Skalanews -Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Putut Eko Bayuseno, mengaku tidak tahu kalau penyidiknya telah menghentikan
penyidikan kasus penipuan dan penggelapan yang menjadikan cucu mantan Presiden Soeharto, Ari Haryo Wibowo Hardjojudanto alias Ari Sigit sebagai tersangka.

Putut malah mengaku belum menerima laporan terkait penggelapan dana proyek senilai Rp 2,5 miliar tersebut.

"Nanti saya tanya ke Dir Krimum (Direktur Reserse Krimum) dulu. Itu secara detail terknisnya di Dir Krimum, belum ada laporan," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/10)

Hal senada juga disampaikan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Sudjarno. Dia juga mengaku tak tahu soal adanya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap kasus Ari Sigit.

"Saya belum tau, nanti saya cek. Yang jelas perintah Kapolda dan Wakapolda penyidik yang mempuyai kewenangan mau SP3 atau mau ditahan, jadi itu kewenangan penyidik."

Sebelumnya Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI Jakarta, M Adi Toegarisman bahwa pihaknya telah menerima SP3 dari penyidik Polda Metro Jaya atas kasus Ari Sigit.

"Ya kami memang telah menerima surat tersebut," tegas Adi, di kantornya, Jakarta, Rabu (2/10) kemarin.

Adi mengaku lupa nomor SP3 yang diterimanya tersebut termasuk enggan menyebutkan alasan penyidik Polda menghentikan kasus Ari Sigit. "Yang berwenang menjelaskan Polda, tanyanya ke sana dong."

Ari Sigit diketahui dilapor rekan bisnisnya, direksi PT Rido Adi Sentosa, Sutrisno, atas dugaan penipuan dan penggelapan dana Rp 2,5 miliar dalam kerja sama dengan PT Dinamika Daya Andalan. Ari dijerat Pasal 378 KUHP jo Pasal 372 KUHP.

Ari sendiri merupakan komisaris di Dinamika Daya Andalan. Sedangkan uang 2,5 miliar itu merupakan dana proyek pengerjaan pengerukan tanah milik PT Krakatau Wijatama di Cilegon, Banten. Sebagai pemenang tender, perusahaan Ari Sigit ternyata tidak mengerjakan proyek pengerukan dengan benar. (Frida Astuti/ mvw) http://skalanews.com/berita/detail/1...it-Dipetieskan