cow.shakeAvatar border
TS
cow.shake
|Hampir 10 Tahun Mentan Dikuasai PKS| Mentan Ajak Tingkatkan Produksi “PKS”
Minggu, 06 Oktober 2013 | 06:01
Bertemu Kelompok Tani
Mentan Ajak Tingkatkan Produksi “PKS”



Batang – Menteri Pertanian RI Suswono mengajak kelompok tani untuk meningkatkan produksi padi, kedelai, dan sapi. “Singkatannya memang PKS, tapi maksudnya padi, kedelai, dan sapi,” kata Suswono.
Perkataan Siswono kontan disambut gelak tawa peserta temu wicara antara mentan dengan kelompok tani se-

Kabupaten Batang di Pendopo Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (5/10) sore. Turut hadir dalam pertemuan tersebut Bupati Batang Yoyo Riyo Sudibyo, dan sejumlah kepala dinas di lingkung Pemkab Batang.

Dalam kesempatan itu Suswono menyampaikan keprihatinannya terhadap makin meningkatnya konversi lahan persawahan di daerah-daerah. Mentan menyebut, laju konversi lahan persawahan mencapai 100 ribu hektare per tahun.

Sementara itu kemampuan pemerintah untuk mencetak sawah hanya 60 ribu hektare per tahun. Jika tidak dihentikan, katanya, hal ini akan mengancam ketahanan pangan nasional.

Berkurangnya lahan persawahan menuntut petani untuk meningkatkan hasil panen sehingga produksi padi dapat ditingkatkan. “Dengan pola tanam yang benar, bibit yang baik, dan pengairan yang cukup, hasilnya akan maksimal,” jelas Suswono.

Sementara itu terkait dengan kedelai, Suswono menjelaskan, saat ini kebutuhan kedelai nasional memang 70 persen masih dipenuhi dari impor. Karena produksi petani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional yang mencapi 2,6 juta ton per tahun.

Minimnya produksi kedelai nasional, terang Suswono, karena petani tidak tertarik untuk menanam kedelai. Pasalnya, harga kedelai tidak menarik. Akibatnya lahan kedelai turun drastis dari 1.600 hektare tahun 1992 menjadi sekitar 700 ribu hektare tahun ini.

Kini, imbuh Mentan, pemerintah menaikkan HPP (harga pembelian pemerintah) menjadi Rp 7.000 per kilogram. “Harga ini menarik untuk petani, sehingga saat ini banyak petani yang mulai tertarik lagi untuk menanam kedelai,” ujar Mentan.

Lahan-lahan untuk kedelai pun perlahan tapi pasti bertambah luas. Sehingga di tahun-tahun mendatang produksi kedelai nasional akan meningkat. Namun, untuk memenuhi kebutuhan nasional atau swasembada kedelai perlu tambahan lahan 700 ribu hektare lagi.

Impor Sapi


Sementara itu menjawab pertanyaan sekitar impor sapi, Suswono mengatakan, impor hanya untuk menutupi kekurangan di dalam negeri, tidak untuk menelantarkan petani.“Jika nanti impor merugikan petani, tentu pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi petani,” tandasnya.

Sementara itu untuk meningkatkan produksi sapi, pemerintah juga mengambil kebijakan untuk mengimpor sapi betina produktif untuk meningkatkan populasi ternak sapi di tanah air. Pemerintah juga berusaha menarik investor asing untuk mau menanamkan modalnya di bidang peternakan sapi di Indonesia.

Suswono juga berpesan kepada kelompok tani yang sudah mendapat bantuan sapi untuk menjaga dan mengembangbiakkan sapinya. “Jangan dijual sapinya. Harus terus dikembangkan agar produksi sapinya meningkat,” tandas Suswono.

Code:
http://www.beritasatu.com/nusantara/142642-mentan-ajak-tingkatkan-produksi-pks.html



Minggu, 06 Oktober 2013 , 02:46:00
Impor Buah dan Sayur Menggila



JAKARTA--Kalangan akademisi mulai gerah melihat perkembangan impor hortikultura Indonesia. Institut Pertanian Bogor (IPB) misalnya, mencatat terjadi perubahan konsumsi masyarakat dan ikut mengubah tren impor Indonesia. Analisanya saat ini tren impor buah-buahan dan sayur-mayur mengalami peningkatan menyusul bahan karbohidrat seperti beras.

Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan, pihaknya tetap mengawal upaya pemerintah untuk menciptakan swasembada pangan. "Bahan pangan apapun. Tetapi pemerintah harus serius dan mengeluarkan kebijakan yang tepat," katanya disela Reuni Emas IPB di Jakarta kemarin.

Menurut Herry pemerintah harus menerapkan rencana pembangunan dengan landasan adin, berdaulat, dan kerakyatan. "Khususnya di sektor pertanian. Karena impian negara ini kembali swasembada pangan," katanya. Herry menuturkan kampus IPB sudah memulai riset-riset untuk memperbanyak produktivitas hasil tanam pangan di Indonesia.

Di antaranya adalah untuk padi dan kedelai, mereka sudah menciptakan banyak varietas unggul. Mulai dari varietas padi yang memiliki bulir gabah gemuk dan rimbun hingga kedelai yang banyak bijinya. Menurutnya kegiatan kampus paling banter sebatas pengembangan dan penelitian. Sedangkan untuk produksi massal harus didukung oleh kebijakan strategis pemerintah.

Khusus untuk buah dan sayuran, dia mengatakan terjadi tren perubahan konsumsi di masyarakat. Menurutnya saat ini sudah menjadi tren mengkonsumsi buah dan sayuran sebagai pengganti beras dan sejenisnya. Perubahan ini lantas disambut oleh negara-negara asing memasuk buah dan sayur ke Indonesia. "Saya tidak hafal nilainya. Tetapi analisisnya nilai impor buah dan sayur ke Indonesia trennya naik," ujarnya.

Menurutnya perilaku mengkonsumsi buah dan sayur ini baik. Tetapi jika yang dikonsumsi adalah hasil tanaman luar negeri, tentu merugikan petani Indonesia. Upaya ekstrem yang bisa mengatasi potensi kerugian petani buah dan sayur lokal adalah menyetop impor.

"Tetapi dalam waktu dekat ini tidak bisa dilakukan langkah sepert itu," katanya. Jika impor buah dan sayur distop sementara produksi lokal belum digenjot, justru menjadi bumerang. Dampaknya bisa membuat harga buah dan sayur melambung tinggi.

Untuk itu Herry mengatakan IPB terus mengembangkan varietas tanaman buah dan sayur unggulan. Dia mengakui saat ini jumlah lahan tanaman terus menyusut sedangkan konsumsi meningkat. "Jadi solusinya adalah menggenjot produktivitas di tengah lahan yang terbatas," katanya.

Dirjen Bina Upaya Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan Bambang Hendroyono mengatakan, upaya menuju swasembada pangan harus terus didukung. "Butuh upaya konkrit," ujar pria yang juga menjadi ketua Himpunan Alumni IPB itu.

Bambang mengatakan seluruh alumni IPB dari berbagai bidang sudah siap membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan. Diancara upaya konkritnya adalah, menemukan daerah-daerah yang potensial untuk budidaya tanaman pangan tertentu. "Jadi kami alumni IPB siap turun gunung ke desa-desa menggenjot produksi tanaman pangan. Seperti padi dan kedelai," paparnya. (wan/agm)

Code:
http://www.jpnn.com/read/2013/10/06/194422/Impor-Buah-dan-Sayur-Menggila-



Mentan: Pemerintah akan Buka Impor Hewan Kurban
Sabtu, 05 Oktober 2013, 23:18 WIB



REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Menteri Pertanian Suswono menyatakan pemerintah akan membuka pintu impor hewan kurban sebagai upaya menjaga ketersediaan daging menjelang perayaan Idul Adha.

"Dengan harga hewan kurban yang saat ini masih tinggi, pintu tambahan impor daging sapi masih tinggi. Harapannya, dengan tambahan termasuk sapi siap potong, mudah-mudahan harga bisa turun," katanya di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan untuk menjaga keamanan pangan menjelang Hari Raya Idul Adha, pemerintah lebih konsentrasi terhadap kesehatan hewan kurban.

"Kami lebih konsentrasi bagaimana kondisi hewan-hewan yang dipotong untuk korban adalah hewan yang sehat karena beberapa penyakit yang berbahaya seperti anthrax, bisa mengakibatkan kematian pada yang mengonsumsi daging hewan tersebut," katanya.

Ia mengatakan Pemerintah Pusat telah menerjunkan survei dan memantau kesehatan hewan kurban. "Akan tetapi, tentunya ujung tombak pengawasan kondisi hewan kurban ada pada pemerintah kabupaten/kota karena setiap daerah pasti memiliki dokter hewan untuk memeriksa kesehatan kondisi hewan itu," katanya.

Pada kunjungan di Kabupaten Pekalongan itu, Mentan juga menyampaikan petani yang mengalami gagal panen atau puso akan mendapatkan asuransi.

"Saat ini, lahan pertanian milik petani yang gagal panen atau puso akan diberi bantuan biaya pengolahan. Akan tetapi skema ke depan akan diatur melalui asuransi," katanya.

Code:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/05/mu7emb-mentan-pemerintah-akan-buka-impor-hewan-kurban


emoticon-NgakakMentan promosi parpolnya sendiri, sementara impor pangan jalan terus gila2an, mana swasembadanya? Hampir 10 tahun kementan di bawah PKS terbukti tidak bisa mewujudkan swasembada pangan.
0
1.9K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan