Listrik di Sumatera Utara kembali normal awal November Listrik di Sumatera Utara kembali normal awal November
Dukung mobil listrik, PLN serius persiapkan stasiun pengisian
Karyawan BRI sikapi aksi demo FKP3 dengan senyuman

Pemadaman listrik bergilir di Sumatera Utara dan sekitarnya terus menuai kecaman. Kesal dengan kondisi itu, seratusan warga Tionghoa di Kota Medan menggeruduk kantor PLN Area Medan di Jalan Listrik, Medan, Senin (23/9).

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa mengatasnamakan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kota Medan ini membawa spanduk yang intinya menuntut PLN memberi pelayanan yang baik.

"PLN harus melaksanakan UU No 30/2009 tentang Ketenagalistrikan yang isinya PLN wajib menyediakan pembangkit listrik sesuai mutu dan keadaan baik, karena konsumen listrik berhak mendapatkan tenaga listrik dengan harga wajar," kata Jopi, koordinator aksi.

Para pengunjuk rasa juga menyatakan turut berduka cita dengan adanya kecelakaan lalu lintas, korban meninggal dunia akibat kebakaran dan korban keracunan asap genset. Jatuhnya korban secara tidak langsung merupakan dampak dari pemadaman listrik di Kota Medan.

Mereka juga menyatakan prihatin atas terganggunya aktivitas belajar-mengajar siswa dan keamanan Kota Medan akibat pemadaman listrik. Selain itu, roda perekonomian dan industri UKM juga terganggu akibat pemadaman listrik yang dikhawatirkan akan bermuara pada PHK massal.

"Stop pemadaman listrik, karena ini sangat merugikan. Majikan harus bayar upah pekerja, sementara listrik terus padam. Kalau begini terus industri akan mati, harga-harga akan melonjak naik. Ini memicu inflasi," kata Lili, anggota DPRD Medan, yang juga pengurus INTI Kota Medan.

Sempat terjadi kericuhan antara pengunjuk rasa dengan tenaga keamanan kantor PLN. Pengunjuk rasa tidak senang karena petugas menghalangi perwakilan pengunjuk rasa masuk ke dalam kantor. Kericuhan mereda setelah Asisten Manajer PLN Area Medan Effendi Limbong keluar dan berdialog di halaman kantor.

Pemadaman listrik terus terjadi di Sumatera Bagian Utara. Kondisi ini terjadi berulang-ulang sejak lebih dari 20 tahun lalu.