1. Pemerkosaan yang diinginkan

Ini adalah kasus pemerkosaan yang secara sengaja dipicu oleh perempuan itu sendiri. Dimana si perempuan dengan sengaja memancing dan memberikan kesempatan kepada pasangannya untuk berbuat mesum hingga intercourse (berhubungan intim).

Dalih membuktikan rasa cinta kepada cowoknya seolah dijadikan pembenaran untuk melakukan tindakan yang tak perlu dan bodoh. (Davinof, 2013)

2. Perempuan diperdaya

Cinta memang bisa membutakan mata hati, meluluhkan logika, dan menghancurkan iman (apapun agama anda). Dalam kasus ini perempuan dianggap sebagai makhluk manis yang lembut, "pasrah", dan suka bicara "terserah".

Dan laki laki yang tidak bertanggung jawab akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk bisa melampiaskan hawa nafsunya kepada seseorang yang seharusnya dia jaga. (Davinof, 2013)

3. Belajar saling mengenal atau membuka aib?

Bagi sebagian besar orang (baik laki laki maupun perempuan), menganggap pacaran adalah fase awal untuk saling mengenalkan diri. baik itu sikap, sifat, prilaku, orientasi, dan harapan.

Pada satu sisi hal tersebut memang ada baiknya, tapi pada sisi yang lain itu justru menjadi bumerang bagi pasangan yang gagal. Seorang perempuan bisa mengumbar banyak hal kepada pasangannya termasuk sesuatu yang sangat pribadi. Sampai pada akhirnya ketika hubungan itu rusak maka yang ada adalah rasa penyesalan yang dalam karena telah membuka aib dan nilai privacy. (Davinof, 2013)

4. Menikah bukan tujuan

Banyak perempuan yang akhirnya malas atau menunda nunda pernikahannya karena merasa enjoy dengan pacaran. Menganggap bahwa dengan pacaran pun semua kenikmatan bisa di dapatkan tanpa harus repot repot terikat oleh sebuah ikatan.

Ketika seorang perempuan sudah jatuh pada kondisi dimana dia kecanduan seks. Maka biasanya akan terjadi pergeseran pemikiran tentang arti sebuah pernikahan. Perempuan akan berpikir, "selama semuanya 'aman' dilakukan maka selama itupula akan terjebak di dalamnya. (Davinof, 2013)

1."Gue yakin elo cowok yang bertanggung jawab, dan karena gua yakin gua juga rela memberikan semuanya termasuk keperawanan gue buat elo...Elo bisa gua percaya kan?"

Bayangkan jika semua perempuan remaja bicara seperti itu kepada pasangannya? Siapa yang bisa menjamin bahwa cowoknya bisa bertanggung jawab kemudian menikahinya?

2. "Gue gak bakalan pernah mau tidur sama elu, kecuali sekedar bercumbu layaknya orang pacaran biasa.....Gue takut gue hamil"

Ketika bercumbu dianggap sebagai sesuatu yang biasa, niscayalah selanjutnya perempuan hanya tinggal menunggu waktu untuk terlena lalu kemudian rela membuka "pintu bawahnya" untuk diberikan kepada cowoknya.

3. "Selama gue gak hamil seh oke oke aja, toh gak ada bekasnya kan....Dan gue bisa melakukan operasi. Lagian calon suami gue nanti juga gak bakalan tau kalo gue pernah making love"

Sepandai pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, dan serapih rapihnya orang menyimpan bangkai suatu saat pasti tercium juga. Perempuan tidak bisa membohongi orang lain dan dirinya sendiri secara terus menerus. Akan ada saatnya perempuan merasa bersalah ketika dirinya mendapati pendampingnya yang baik.

Perempuan yang pernah atau sering melakukan hubungan badan (intercourse) saat pacaran, kemudian hamil dan pasangannya kabur. Lalu apa yang terjadi ?

1. Perempuan akan menanggung beban psikologis serta guncangan mental dan jiwa. Perasaan cemas yang luar biasa akan terus menghantui.

2. Rasa panik yang luar biasa akan membawa si perempuan kepada pilihan akhir yaitu Aborsi. Dosa kedua pun terjadi ketika pembunuhan janin dilakukan.

3. Akan terjadi penipuan lanjutan untuk menjebak laki laki lain agar mau mengakui janin dalam perutnya. bayangkan betapa berdosanya perempuan ini ketika menuduh laki laki lain sebagai pelakunya.

Beruntunglah wahai engkau perempuan, atas nikmat fisik dan hati yang diberikan Tuhan kepadamu. Jaga dan pertahankan semua yang memang sewajibnya dipertahankan.

Perempuan adalah makhluk misterius terindah yang pernah diciptkan Tuhan. Itulah sebabnya laki laki diciptakan pertama agar tahu bagaimana cara merawatnya.

Perempuan adalah calon ibu bagi anak anaknya kelak, dialah sosok pembentuk karakter anak anaknya di masa depan. Berikan nilai nilai terbaik dalam hidup agar harapan sesuai dengan kenyataan.

Jangan terburu - buru....Jaga diri dan tetaplah waspada, jangan pernah terlena oleh sesuatu yang samar dan penuh keraguan. Sebab nikmatnya cinta dan hidup akan datang kepadamu sesuai waktunya.(Davinof, 2013)