Jakarta, EnergiToday -- Sebanyak 21 kepala negara anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) bakal menjadi model dadakan untuk baju tradisional Bali. Pasalnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan menyiapkan busana etnik Pulau Dewata untuk dikenakan para kepala negara tersebut selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC, 5-7 Oktober 2013.

Walaupun hanya dikenakan saat acara foro bersama seusai pertemuan puncak itu, berbusana tradisional milik tuan rumah seakan sudah menjadi tradisi.

Sejatinya, tradisi itu dimulai saat KTT APEC 1993 di Seattle, Amerika Serikat (AS). Presiden AS saat itu, Bill Clinton, `mendandani' para pemimpin negara dengan jaket kulit khas angkatan udara AS (Airborne).

Hal itu berlanjut setahun berselang saat pertemuan selanjutnya di Bogor, Indonesia, pada 1994 silam. Para pemimpin negara berfoto mengenakan beragam jenis batik bersama Presiden Soeharto di tangga Istana Bogor.

Sejak saat itu, di setiap pertemuan, tuan rumah tidak hanya menyediakan tempat dan fasilitas, tetapi juga memikirkan pakaian yang khas negara masing-masing untuk sesi foto tersebut.

Namun, dalam dua KTT terakhir, yakni di Vladivostok, Ru sia, pada 2012, dan Honolulu, Hawaii, AS, pada 2011, tidak lagi tampak `peragaan busana' para kepala negara.

“Tim saya membujuk untuk merehat tradisi, walaupun saya rasa beberapa dari mereka (para kepala negara) mungkin sudah mencoba untuk mencari ukuran yang pas,“ ujar Presiden AS Barack Obama terkait dengan pembatalan pemakaian baju tradisional di tempat kelahirannya itu.

Menurut Obama, pakaian tersebut tetap dibagikan ke setiap kepala negara dan tidak masalah jika ada yang ingin memakainya.

Obama sendiri mengaku sebenarnya ingin mengembalikan tradisi itu dalam KTT di Honolulu. Bahkan, setahun sebelumnya pada KTT APEC 2010 di Singapura, ia berjanji akan memaksa para pemimpin negara APEC mengenakan pakaian tradisional Hawaii, yakni kemeja bunga-bunga dan rok khas berbahan rumput. Rusia pun melakukan hal serupa. Sesi foto menggunakan pakaian tradisional atau dikenal dengan istilah silly shirt photo (foto dengan pakaian `lucu') itu juga tidak dilakukan di Vladivostok. Rusia memiliki alasan sendiri untuk itu.

“Pakaian tradisional Rusia tidak dipakai untuk menyesuaikan dengan acara bisnis,“ ujar Juru Bicara Presiden Rusia, Dmytri Peskov.

Sebenarnya setelah hampir dua dekade KTT APEC ber langsung, pelanggaran tradisi itu pertama kali terjadi di KTT APEC 2010 di Yokohama, Jepang. Bukannya mengenakan kimono, para kepa la negara hanya diminta mengenakan pakaian smart casual. Alhasil, mereka hanya mengenakan pakaian kerja kemeja berbalut jas. “Kimono tidak akan nyaman di tengah ketatnya jadwal acara,“ ujar juru bicara KTT APEC Jepang kepada Associated Press, kala itu. (Iqb/MI)