- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bule ini tergila-gila oleh batik disaat batik berjuang di persaingan mode
TS
nurrahmanepey
Bule ini tergila-gila oleh batik disaat batik berjuang di persaingan mode
sebelumnya aneh miris ama pengalaman bule yang satu ini. mending agan simak sampai selesai.
for bukti dulu no repost
Spoiler for no repost:
Quote:
RUANG rapat di Kelurahan Kepatihan, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan (28/6) lain dari biasanya dengan kehadiran seorang bule yang serius mengikuti sebuah rapat.
Bule itu adalah, Dr Robert Antonis yang sudah setengah tahun lebih tinggal di Kecamatan Wiradesa setelah ''hijrah'' kerja dari yang sebelumnya sebagai Konsultan Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadi konsultan Internastonal Batik Center (IBC) yang ada di Kecamatan Wiradesa.
Jika di pekerjaan sebelumnya, Brother Robert, demikian di senang disapa, lebih sering ada di ruang Gubernur Jawa Timur Sukarwo untuk memberikan advis tentang investasi, kini bule blesteran Luxemburg-Indonesia kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1961 itu lebih sering terlihat di Kantor IBC atau di kios batik ngobrol dengan para perajin batik dan kemarin ikut rapat di Kantor Kelurahan Kepatihan.
''Saya sangat mencintai Indonesia dan Batik, makanya saya mau hijrah bekerja dari kota besar seperti Surabaya ke Wiradesa untuk sebuah misi membawa batik ke dunia internasional,karena saya menggilai batik'' tuturnya dalam sebuah kesempatan kepada Suara Merdeka.
Batik bagi bapak kelahiran Jakarta tahun 1961 dari pasangan suami istri, blesteran Eropa-Indonesia, Robert Sr (Luxemburg) dan Edith (Indonesia) itu bukan hanya kerajinan namun simbolkekayaan Indonesia bahkan bis jadi alat perdamaian dunia.
Saat di Jawa Timur, Robert tidak hanya dikenal sebagai konsultan investasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dia juga seorang dosen di Universitas Surabaya (Ubaya), motivator, konsultan perusahaan , pendeta, olahragawan, serta pengajar untuk instansi pemerintah, masyarakat, dan lingkungan militer.
Penggila batik dan musik keroncong itu juga seorang atlet karate yang sudah mencapai tingkat Dan 7, Muay-Thai Kick-Boxing , juga pakar filsafat Tionghoa di bidang pengobatan Homeopathy (Refleksologi & Akupresure).
Dia juga mempunyai pengalaman akademisi dan bisnis yang mengkilat. Robert memulai karir akademisnya ketika mendalami kuliah dan bidang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di European Business and Management Institute. Kemudian ia melanjutkan studinya di American Programme of Psychology.
Dia juga mendalami Theologia dan Islamologi di Eropa dan Indonesia pada tahun 2002-2008. Pada usia 21 tahun, Robert mulai terjun di dunia bisnis karena terinspirasi oleh ayahnya yang juga seorang bisnisman.
Robert mendirikan institusi yang bergerak di bidang kesehatan, kebugaran, dan seni bela diri, yaitu Health, Wellness, & Martial Arts Institute (Mensana Incopore Sano) di Rotterdam, Eindhoven, dan Antwerpen. Setelah perusahaan pertamanya ini sukses, dia membuka usaha baru yang berpusat di Singapura dengan mengekspor produk-produk tradisional Asia ke Eropa.
Robert yang menguasai lima bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Belanda, Jerman dan Prancis, berharap relasi dan hubungannya yang luas di dunia internasional khususnya Eropa bisa digunakan untuk membesarkan batik dan IBC. ''Saya ingin batik bisa memberi barokah untuk Indonesia,'' tutur Suami dari EH Junita, dokter cantik yang tinggal di Surabaya.
Robert meyakini barokah akan datang jika semuanya dilakukan dengan niat baik, bersatu dan saling mendukung. ''Saya harap masyarakat Pekalongan khususnya Wiradesa bisa saling bersatu
dan mendukung untuk sama-sama mempromosikan batik ke dunia internasional,'' tandasnya.
Pernah Masuk Sel
Meski punya karir mengkilat,Robert ternyata punya kisah pahit yang membuatnya dijebloskan ke sel selama 18 bulan untuk sebuah kejahatan yang tak pernah dilakukan dan tak bisa dibuktikan.''Saya dituduh melakukan kejahatan bisnis dan meanggar UU keimigrasian namun tuduhan itu tak pernah bisa dibuktikan hingga kemudian saya dikeluarkan dari penjara,'' tuturnya.
Meski jadi korban ''salah vonis'', Robert memilih menerima dan tidak menuntut balik kepada oknum yang berlaku tidak adil padanya, meski sekedar untuk merehabilitasi namanya.''Keluarga saya memang sempat marah, tapi menurut saya tak ada gunanya mencaci negeri sendiri, karena saya mencintai Indonesia,'' ujarnya.
Robert mengaku tidak menyesali pengalaman pahit selama dipenjara di Bali.Dia justru bersyukur karena dia punya wawasan baru tentang Lembaga Pemasyarakatan. (Muhammad Burhan), dimuat 29 Juni 2012
Thu, 1 Nov 2012 @18:44
Quote:
Quote:
bukan hanya itu gan tapi bule ini juga bermagsud
Quote:
harusnya kita yang mengenalkan batik ke luar negeri bukan nya orang lain yang justru tergila gila
mulai dari sekarang ayo kita perkenalkan batik kepada dunia dengan bangga memakai batik biar makin . makasih buat om bule yang udah jadi contoh kita orang indonesia .
jangan lupa yang punya cendol bagi2 trus yang belum ISO . makasih udah nyiak.
Quote:
ane nanti nyusul kalo ada kameranya,. maklium hp ane jadul. tapi ane punya batik se engganya 0
7.2K
68
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan