- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Peran Dokter Tim Dalam Klub Sepakbola


TS
stefanus84
Peran Dokter Tim Dalam Klub Sepakbola
Halo agan-agan sekalian, kali ini mao bagi-bagi info tentang peran dokter tim di sepakbola neh..
Enjoy gan!
btw kalo berkenan, mohon ijo"nya..
atau luangkan waktu untuk..
jangan lupa komeng yup..
“Fisioterapis berbeda dengan masseur” kata Matias Ibo dalam suatu kesempatan. Kalimat ini muncul akibat kekesalan Matias, mantan fisioterapis timnas, yang profesinya seringkali disamakan dengan tukang pijat. Fisioterapis, masih menurut Matias, memiliki pekerjaan yang kompleks mulai dari mendiagnosis cedera seorang pemain sampai dengan membuat program pemulihan agar pemain mampu kembali tampil di lapangan. Kekesalan akibat salah interpretasi baik oleh pemain ataupun masyarakat kepada satu profesi tidak hanya dialami fisioterapis, tapi juga dokter tim. Banyak masyarakat menganggap, tugas dokter tim adalah bagaimana caranya berlari secepat mungkin ke dalam lapangan ketika ada pemain yang cedera. Padahal, tidak sesederhana itu.
Pertama, mari kita lihat betapa pentingnya peran seorang dokter tim dalam suatu klub sepakbola. Gambaran yang paling pas adalah apa yang dialami oleh Manchester City pada musim 2011/2012 dan musim 2012/2013. Pada musim 2011/2012 Manchester City merekrut dokter Philip Batty selaku dokter tim. Pada musim tersebut, diketahui Manchester City adalah klub dengan jumlah waktu kehilangan pemain akibat cedera paling sedikit di Premier League musim 2011/2012, hanya 186 hari. Tidak berhenti sampai di sana, insidensi cedera Manchester City hanya 7 cedera sepanjang musim. Bandingkan dengan Manchester United yang jumlah waktu kehilangan pemain akibat cederanya 1681 hari dan insidensi cederanya berada pada angka 39. Dari data ini dapat disimpulkan, aspek medis Manchester City yang dikelola dr Philip Batty sangat baik dan nomor wahid di Premier League. Jumlah cedera yang minim, pada akhirnya, menuntun mereka menjadi juara English Premiere League di musim itu.
Cerita romantis Manchester City dan Phillip Batty berakhir musim berikutnya. Roberto Mancini sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang arogan dan tidak penyabar ditengarai menjadi pemicu mundurnya Phillip Batty. Pada suatu latihan di bulan maret 2012, Sergio Aguerro mengalami cedera pada ankle-nya, kemudian salah satu physio memberikan spray pada kaki Kun Aguero. Alih-alih sembuh, kakinya malah melepuh dan terpaksa absen di 2 pertandingan melawan Stoke City dan Sunderland. Akibat hal ini, Mancini gusar dan berkata “stupid” kepada Phil Batty, walaupun ia ketika itu tidak terlibat langsung dalam menangani cedera Kun Aguero. Phil tersinggung, dan pada akhir musim memilih mengundurkan diri dengan mutual agreement.
Musim 2012/2013 ketika sudah tak ada lagi dokter Phillip Batty, Manchester City mengalami peningkatan luar biasa dalam hal jumlah waktu kehilangan pemain akibat cedera yang mencapai 954 hari atau naik >500% dari musim sebelumnya! Pun dengan insidensi cedera pemain berada pada angka 27, naik 3x lipat. Hasilnya, pada akhir musim Manchester City harus puas menjadi runner up Premiere League dan bahkan tidak lolos dari fase grup Liga Champion.
Cerita di atas menggambarkan betapa seorang dokter tim, tanpa hingar bingar, mampu menjadi pembeda prestasi di suatu klub. Ikhwal tugas seorang dokter tim, dibahas panjang lebar dalam buku berjudul Football Medicine Manual yang disusun oleh F-MARC (FIFA Medical and Research Centre) di bawah pimpinan seorang dokter bernama Prof. Dr. Jiri Dvorak. Dokter tim, dalam kondisi ideal tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama dengan tenaga profesional lain dalam satu tim yang terdiri dari fisioterapis, ahli gizi dan tukang pijat. Secara umum, tugas tim ini berujung pada satu hal, optimalisasi kinerja pemain. Tujuan ini, diejawantahkan dalam beberapa pembagian kerja.
1. Pencegahan Cedera Pemain
Dokter tim harus mampu melakukan tes kesehatan terhadap seorang pemain sebelum ia direkrut oleh suatu tim. Tes kesehatan ini bukan barang sepele, Aly Cissoko pada tahun 2009 batal pindah dari Porto ke AC Milan karena gagal melewati tes ini. Kasus yang terbaru pada jendela transfer kemarin, Andress Dossena batal merapat dari Napoli ke Torino akibat hal yang sama. Tes kesehatan adalah semacam skrining untuk mengetahui adanya cedera kronik atau potensi cedera pada satu pemain.
Tidak sebatas itu, sebagai program pencegahan cedera, dokter tim boleh menyarankan implementasi metode-metode latihan yang secara ilmiah terbukti mampu menurunkan resiko cedera. Sebagai contoh adalah metode “The 11 +”. The 11+ adalah 11 langkah melakukan warming-up sebelum masuk ke dalam latihan inti. Penerapan The 11+ minimal 2 kali seminggu telah terbukti secara ilmiah mampu menurunkan insidensi cedera 30-50%.
2. Manajemen Terhadap Pemain Sakit Dan Cedera
Pemain yang cedera pasti akan ada. Tugas seorang dokter tim adalah menyusun program penyembuhan, melakukan diagnosis, merujuk kepada dokter ahli lain bila diperlukan (pada kasus operasi misalnya, harus dirujuk kepada ahli bedah) serta memperkirakan kapan si pemain bisa kembali bermain. Seringkali dalam kondisi ini terjadi konflik antara dokter tim dan pelatih.
Beberapa pemain pasti ada yang memiliki alergi. Ada yang alergi kepada makanan, cuaca dingin atau panas, atau yang paling absurd seperti yang dialami oleh Balotelli, alergi terhadap jenis rumput lapangan tertentu. Mengantisipasi hal ini, dokter tim harus membekali dirinya dengan obat-obatan yang lengkap. Oleh karena itulah, survey tentang riwayat kesehatan pemain sangat esensial bagi optimalisasi kinerja dokter tim.
Selain alergi, dokter tim harus mampu melakukan riset daerah yang akan dikunjungi tim ketika pertandingan tandang. Adakah penyakit endemik di daerah itu, jika ada, vaksin dan obat-batan harus disiapkan. Riset tempat pertandingan tandang juga meliputi iklim, kelembaban dan ketinggian di daerah itu. Setelah diketahui, dokter tim mengusulkan kepada manajemen dan tim pelatih apa saja yang perlu disiapkan dan berapa hari waktu yang diperlukan agar pemain bisa beradaptasi di daerah itu. Jadi setelah membaca ini, jangan lagi berasumsi bahwa dokter tim cukup membawa spray Ethyl Chloride, spray yang jamak digunakan untuk menyemprot pemain yang cedera itu.
3. Nutrisi Dan Hidrasi
Jumlah kalori, komposisi makanan dan suplementasi yang dikonsumsi oleh pemain harus berada dalam pantauan dokter tim. Jika tidak diatur, pemain akan makan semaunya. Pola makan yang tidak benar akan merusak komposisi tubuh pemain, menjadi lebih gendut misalnya. Anda bisa lihat tubuh Mbida Messi, pemain Persib Bandung, yang suka sekali makan ayam goreng cepat saji saat malam hari. Tubuhnya jadi semok, kan?
4. Mampu Melakukan Tindakan Kegawat Daruratan
Kejadian yang menimpa Antonio Puerta, Miklos Feher dan Marc Vivien Foe membuat perubahan besar dalam hal kompetensi seorang dokter tim. Dokter tim dituntut mampu melakukan tindakan kegawat daruratan. Kemampuan ini dapat diperoleh melalui kursus-kursus kegawat daruratan semisal ATLS (Advance Traumatic Life Support) dan ACLS (Advance Cardiac Life Support).
Demikian sekelumit tulisan tentang kompleksnya tugas seorang dokter tim. Melalui cerita dr Phillip Batty tadi kita juga dapat simpulkan bahwa tidak hanya pemain hebat dan pelatih brilian yang harus dijaga oleh klub. Staf-staf pendukung lainnya semisal dokter tim, yang tanpa hingar-bingar juga berkontribusi luar biasa bagi prestasi klub harus disayangi, tidak boleh disepelekan dan diabaikan.
sumber
Enjoy gan!

btw kalo berkenan, mohon ijo"nya..

atau luangkan waktu untuk..

jangan lupa komeng yup..

Quote:
“Fisioterapis berbeda dengan masseur” kata Matias Ibo dalam suatu kesempatan. Kalimat ini muncul akibat kekesalan Matias, mantan fisioterapis timnas, yang profesinya seringkali disamakan dengan tukang pijat. Fisioterapis, masih menurut Matias, memiliki pekerjaan yang kompleks mulai dari mendiagnosis cedera seorang pemain sampai dengan membuat program pemulihan agar pemain mampu kembali tampil di lapangan. Kekesalan akibat salah interpretasi baik oleh pemain ataupun masyarakat kepada satu profesi tidak hanya dialami fisioterapis, tapi juga dokter tim. Banyak masyarakat menganggap, tugas dokter tim adalah bagaimana caranya berlari secepat mungkin ke dalam lapangan ketika ada pemain yang cedera. Padahal, tidak sesederhana itu.
Pertama, mari kita lihat betapa pentingnya peran seorang dokter tim dalam suatu klub sepakbola. Gambaran yang paling pas adalah apa yang dialami oleh Manchester City pada musim 2011/2012 dan musim 2012/2013. Pada musim 2011/2012 Manchester City merekrut dokter Philip Batty selaku dokter tim. Pada musim tersebut, diketahui Manchester City adalah klub dengan jumlah waktu kehilangan pemain akibat cedera paling sedikit di Premier League musim 2011/2012, hanya 186 hari. Tidak berhenti sampai di sana, insidensi cedera Manchester City hanya 7 cedera sepanjang musim. Bandingkan dengan Manchester United yang jumlah waktu kehilangan pemain akibat cederanya 1681 hari dan insidensi cederanya berada pada angka 39. Dari data ini dapat disimpulkan, aspek medis Manchester City yang dikelola dr Philip Batty sangat baik dan nomor wahid di Premier League. Jumlah cedera yang minim, pada akhirnya, menuntun mereka menjadi juara English Premiere League di musim itu.
Cerita romantis Manchester City dan Phillip Batty berakhir musim berikutnya. Roberto Mancini sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang arogan dan tidak penyabar ditengarai menjadi pemicu mundurnya Phillip Batty. Pada suatu latihan di bulan maret 2012, Sergio Aguerro mengalami cedera pada ankle-nya, kemudian salah satu physio memberikan spray pada kaki Kun Aguero. Alih-alih sembuh, kakinya malah melepuh dan terpaksa absen di 2 pertandingan melawan Stoke City dan Sunderland. Akibat hal ini, Mancini gusar dan berkata “stupid” kepada Phil Batty, walaupun ia ketika itu tidak terlibat langsung dalam menangani cedera Kun Aguero. Phil tersinggung, dan pada akhir musim memilih mengundurkan diri dengan mutual agreement.
Musim 2012/2013 ketika sudah tak ada lagi dokter Phillip Batty, Manchester City mengalami peningkatan luar biasa dalam hal jumlah waktu kehilangan pemain akibat cedera yang mencapai 954 hari atau naik >500% dari musim sebelumnya! Pun dengan insidensi cedera pemain berada pada angka 27, naik 3x lipat. Hasilnya, pada akhir musim Manchester City harus puas menjadi runner up Premiere League dan bahkan tidak lolos dari fase grup Liga Champion.
Cerita di atas menggambarkan betapa seorang dokter tim, tanpa hingar bingar, mampu menjadi pembeda prestasi di suatu klub. Ikhwal tugas seorang dokter tim, dibahas panjang lebar dalam buku berjudul Football Medicine Manual yang disusun oleh F-MARC (FIFA Medical and Research Centre) di bawah pimpinan seorang dokter bernama Prof. Dr. Jiri Dvorak. Dokter tim, dalam kondisi ideal tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama dengan tenaga profesional lain dalam satu tim yang terdiri dari fisioterapis, ahli gizi dan tukang pijat. Secara umum, tugas tim ini berujung pada satu hal, optimalisasi kinerja pemain. Tujuan ini, diejawantahkan dalam beberapa pembagian kerja.
1. Pencegahan Cedera Pemain
Dokter tim harus mampu melakukan tes kesehatan terhadap seorang pemain sebelum ia direkrut oleh suatu tim. Tes kesehatan ini bukan barang sepele, Aly Cissoko pada tahun 2009 batal pindah dari Porto ke AC Milan karena gagal melewati tes ini. Kasus yang terbaru pada jendela transfer kemarin, Andress Dossena batal merapat dari Napoli ke Torino akibat hal yang sama. Tes kesehatan adalah semacam skrining untuk mengetahui adanya cedera kronik atau potensi cedera pada satu pemain.
Tidak sebatas itu, sebagai program pencegahan cedera, dokter tim boleh menyarankan implementasi metode-metode latihan yang secara ilmiah terbukti mampu menurunkan resiko cedera. Sebagai contoh adalah metode “The 11 +”. The 11+ adalah 11 langkah melakukan warming-up sebelum masuk ke dalam latihan inti. Penerapan The 11+ minimal 2 kali seminggu telah terbukti secara ilmiah mampu menurunkan insidensi cedera 30-50%.
2. Manajemen Terhadap Pemain Sakit Dan Cedera
Pemain yang cedera pasti akan ada. Tugas seorang dokter tim adalah menyusun program penyembuhan, melakukan diagnosis, merujuk kepada dokter ahli lain bila diperlukan (pada kasus operasi misalnya, harus dirujuk kepada ahli bedah) serta memperkirakan kapan si pemain bisa kembali bermain. Seringkali dalam kondisi ini terjadi konflik antara dokter tim dan pelatih.
Beberapa pemain pasti ada yang memiliki alergi. Ada yang alergi kepada makanan, cuaca dingin atau panas, atau yang paling absurd seperti yang dialami oleh Balotelli, alergi terhadap jenis rumput lapangan tertentu. Mengantisipasi hal ini, dokter tim harus membekali dirinya dengan obat-obatan yang lengkap. Oleh karena itulah, survey tentang riwayat kesehatan pemain sangat esensial bagi optimalisasi kinerja dokter tim.
Selain alergi, dokter tim harus mampu melakukan riset daerah yang akan dikunjungi tim ketika pertandingan tandang. Adakah penyakit endemik di daerah itu, jika ada, vaksin dan obat-batan harus disiapkan. Riset tempat pertandingan tandang juga meliputi iklim, kelembaban dan ketinggian di daerah itu. Setelah diketahui, dokter tim mengusulkan kepada manajemen dan tim pelatih apa saja yang perlu disiapkan dan berapa hari waktu yang diperlukan agar pemain bisa beradaptasi di daerah itu. Jadi setelah membaca ini, jangan lagi berasumsi bahwa dokter tim cukup membawa spray Ethyl Chloride, spray yang jamak digunakan untuk menyemprot pemain yang cedera itu.
3. Nutrisi Dan Hidrasi
Jumlah kalori, komposisi makanan dan suplementasi yang dikonsumsi oleh pemain harus berada dalam pantauan dokter tim. Jika tidak diatur, pemain akan makan semaunya. Pola makan yang tidak benar akan merusak komposisi tubuh pemain, menjadi lebih gendut misalnya. Anda bisa lihat tubuh Mbida Messi, pemain Persib Bandung, yang suka sekali makan ayam goreng cepat saji saat malam hari. Tubuhnya jadi semok, kan?
4. Mampu Melakukan Tindakan Kegawat Daruratan
Kejadian yang menimpa Antonio Puerta, Miklos Feher dan Marc Vivien Foe membuat perubahan besar dalam hal kompetensi seorang dokter tim. Dokter tim dituntut mampu melakukan tindakan kegawat daruratan. Kemampuan ini dapat diperoleh melalui kursus-kursus kegawat daruratan semisal ATLS (Advance Traumatic Life Support) dan ACLS (Advance Cardiac Life Support).
Demikian sekelumit tulisan tentang kompleksnya tugas seorang dokter tim. Melalui cerita dr Phillip Batty tadi kita juga dapat simpulkan bahwa tidak hanya pemain hebat dan pelatih brilian yang harus dijaga oleh klub. Staf-staf pendukung lainnya semisal dokter tim, yang tanpa hingar-bingar juga berkontribusi luar biasa bagi prestasi klub harus disayangi, tidak boleh disepelekan dan diabaikan.
sumber
Quote:
Artikel ane 
Kupas tuntas formasi 3 bek yang kembali dipopulerkan oleh Juventus
Peran dokter tim dalam klub sepakbola
Hilangnya barisan tembok baja Italia di serie A
Poll: 10 pemain terbaik Italy sepanjang masa
DotA Football Club (buat penggemar DotA dan fans sepakbola)

Kupas tuntas formasi 3 bek yang kembali dipopulerkan oleh Juventus
Peran dokter tim dalam klub sepakbola
Hilangnya barisan tembok baja Italia di serie A
Poll: 10 pemain terbaik Italy sepanjang masa
DotA Football Club (buat penggemar DotA dan fans sepakbola)
Quote:
Diubah oleh stefanus84 13-11-2013 12:53
0
8.8K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan