selamat sore, gw disini mencoba untuk mengangkat kasus yang sudah cukup lama beredar di Kaskus (sub forum Surat Pembaca) dan beberapa forum lain, yang dibuat oleh agan
yang tidak mendapat tanggapan dari KPK, maupun dari Inspektorat Jendral departemen terkait (dalam hal ini ItJend KemLu) sampai hari ini (terhitung sejak thread dibuat, sudah 1 tahun, 3 bulan.
mencoba blow up ke media tv/cetak, dan tidak ada respon dari media.
2. semua bukti dan saksi kasus korupsi ini MASIH ADA DAN TERSIMPAN RAPI (beberapa contoh bukti sudah dilampirkan oleh agan fikman)
3. bahkan saya pribadi yang sudah membaca thread itu, mencoba bertanya kepada pak Basuki Tjahaya Purnama (Wagub DKI JKT) via e-mail, belum mendapat jawaban yang memuaskan. tapi sy akan memberikan bukti-bukti kpd pak Ahok siapa tahu beliau bisa membantu menindaklanjuti laporan ini.
Original Posted By fikmancandance►Sebelumnya mohon digaris Bawahi, semua tulisan dan kritik kami semata mata karena kepedulian dan kecintaan kami kepada Institusi KBRI dan Kemlu sebagai front depan perwakilan Indonesia di Luar negeri....Untuk tanah air yang lebih Baik
update MEI 2013
Nama saya FIK saya WNI berdomisili di Mexico City, Mexico. Saya tergelitik dengan pernyataan Kementrian Pendayagunaan Aparatur negara yang berkaitan dengan kebijakan penghematan bea perjalanan dinas bagi Pegawai Negeri. Suatu hal yang lucu karena di KBRI Meksiko bea Perjalanan Dinas bisa digelembungkan dan di manipulasi dengan mudah
Saya bekerja di KBRI Meksikositi, maret 2003 - 2012 sebagai staf lokal. Dalam satu tahun terakhir (sepanjang 2011) saya dengan mata kepala sendiri melihat penggelembungan jumlah hari perjalanan dínas atasan-atasan saya (diplomat Deplu RI), dalam sistem kami dinamakan SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) dengan honor sebesar $315,-(perhari utk Dubes), $280,-USD (perhari untuk diplomat) dan $224,-USD (untuk staf lokal). MODUS Operasinya adalah apabila kegiatan yang hanya berlangsung 1(satu) hari, SPPD/honor yang diberikan adalah 3(tiga hari), Jalan dinas 3(tiga) hari tetapi honor SPPD yang diberikan 5(lima) hari. Dan sebagainya dan seterusnya.
Perilaku atasan2 kami ini pertama kali saya temui ketika saya membuat surat konsolidasi kegiatan KBRI yang membutuhkan tandatangan atasan saya sebagai Kabid, Atasan tersebut menolak untuk menandatangani surat tersebut dan menginstruksikan agar surat tersebut ditandatangani diplomat lain dan beliau menjelaskan bahwa atas perintah Duta Besar dari tanggal X sampai Y beliau tidak bisa absen dan menandatangai dokumen apapun, saya pun menanyakan kejanggalan tersebut ke rekan staf Lokas administrasi(Admin). Rekan tersebut menjelaskan bahwa atasan saya saat itu sedang dalam hitungan SPPD, sehingga dalam manifes KBRI, atasan saya harus seolah-olah sedang diluar kota melakukan Jal Dis. Menurut rekan admin tersebut, praktik penggelembungan ini menjadi hal yang lumrah sepanjang 2011.
MASALAHNYA ADALAH, pada akhir 2011 saya dipaksa untuk melakukan hal tersebut, pada sebuah kegiatan di negara bagian Guanajuato, kegiatan promo Indonesia tersebut bersifat pulang pergi menginap 1 malam sehingga secara total adalah 2(dua) hari Jalan Dinas,TETAPI ketika menerima honor jalan dinas saya diberi 3(tiga) hari. Pada saat itu saya menolak dan hanya mengambil honor 2(dua) hari sebagaimana mestinya. Saya menanyakan ke rekan bagian admin, rekan tersebut menceritakan bahwa atasan saya diberi honor 3(tiga) hari Jalan Dinas oleh Dubes, jadi saya mau nggak mau harus menerima seperti atasan saya karena kegiatannya sama dan jalan dinasnya bebarengan. SATUMINGGU kemudian saya dipanggil oleh Kabid Admin/BPKRT (Bendaharawan dan penata Kerumahtanggaan Perwakilan). Saya dipaksa menerima honor 3(tiga) hari, saya jelaskan bahwa Jaldis saya hanya 2(dua) hari dan semua pengeluaran sampingan(bea bensin, tol dan pendukung kegiatan) telah dibayar kantor secara terpisah, kenapa saya masih menerima 1 (satu) hari tambahan, tetapi Bpk. BPKRT malah marah sembari berkata bahwa Pak Duta Besar bilang kalo dapatnya 3(tiga) hari pokoknya harus diterima. Saya pun terpaksa menandatangani dan menerima uang yang bukan hak saya tersebut.
Memang selama sembilan tahun bekerja di KBRI, bukan pertamakali saya melihat penyelewengan penyelewengan di administrasi KBRI, dari nota2 bodong, nota yang digelembungkan, tapi baru kali ini saya dipaksa untuk melakukan hal-hal yang mungkin biasa bagi diplomat deplu RI, dan semenjak kedatangan Dubes baru tahun lalu yang juga dari Deplu, praktik-praktik semacam ini menjadi biasa. Belum lagi dengan pengadaan Brosur dan alat promosi yang biasa dicetak disini (diMeksiko- tentu dengan estándar kualitas Kemlu dan Kembudpar dengan bea cetak yang kurang lebih sama) satu tahun terakhir ini harus dicetak di Indonesia sehingga terjadi pemborosan sebesar USD4000,--- USD9000,- untuk biaya pengiriman (10(sepuluh) ribu) Brosur dari Jakarta ke Mexico City
Untuk Tanah Air yang lebih Baik
Salam
FIK
Mexico City, Mei 2012
Keterangan file Attach:
Nota Pengadaan Tas ekologis(BOLSAS ECOLOGICAS IMPRESAS POR AMBOS LADOS) tersebut fiktif, mohon di chek/periksa alamatnya yang juga fiktif, pada total kedua nota tersebut KBRI melakukan pengadaan tas sebanyak 6000(enam ribu) unit tas,
pada kenyataannya KBRI hanya membeli 5000(lima ribu) tas, sehingga terjadi penggelembungan (1000 tas x $15,-MXN = $15.000,-MXN) atau sekitar 10-an (SEPULUHAN)JUTA RUPIAH
NAMA DAN ALAMAT pada nota tersebut adalah FIKTIF,
Saya yang bertanggung jawab atas pembelian tas tersebut (sebagai ast. fungsi SOSBUD) pada saat itu, memang hanya membeli 5000(lima ribu) unit tas
SEDEMIKIAN MUDAHNYA BIKIN LAPORAN KEUANGAN BOONG BOONGAN KE JAKARTA, DAN SEKALI LAGI KARENA KBRInya JAUH
DARI JAKARTA, SEDEMIKIAN AMAN MENGGELEMBUNGKAN NOTA PERJALANAN DINAS DAN BIKIN NOTA NOTA FIKTIF MACAM INI
bagi yg tidak bisa lihat attachment-file terlampir, sebagian bukti2 penyelewengan dapat dilihat pada pranala berikut:
http://s1061.beta.photobucket.com/us...exico/library/
-- disampaikan pula alasan utama/pemicu awal terjadinya pengunduran diri lokal staf secara masal di KBRI mexico
mungkin kami semua merasa batas kezaliman ini terasa pada pertengahan oktober 2011(kasus supiani ismail TKI asal jember), ketika kami mendengar keluhan dari rekan staf lokal di seksi konsular bahwa ada TKI/WNI yang dianiaya di mexico city dan telah berbulanbulan meminta pertolongan dan perlindungan kepada Dubes dan KBRI.....tetapi dubes dan KBRI (diplomat2 RI ) cuek bebek(konon TKI tersebut sudah memohon kepada KBRI sejak pertengahan tahun/ bulan mei baik lewat jasa pesan lisan kepada diplomat RI maupun surat tulis tangan yang ditujukan K KBRI)
pada saat itu juga kami meminta rekan konsuler untuk memberi akses data kasus, dari sini kami mendapat nomor telpon dan kopian surat TKI Supiani tersebut, kami melakukan penyelidikan(ats nama pribadi BUKAN KBRI karena KBRI tidak akan memberi otorisasi dan diplomat2nya memang cuek abis ama Ibu Supiani tersebut)...dan ternyata benar menurut investigasi kami dengan mewawancarai org2 sekitar dan saksi saksi serta mewawancarai Ibu Supiani (terekamdengan kamera handphone)..semua benar Ibu supaini dianiaya oleh majikannya& telah meminta bantuan ke KBRI akan tetapi KBRI+Dubes cuek abiss
kami pun mengirimkan surat(email beserta kopi video dan bukti2) meminta [pertolongan kepada instansi2 di Meksiko, di negara asal majikan dan juga media media di indonesia, LSM serta badan perlindungan WNI di KemluRI... semua tidak ada tanggapan kecuali dari Migrant care Indonesia (mbak Anis hidayah) serta kemlu negara asal majikan... dan berkat tekanan kemlu negara asal majikan dan Migrant care.. Ibu supiani pun dapat diantar ke KBRI... dan sungguh kami semua staf lokal melihat betapa PASIF-nya dubes dan KBRI
sekali lagi berkat migrant care dan kemlu negara majikan supiani... Ibu supiani dapat dipulangkan,,,sekali lagi DUBES pasiff sekali dan itu merupakan titik terendah kehilangan rasa hormat kami kepada dubes dan diplomat2KBRI
Konon dari peristiwa ini Dubes dan KBRI mendapat teguran dari Itjend Deplu karena dianggap lalai menangani kasus WNI... dan gara gara surat teguran tersebut, Dubes menjadi tidak suka kepada kami(terutama saya) karena kamilah yang mengangkat ke permukaan kasus TKI(supiani sehingga supiani bisa ditolong) (surat teguran dan kebencian dubes tersebut kami ketahui dari cerita salah satu diplomat kepada kami), dari sini pula kami tahu bahwa DUBES tidak berniat menanggapi TKI SUpiani- karena kasus ini terjadi di Mex City(sama kota dgn KBRI).. jadi tidak ada SPPD/uang jalannya...beda dengan kasus2 TKI bewrmasalah di negara bagian lain di mexico yg langsung ditangani KBRI,
walhasil pada bulan februari 2012 ketika perpanjangan kontrak saya di pecat ( we wanna let you go)diberi syarat2 tertentu untk dapat melanjutkan kontrak serta di kata2in secara kasar oleh dewan kepegawaian (kumpulan diplomat2 KBRImexico).. sehingga harga diri kami pun mengatakan TIDAK akan melanjutkan kontrak,, anehnya beberapa hari kemudian (mungkin karena saya tanggapi gertakan ancaman dipecat tersebut dan saya tidk masalah keluar dari KBRI // beberapa diplomat dan atasan saya meminta saya memikirkan kembali keputusan saya utk tidak bekerja di KBRI/// saat itu saya bingung.. "loh katanya dipecat kok sayaditahan tahan tidak boleh keluar??
Dubes RI yg kami maksud adalah..
dubes RI di Mexico City.. His exellency Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Bpk. HAMDANI DJAFAR
UPDATE MEI 2013-Pada tanggal 25 Juni 2012 KBRI MExico telah mengeluarkan Nota dipomatik no: 410/MEX/PROTKONS/VI/2012 yg ditujukan kepada Kedutaan Besar USA di Mexicoyg isinya tendensius, seakan menginginkan agar FIK dimasukkan ke daftar hitam kedutaan USA Sdr FIK sudah minta penjelasan dari KEMLU RI melalui ITJEND KEMLU dari tanggal 29 agustus 2012(beberapa hari setelah FIK mengetahui keberadaan Nota diplomatik tersebut). tapi sampai saat ini belum ada penjelasan dari Kemlu RI mengenai alasan penerbitan Nota Diplomatik yang tidak wajar tersebut.
-- KBRI Mexico telah MENAHAN PASPOR Sodara TWP(staf lokal aktif admin KBRI) yg juga teman akrab FIK,dari bulan juni 2012 sampai saat ini (terakhir konfirmasi awal Mei 2013 dan masih ditahan Paspornya) tanpa alasan yang jelas.. UPDATE.. alhamdulilah pertengahan Juni 2013 ini setelah hampir satu tahun Paspor saudara TWP akhirnya dikembalikan dan diserahkan dari KBRI kepada yg bersangkutan
--pada tanggal 13 Mei 2013, sekitar pukul 19:00, bertempat di Hotel Presidente, Polanco, Mexico City Sodara FIK telah bertemu secara langsung dengan Bpk RM Marty Natalegawa-Menlu RI- dan telah menyerahkan ringkasan berkas permasalahan(Korupsi, nota bodong, TKI, Nota diplomatik, dll) langsung kepada beliau dan diterima langsung oleh Beliau bersama kepala Biro Administrasi Menteri Bpk R M Michael Tene
BERIKUT salah satu video di youtube (wawancara dgn TKI WNI Supiani Ismail di pelataran Wisma Dubes Malesia di Mexico)
untuk berita selengkapnya, bisa langsung mampir ke thread agan fikman, linknya saya taruh paling atas.