- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Efek Jokowi di Berbagai Pesta Rakyat
TS
noviaputrii
Efek Jokowi di Berbagai Pesta Rakyat
Quote:
Jakarta - Ratusan ribu warga menyemut di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin. Mereka berjubel di bawah sengatan panas matahari dalam rangka ulang tahun DKI Jakarta ke-486 Juni lalu. Tokoh utama acara ini adalah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Jokowi, sapaan akrabnya, mengikuti acara bertema "Pawai Ondel-Ondel" dengan mengenakan baju khas kaisar Negeri Cina yang terbuat dari rotan. Beberapa hari kemudian, pesta rakyat pada malam hari kembali digelar. Ratusan ribu masyarakat tumpah di jalanan.
Jokowi kembali menjadi "magnet" dalam Kaki Lima Night Market Sabtu, 5 Oktober 2013. Mantan Wali Kota Surakarta ini diyakini menjadi daya tarik pengunjung di arena pasar malam. Ratusan PKL tumpah di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan. Pesta rakyat ini akan rutin dilaksanakan tiap akhir pekan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan perayaan yang banyak digelar di Ibu Kota belakangan ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan."Sejak penyelenggaran Jakarta Car Free Night jumlah wisawatan baik lokal maupun luar terus meningkat," kata Arie ketika ditemui di kantornya Jumat, 4 Oktober 2013.
Bahkan, ia melanjutkan, ada faktor "Jokowi effect" di dalam meningkatnya bisnis sektor pariwisata. Arie menuturkan Jokowi sangat memperhatikan sektor pariwisata. "Dulu-dulu cuma sekadar dukungan kalau sekarang ada tindakan," ujarnya.
Dia mencontohkan acara Jakarta Car Free Night, perayaan malam tahun baru ini merupakan perintah pertama Jokowi setelah dilantik. Saat itu, Arie menceritakan, Jokowi ingin ada perayaan yang melibatkan masyarakat. Walhasil, dalam dua pekan Dinas ngebut menyusun konsep pesta pergantian akhir tahun tersebut.
Terlepas dari masih adanya kekurangan dalam penyelenggaraan, Arie menilai acara tersebut menjadi patokan bagi pesta-pesta rakyat yang belakangan marak digelar di Jakarta. Sebut saja, Jakarta Night Festival yaitu perayaan ulang tahun Kota Jakarta yang ke-486 pada bulan Juni lalu atau Kaki Lima Night Festival yang dihelat pada Sabtu, 5 Oktober 2013.
"Semua idenya sama yaitu pesta rakyat," ujarnya. Bahkan sosok Jokowi ini menjadi ikon pariwisata Kota Jakarta. Hal ini terlihat ketika promosi "Enjoy Jakarta" di Malaysia beberapa waktu lalu di mana Jokowi menjadi sales bagi pariwisata Ibu Kota.
Dia mencatat banyaknya pesta rakyat ini mendongkrak wisatawan asing yang berkunjung. Menurut data Dinas, pada periode Januari-Agustus 2013 tercatat ada 1.502.986 wisatawan asing mengunjungi Jakarta. Jumlah ini lebih besar 10 persen dari periode yang sama tahun 2012.
Arie mengatakan Jokowi memiliki rancangan yang jelas mengenai arah pariwisata di Ibu Kota. Kepada Tempo, Arie menceritakan wajah pariwisata DKI 2014 ke depan yang sudah dibicarakan dengan Jokowi. "Tapi ini dirahasiakan dulu," katanya.
Secara garis besar, Jokowi ingin bermain dalam skala intenasional. Jadi, infrastruktur pendukung akan mulai dibangun pada 2014. Sebagai contoh kecil, adalah penyelenggaran Jakarta International Performing Art (Jakipa) 2013 di Silang Monas beberapa waktu lalu.
Sayangnya, Arie mengakui masih banyak kekurangan jika ingin mendongkrak pariwisata di DKI Jakarta. Arie mencontohkan jika bebicara mengenai wisata belanja orang pasti merujuk ke Singapura. Untuk wisata pantai orang melirik Thailand.
"Jakarta belum punya landmark yang menarik," katanya. Untuk itulah, Jokowi getol mengadakan acara di sekitaran Jalan Sudirman-Thamrin, termasuk mulai mempercantik trotoar di sana. Alasannya, Arie melanjutkan, Jokowi ingin kawasan tersebut menjadi landmark Jakarta.
Permasalahan lainnya adalah kurangnya koordinasi antar-satuan kerja perangkat daerah (SPKD) dalam memajukan pariwisata. Sebagai contoh, pengelolaan kawasan Monas dan kawasan Kota Tua. Objek wisata ini, menurut Arie, terlalu banyak dikelola oleh instansi sehingga sulit berkembang.
Pembangunan yang dilakukan oleh SKPD lain pun dinilai kurang mendukung proses pengembangan pariwisata. Ambil contoh kecil, pemasangan lampu jalan di kawasan Kebon Sirih. Kawasan yang ramai lalu-lalang wisatawan asing ini dipasangi lampu jalan ala kadarnya, hanya tiang panjang hitam.
"Seharusnya pembangunan kota itu memiliki konsep 'keturisan' sehingga menarik," katanya. Padahal, Arie melanjutkan, sumbangan pendapatan asli daerah, dari sektor pariwisata DKI Jakarta termasuk tinggi. Tahun 2012 saja tercatat Rp 2,641 triliun sedangkan tahun 2013, hingga Juli, tercatat Rp 1,713 triliun.
Arie mengatakan, pariwisata --termasuk pesta-pesta rakyat-- seharusnya bisa bersinergi dengan pembangunan kota. Menurut dia, pembangunan tidak hanya semata fisik tapi juga nonfisik. "Dengan mengajak rakyat ke dalam pesta ada semangat dan motiviasi bersama juga menumbuhkan rasa memiliki," katanya.
Ramainya pesta yang kerap dilaksanakan Jokowi pun disambut positif oleh kalangan pelaku usaha. Deputy Secretary General Pengurus Pusat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Carla Parengkuan mengatakan tingkat hunian kamar hotel naik lumayan tinggi. Apalagi hotel di kawasan Sudirman-Thamrin yang menjadi tempat menginap wisatawan mancanegara.
Menurut Carla, para wisatawan di sana seperti mendapat acara gratis yang bisa dilihat dari kamar. Sayangnya, agenda-agenda pesta Jokowi belum terjadwal pasti. "Padahal wisatawan asing itu sering memantau agenda tahunan," katanya.
Jokowi mengatakan untuk mengenalkan Jakarta memang perlu dilakukan promosi besar-besaran. Dia menuturkan selama ini Jakarta belum menentukan posisinya sebagai kota yang memiliki ciri khas sebagai kota budaya.
"Makanya harus ada promosi besar-besaran," ujarnya. Faktor pariwisata memang bisa menguntungkan DKI sebagai branding. Selain itu pesta rakyat ini juga menjadi ajang agar warga DKI memiliki rasa saling memiliki.
Jokowi, sapaan akrabnya, mengikuti acara bertema "Pawai Ondel-Ondel" dengan mengenakan baju khas kaisar Negeri Cina yang terbuat dari rotan. Beberapa hari kemudian, pesta rakyat pada malam hari kembali digelar. Ratusan ribu masyarakat tumpah di jalanan.
Jokowi kembali menjadi "magnet" dalam Kaki Lima Night Market Sabtu, 5 Oktober 2013. Mantan Wali Kota Surakarta ini diyakini menjadi daya tarik pengunjung di arena pasar malam. Ratusan PKL tumpah di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan. Pesta rakyat ini akan rutin dilaksanakan tiap akhir pekan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan perayaan yang banyak digelar di Ibu Kota belakangan ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan."Sejak penyelenggaran Jakarta Car Free Night jumlah wisawatan baik lokal maupun luar terus meningkat," kata Arie ketika ditemui di kantornya Jumat, 4 Oktober 2013.
Bahkan, ia melanjutkan, ada faktor "Jokowi effect" di dalam meningkatnya bisnis sektor pariwisata. Arie menuturkan Jokowi sangat memperhatikan sektor pariwisata. "Dulu-dulu cuma sekadar dukungan kalau sekarang ada tindakan," ujarnya.
Dia mencontohkan acara Jakarta Car Free Night, perayaan malam tahun baru ini merupakan perintah pertama Jokowi setelah dilantik. Saat itu, Arie menceritakan, Jokowi ingin ada perayaan yang melibatkan masyarakat. Walhasil, dalam dua pekan Dinas ngebut menyusun konsep pesta pergantian akhir tahun tersebut.
Terlepas dari masih adanya kekurangan dalam penyelenggaraan, Arie menilai acara tersebut menjadi patokan bagi pesta-pesta rakyat yang belakangan marak digelar di Jakarta. Sebut saja, Jakarta Night Festival yaitu perayaan ulang tahun Kota Jakarta yang ke-486 pada bulan Juni lalu atau Kaki Lima Night Festival yang dihelat pada Sabtu, 5 Oktober 2013.
"Semua idenya sama yaitu pesta rakyat," ujarnya. Bahkan sosok Jokowi ini menjadi ikon pariwisata Kota Jakarta. Hal ini terlihat ketika promosi "Enjoy Jakarta" di Malaysia beberapa waktu lalu di mana Jokowi menjadi sales bagi pariwisata Ibu Kota.
Dia mencatat banyaknya pesta rakyat ini mendongkrak wisatawan asing yang berkunjung. Menurut data Dinas, pada periode Januari-Agustus 2013 tercatat ada 1.502.986 wisatawan asing mengunjungi Jakarta. Jumlah ini lebih besar 10 persen dari periode yang sama tahun 2012.
Arie mengatakan Jokowi memiliki rancangan yang jelas mengenai arah pariwisata di Ibu Kota. Kepada Tempo, Arie menceritakan wajah pariwisata DKI 2014 ke depan yang sudah dibicarakan dengan Jokowi. "Tapi ini dirahasiakan dulu," katanya.
Secara garis besar, Jokowi ingin bermain dalam skala intenasional. Jadi, infrastruktur pendukung akan mulai dibangun pada 2014. Sebagai contoh kecil, adalah penyelenggaran Jakarta International Performing Art (Jakipa) 2013 di Silang Monas beberapa waktu lalu.
Sayangnya, Arie mengakui masih banyak kekurangan jika ingin mendongkrak pariwisata di DKI Jakarta. Arie mencontohkan jika bebicara mengenai wisata belanja orang pasti merujuk ke Singapura. Untuk wisata pantai orang melirik Thailand.
"Jakarta belum punya landmark yang menarik," katanya. Untuk itulah, Jokowi getol mengadakan acara di sekitaran Jalan Sudirman-Thamrin, termasuk mulai mempercantik trotoar di sana. Alasannya, Arie melanjutkan, Jokowi ingin kawasan tersebut menjadi landmark Jakarta.
Permasalahan lainnya adalah kurangnya koordinasi antar-satuan kerja perangkat daerah (SPKD) dalam memajukan pariwisata. Sebagai contoh, pengelolaan kawasan Monas dan kawasan Kota Tua. Objek wisata ini, menurut Arie, terlalu banyak dikelola oleh instansi sehingga sulit berkembang.
Pembangunan yang dilakukan oleh SKPD lain pun dinilai kurang mendukung proses pengembangan pariwisata. Ambil contoh kecil, pemasangan lampu jalan di kawasan Kebon Sirih. Kawasan yang ramai lalu-lalang wisatawan asing ini dipasangi lampu jalan ala kadarnya, hanya tiang panjang hitam.
"Seharusnya pembangunan kota itu memiliki konsep 'keturisan' sehingga menarik," katanya. Padahal, Arie melanjutkan, sumbangan pendapatan asli daerah, dari sektor pariwisata DKI Jakarta termasuk tinggi. Tahun 2012 saja tercatat Rp 2,641 triliun sedangkan tahun 2013, hingga Juli, tercatat Rp 1,713 triliun.
Arie mengatakan, pariwisata --termasuk pesta-pesta rakyat-- seharusnya bisa bersinergi dengan pembangunan kota. Menurut dia, pembangunan tidak hanya semata fisik tapi juga nonfisik. "Dengan mengajak rakyat ke dalam pesta ada semangat dan motiviasi bersama juga menumbuhkan rasa memiliki," katanya.
Ramainya pesta yang kerap dilaksanakan Jokowi pun disambut positif oleh kalangan pelaku usaha. Deputy Secretary General Pengurus Pusat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Carla Parengkuan mengatakan tingkat hunian kamar hotel naik lumayan tinggi. Apalagi hotel di kawasan Sudirman-Thamrin yang menjadi tempat menginap wisatawan mancanegara.
Menurut Carla, para wisatawan di sana seperti mendapat acara gratis yang bisa dilihat dari kamar. Sayangnya, agenda-agenda pesta Jokowi belum terjadwal pasti. "Padahal wisatawan asing itu sering memantau agenda tahunan," katanya.
Jokowi mengatakan untuk mengenalkan Jakarta memang perlu dilakukan promosi besar-besaran. Dia menuturkan selama ini Jakarta belum menentukan posisinya sebagai kota yang memiliki ciri khas sebagai kota budaya.
"Makanya harus ada promosi besar-besaran," ujarnya. Faktor pariwisata memang bisa menguntungkan DKI sebagai branding. Selain itu pesta rakyat ini juga menjadi ajang agar warga DKI memiliki rasa saling memiliki.
sumber: TEMPO
wahh pak jokowi memang benar2 luar biasa, dia memperhatikan rakyat lokal tapi sekaligus menggaet turis dari luar, subhanallah semoga kedepannya jakarta semakin rapi, teratur, bersih, nyaman dan indah, walaupun butuh waktu yang lama dan kesadaran masyarakatnya juga harus ditingkatkan
0
2.6K
Kutip
30
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan