-olokan teman. Masalahnya, kita juga pernah ngeledekin dia, dan,, dan,, ahh,, gue ngga tega melanjutkan ceritanya,, (bayangin aja, cowok yang kita ledekin bisa sampe boker di kelas, apalagi cewek, ngga kebayang)
Pada akhirnya, kita bertiga adalah kawan baik, sahabat masa kecil yang agak gokil yang sebenarnya kalo di inget-inget lagi, kita selalu tertawa bareng, nyanyi bareng, sekolah bareng, ngerjain PR bareng, Ujian pun bareng bareng. Pokoknya kita akrab banget deh.
Dan dengan agak menyedihkan gue harus katakan: Tiada gading yang tak retak. Begitu pula TDS. Pada tahun tahun ketika SD berlalu dan kita beranjak SMP, Dadan, pemimpin geng kita pun lengser selengser lengsernya, Beliau pindah sekolah.
Beliau Pindah sekolah.
Gue ulang2 biar kedengaran Tragis.
Gue ulang2 biar kedengaran Tragis.
Jadi, Toto adalah teman terbaik yang pernah ada. Meski gue ngga tau dapat kesimpulan ini darimana. Toto adalah penerus kepemimpinan TDS, yaa, meski Dadan pindah sekolah, dan sebenarnya emang kita semua juga pindah sekolah, dari sekolah SD ke sekolah SMP.
Hanya Toto dan Sugih yang masih bisa sekolah bareng di SMP yang sama, di SMP yang pernah sekolahi juga oleh Cinde Sri Pandeni. Akhirnya, berdasarkan kesepakatan antara gue sendiri, hanya Toto lah yang sanggup menerima jabatan sakral itu.
Kini, ketika SMP, TDS masih berdiri tegak, menengadah ke atas langit, menunjuk awan sambil merem melek merem melek di bawah kepemimpinan Toto, Sang Maestro yang bukan Indro Warkop. Dan Revolusi pun terjadi setelah Reformasi. TDS bukan lagi Toto, Dadan, Sugih. TDS kini berevolusi menjadi Toto dan Sugih.
Gue masih inget, ketika SD kita adalah para Idol, raja di raja, anak kecil yang masih bocah, yang paling agak binal, nakal dan konyal. Tapi, SMP beda. Kita berdua jadi anak kecil yang udah ngga bocah, yaa, semacam beranjak gede gitu, kayak ABG tapi bukan ABG, kita masih TDS.
Pokoknya SMP beda banget, waktu itu, kelas satu SMP, yang sekarang berubah nama menjadi kelas tujuh SMP, Toto dan Sugih jadi jarang banget bersama sama. Yaa, agak menyedihkan, kita beda kelas, Toto kelas 1E dan Sugih Kelas 1C dan diantara kelas 1A sampe kelas Ha, kelas 1D lah yang memisahkan kita. Gue jadi inget 1D dalam TDS. Dadan ohh dadan.
Beruntung, Toto dan Sugih masih suka pulang bareng, jalan kaki dari langensari sampe SESPIM POLRI, dan meski sebenarnya waktu itu kita bermusuh-musuhan dan bukan berteman-temanan, kita masih tetep sering pulang jalan kaki bareng. Alasannya udah jelas, kita berdua punya arah jalan pulang yang sama dan ngga punya uang buat bayar onkos naek angkot yang cuma seribu rupiah.
Waktu itu, kita bisa sampe bermusuh musuhan karena, pertama, Toto ngga punya temen lain yang bisa diledekin sampe boker dan kayaknya Toto pikir yang gue pikir: Sugih adalah satu satunya teman yang kayaknya bisa diledekin sampe boker yang satu satunya bisa jadi korban kebringasan TDS.
Alasan kedua adalah karena rasa iri gue pada si Toto, setelah Dadan lengser, gue ngga habis pikir, kenapa si Toto yang jadi Pemimpin geng TDS, padahal gue kan yang milih dia? Apa karena cuma si Toto yang masih memiliki semangat TDS, semangat Hidup adalah perjuangannya Dewa19? Sedangkan si Sugih kehilangan semangat TDS nya dan menjadi cupu?
Akhirnya, setiap pulang jalan kaki bareng kita juga jadi sering berkelahi bareng. Puncak perkelahian terjadi pada saat yang sama ketika kita melangkahkan kaki kanan yang sebelahnya kaki kiri. Dramatis! Dengan sebatang bambu belah yang kita cabut dari pagar-pagar kebun tomat di tangan masing masing kita berdua, Toto dan Sugih bertarung layaknya Ksatria Baja Hitam melawan Jiban. Kita maen pedang-pedangan. Berkelahi dengan gagah berani seperti Warkop DKI ketika Dono Kasino dan Indro terpaksa bertarung melawan Pocong Pocong dalam film Setan Kredit.
Yaa, Hal itu hanya berlangsung setahun, karena pada tahun berikutnya, kelas dua SMP tepatnya, Takdir berkata lain. Toto dan Sugih berada dalam kelas yang sama kelas 2E dan bukan 2C. Dan kemudian kami menemukan 2D atau D kedua setelah D yang pertama Dadan, D yang satu ini agak gemuk dan kayaknya agak pintar, D yang satu ini adalah Dede.
Iyaa, Dede ini adalah Dede yang pernah gue sebutin di cerita pertama gue yang judulnya Cinde Sri Pandeni. Dede ini adalah D yang gue anggap sebagai Dr Watson nya Sherlock Holmes versi Sugih Holmes. Dan Toto, ngga mau ketinggalan, Toto pun gue analogikan sebagai Profesor Moriarti dengan agak terpaksa, karena ngga ada tokoh lain yang seterkenal itu dalam novelnya Sir Arthur conan Doyle.
Tapi sebenarnya, Toto, dengan polosnya bilang bahwa dia ngga tau novel selain novelnya Hilman, maka Toto adalah Lupus, Dede adalah Gusur dan Sugih adalah Boim. Dan dengan agak sakral; Dewi Kiki adalah Poppy nya Lupus versi Totopus. Kenapa sakral?
Yaa, karena sepengetahuan gue, Dewi kiki adalah cinta pertama Toto, dan pada saat yang sama ketika TDS terbentuk menjadi Toto, Dede, Sugih; Toto ditolak cintanya oleh Dewi Kiki di depan perpustakaan yang sama sekali tidak ada novel Sherlock Holmes nya dan apalagi di perpustakaan itu tidak ada novel Hilman nya, yang ada cuma Kamus Besar Bahasa Indonesia nya JS Badudu.
NB: TS sama sekali bukan Toto Saepul Anwar, TS adalah temannya Toto Saepul Anwar, Beneran, Ngga boong!!! Dan Sorry yaa TS bikin cerita tentang cowok bukan berarti TS adalah Maho, itu tidak, TS adalah Seorang yang sangat menghargai Persahabatan,, klo ngga percaya ini buktinya klik for buktibanyak cerita tentang cewek juga, ada Cinde Sri Pandeni yang Ngeselin, ada juga Ana Putri Yuwita yang ngagumin
0
4.5K
Kutip
11
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan