Quote:
Brakk aku pergi keluar memendam kesal selama ini kepada diri dan kedua orangtua ku.Sejurus kemudian kupacu motor bebekku sampai cukup kencang,nampak air membasahi mulutku,aku menangis,menangis memendam perasaan ku selama ini.Aku ini seorang lelaki tapi kenapa harus menangis?
Terhanyut dengan suasana hati aku putar motorku mengelilingi sudut kota yang dulu katanya terkenal akan udaranya yang sejuk dan bunga yang menghiasi tiap sisi-sisinya.Tapi tak kutemui lagi semua itu,mungkin hanya ungkapan sajak para pendahulu yang senang melebih-lebihkan sesuatu.
Dipojokan itu aku berhenti,wajahku tertunduk lesu,disebuah sudut kota yang sepi yang tidak terpikirkan untuk dijamah para kuda besi,malam hari aku berteriak keras,kerass.. kerasss... "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
hingga jantungku pun berdecak seperti menjadi dentuman meriam yang ditembakan berkali,nafasku berat,mataku tertutup,wajahku tertunduk,menyesali apa yang kuperbuat selama ini di hidupku.
"BRENGSEEEEEEEEEEEKKKKKKKKKKK SIAPA AKU!!!"