Quote:
KOLAKA, KOMPAS.com — Kepala Kantor Pos Cabang Ladongi, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Suryadi, dianiaya seorang pria saat pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Kecamatan Poli-polia, Rabu (2/10/2013).
Kejadian itu mengagetkan warga yang tengah mengantre BLSM. Terlebih lagi, Andi Amiruddin, si pelaku, adalah mantan Kepala Desa Pole Maju, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Poli-polia.
Kabag Humas Polres Kolaka AKP Nazaruddin membenarkan adanya kejadian tersebut. "Ini terjadi di aula kantor Kecamatan Poli-polia. Mantan kades ini mengantar salah satu warga untuk menerima BLSM, tapi tidak memiliki kartu penerima. Makanya, uang BLSM itu tidak diberikan kepada orang tersebut. Mantan kades ini tetap ngotot agar warga yang dia dampingi diberikan uang. Kepala Kantor Pos tetap bertahan. Makanya, dia (mantan kades) naik darah dan memukul Kepala Kantor Pos," papar Nazaruddin, Rabu (2/10/2013).
Dia menambahkan, sebelum memukul, mantan kades tersebut terlebih dahulu melempar Kepala Kantor Pos dengan kursi plastik yang ada di tempat tersebut. "Saat dihantam pakai kursi, Suryadi menangkis, makanya tangannya itu luka. Dengan luka dan perasaan tidak senang itu, korban melapor sama polisi," tambahnya.
"Jadi, memang sebenarnya Andi Amiruddin itu harusnya ditahan di Polsek Rate-rate. Namun, Andi ini memang memiliki banyak pendukung. Dengan pertimbangan itu, dia dititipkan dalam tahanan Polres Kolaka. Jadi, ini yang memukul sedang berada di sel Polres Kolaka," tutupnya.
Sembur :
Kompas
Tidak punya kartu penerima, ngotot minta duit, gak dikasi marah-marah..
. seperti diperkirakan sebelumnya, BLSM hanya membuat bangsa indonesia memiliki mental pengemis 
.
ini kata pengamat UI tentang BLSM:
Quote:
Pengamat UI nilai BLSM bangun mental pengemis
Sindonews.com - Pemerintah sudah glontorkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) tahap dua di tengah masyarakat. Hal ini dinilai membangun mental pengemis pada masyarakat Indonesia.
Hal itu diungkapkan pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) Ichsanudin Noorsy. Menurutnya, BLSM bukanlah program pemerintah yang membantu masyarakat miskin, hampir miskin dan sangat miskin.
Dia menilai, bantuan kompensasi yang diberikan pemerintah saat ini tidak dapat berguna dan dirasakan manfaatnya. "Ibarat orang haus butuh minum segelas, tetapi hanya diberikan setitik. Jadi tidak bisa merasakan apa-apa," kata Ichsanudin saat dihubungi KORAN SINDO, Rabu (4/9/2013).
Ichsanuddin mengatakan, bantuan kompensasi seperti BLSM yang sudah memasuki tahap dua ini bertujuan untuk menahan lajunya angka kemiskinan karena kenaikan harga BBM.
Namun, kompensasi tersebut menunjukan ada perencanaan pembangun yang salah. Sehingga menimbulkan mental pengemis di kalangan masyarakat yang miskin, hampir miskin dan sangat miskin.
"Ini merupakan konsep pembangunan belas kasih, antara si pengemis yaitu masyarakat dan si dermawan yaitu pemerintah," kata dia.
Konsep tersebut, lanjut dia, tidak akan dapat menyelesaikan permasalahan terlebih kemiskinan. Ditambah dengan reture pada BLSM tahap pertama sebanyak 268 ribu, merupakan sebuah bukti bantuan kompensasi sangat tidak efektif.
"BLSM kompensasi yang tidak positif. Masyarakat tidak bahagia, buktinya masih ada korban saat antri BLSM," katanya.
Ketidak efektifan BLSM tersebut, menurutnya bisa dilihat pada dampak daya beli yang sangat tinggi ditambah dengan inflansi serta jatuhnya nilai tukar.
Akibat inflansi, harga-harga naik. Selain itu, rusaknya nilai tukar dan ketidak pastian pembangunan infrastruktur. Dia mengatakan, BLSM merupakan pinjaman program dari Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB), yang programnya harusnya dijalankan. Jika tidak, maka tidak akan efektif.
"Kebijakan tersebut menggunakan kebijakan policy matrix dan policy student, dimana pemberi pinjaman dan peminjaman salah. Terlebih peminjaman atas pencabutan subsidi," paparnya.
Dia memaparkan, motivasi pemberian kompensasi ialah agar masyarakat tidak menjadi marah, dikarenakan subsidi yang diberikan dicabut. Bukan hanya itu, sikap tersebut menunjukan keberpihakan.
Padahal konten yang diberikan tidak menunjukan keberpihakan, serta menggiring masyarakat kedalam kondisi pengemis.
"Ini proses kemiskinan bangsa. Indonesia merupakan objek kemiskinan dari sejumlah negara berkembang," tuturnya.
Lanjut dia, selama Indonesia masih menerapkan sistem neoliberal maka BLSM tidak akan mengeluarkan masyarakat dari masalah kemiskinan.
Sembur :
sindo
Ya maklum lah, kan diajarin penguasa caranya mengemis. bukan caranya bekerja.
Komeng agan-agan sekalian:
Quote:
Original Posted By SENSOR►bukanya BLSM cuma 3 bulan sejak kenaikan BBM ya?
wah sumber bacaan gw sesat kayanya

ah agan baca dimane nih.. share dunk...
Quote:
Original Posted By d-jan►ga punya kartu kok ngotot pengen dapet, kalau ga punya kartu/ga kedaftar jadi penerima berarti ga berhak dapet blsm walaupun si orang itu memang sangat membutuhkan
memang sih banyak kejadian gini, banyak orang yg membutuhkan malah ga dapet, tapi kalau main pukul ke yg pegawai pos ya salah, soalnya mereka ga tau apa2 soal siapa yg dapet dan ga, mereka hanya dikasih daftar aja
Welcome to Indonesia gan... kalau masalah duit mah, orang pintar bisa lupa, orang mendengar bisa tuli, orang alim bisa nafsu.
.
Quote:
Original Posted By moyyo32►![[Gara-Gara BLSM] Mantan Kades memukul Kepala kantor pos dengan Kursi](https://dl.kaskus.id/cdn.bleacherreport.net/images_root/slides/photos/001/019/829/Chairshot_display_image.jpg?1308168439 )
Buseet ilustrasinya agan ini... WWF