- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sependapat dgn Amien Rais, Forum Rektor Inginkan Capres Tak Cukup Pop spt Jokowi


TS
AkuCintaNanea
Sependapat dgn Amien Rais, Forum Rektor Inginkan Capres Tak Cukup Pop spt Jokowi
Forum Rektor: Pilih Capres yang Punya Program, Bukan Popularitas
29 September 2013 | 01:38 wib

Ketua Forum Rektor, Prof.Laode M Kamaludin
SEMARANG, suaramerdeka.com - Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof Laode M Kamaludin meminta kepada masyarakat untuk cerdas saat memilih presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Masyarakat diharapkan supaya datang ke TPS dan memilih pemimpin terbaiknya. Dikatakan, calon presiden yang bagus itu bisa dilihat dari programnya, karena persoalan bangsa hanya bisa diselesaikan dengan program bukan dengan elektabilitas dan popularitas saja. “Masyarakat bisa melihat mana yang bagus mana yang programnya lebih baik,” katanya kepada wartawan Sabtu (28/9).
Oleh karena itu, pihaknya saat ini sedang gencar mendatangkan para tokoh nasional yang punya reputasi baik ke kampus-kampus untuk menyampaikan gagasannya dan berdialog secara akademis bersama para mahasiswa.
“Tokoh-tokoh yang punya reputasi baik kita undang ke kampus-kampus, diharapkan semua generasi muda yang ada dikampus akan menyampaikan kepada masyarakat terkait apa yang disampaikan oleh tokoh-tokoh itu,” kata Rektor Unissula tersebut. Seperti diketahui, Forum rektor telah mengundang tokoh Nasional seperti Mantan Menteri Koordinator Perekonomian RI Dr. Rizal Ramli dan Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebenarnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri juga dijadwalkan hadir bersama Prabowo untuk memaparkan konsep dalam memajukan Indonesia pada pertemuan Forum Rektor di Undip Semarang, namun tidak bisa hadir karena ada agenda lain.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index...an-Popularitas
Amien Rais Ingatkan Masyarakat Jangan Terlena Capres Populer
Jumat, 27 September 2013, 18:06 WIB

Prof. Amin Rais
REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, mengaku pernyataan dirinya mengenai Gubernur Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebenarnya hanya mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dalam memilih calon presiden hanya berdasarkan popularitas. "Pernyataan saya yang mengundang caci maki itu hanya untuk mengingatkan masyarakat agar jangan terlena dengan popularitas seseorang," katanya di Batam, Jumat (27/9). Menurut dia, kepopuleran itu tidak menjamin seorang mampu mengemban tugas sebagai presiden secara baik. "Hati-hati terhadap para calon presiden, jangan itu (populer) dijadikan pertimbangan utama.
Pertimbangan kemampuan juga penting," pesan Amien. Kondisi yang hanya melihat kepopuleran seorang seperti misalnya Jokowi, Prabowo, dan calon lain yang sudah mencuat juga membuat dampak kurang baik. "Terlena berderu-deru dilambungkan itu, sehingga tidak bisa melihat calon lain yang potensial, justru tidak jarang membuat kekecewaan saat yang dipilih tidak bisa menjalankan tugas dengan baik," ujar Amien. Ia mengatakan pemilihan presiden baru akan dilakukan sekitar satu tahun lagi, karena calon yang sudah mencuat hendaknya diasah di depan rakyat untuk menilai seberapa kemampuan yang dimiliki untuk memimpin selama lima tahun ke depan. "Kalau tahapan itu sudah dilalui. Siapapun terpilih kita harus tunduk dan mengakuinya," kata Amien di sela-sela menjadi pembicara dalam kegiatan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri.
Amien juga menyempatkan diri mengunjungi Rumah PAN di kawasan Batam Centre untuk bertemu sejumlah calon legislatif dan pengurus partai yang pada Pemilihan Umum 2009.
http://www.republika.co.id/berita/na...capres-populer
Bukan Cuma Populer, Forum Rektor Ingin Capres Punya Program Mumpuni
29 Sep 2013 15:25:28
Semarang, Aktual.co — Forum Rektor Indonesia akan membuka konvensi calon presiden 2014 pada bulan Desember 2013. Forum yang berisi 3.200 pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia menghendaki supaya Indonesia memiliki capres berkualitas. "Peserta Capres akan memaparkan program-program yang pro rakyat. Nah, tugas ini menjadi Forum Rektor menyiapkan capres yang paling terbaik bagi masa depan bangsa ini. Sesuai janji bulan Desember akan dibuka konvensi capres," jelas Prof Laode Masihu Kamaludin dalam keterangan konferensi pers di Gedung Prof Sudharto Universitas Diponegoro Semarang.
Dia mengatakan, persyaratan utama peserta Capres dalam Forum Rektor Indonesia terletak pada program. Karena, program menjadi sangat penting dari perbuatan bagi pemimpin bangsa ini. Dengan program yang baik, maka langkah menyelamatkan bangsa bisa tercapai. "Capres sekarang ini mirip kucing dalam karung yang berbunyi meraung-raung, tapi apakah kucing ini bisa nangkap tikus atau tidak?," ucap dia.
Forum Rektor Indonesia tidak menghendaki capres hanya memiliki elektabiltas dan popularitas dari lembaga hasil survei. Capres harus mampu mewujudkan perubahan nyata bagi kesejahteraan rakyat selama lima tahun mendatang melalui program nyata. "Forum Rektor akan mengusung Capres yang memiliki program visi-misi menuju perbaikan bangsa ini. Kita tidak lagi berpatok pada eleklabiltas maupun popularitas capres tertentu. Secara otomatis program yang diusung itu bagus, tentu popularitas dan elektabilitas akan mengikuti sendiri," ujar dia.
http://www.aktual.co/politik/140100b...rogram-mumpuni
Forum Rektor: Capres 2014 Jangan Pro-Amerika
JUM'AT, 10 MEI 2013 | 19:22 WIB
TEMPO.CO, Surakarta- Forum Rektor Indonesia menilai saat ini masyarakat terjebak hanya memilih calon pemimpin berdasarkan popularitas, elektabilitas, dan kekuatan uangnya. “Sama sekali tak memperhatikan program,” ujar Ketua Forum Rektor Indonesia Laode Kamaluddin kepada wartawan saat penjelasan pelaksanaan Regional Meeting Forum Rektor Indonesia Wilayah Jawa Tengah-Yogyakarta di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Jumat 10 Mei 2013. Laode mengatakan, saat ini Indonesia sudah hampir 10 tahun dipimpin seorang Presiden yang dinilai santun dan berpenampilan baik. “Nyatanya toh tidak bisa menyelesaikan persoalan kita,” katanya. Mantan staf Wakil Presiden yang dekat dengan BJ Habibie ini menunjuk angka kemiskinan yang masih 28,59 juta orang sebagai buktinya.
Untuk itu Forum Rektor menyodorkan usulan enam kriteria calon pemimpin bangsa. "Pertama punya jejak kepemimpinan di berbagai organisasi maupun lembaga dan tidak pernah melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, atau cacat moral lainnya," kata La Ode.
Kedua, tegas dan berani menegakkan keadilan. Ketiga punya inovasi dan visi yang jelas, lalu memiliki rumusan yang jelas untuk arah pembangunan bangsa. Kelima, harus profesional dan berdiri di atas semua golongan dan terakhir mampu membawa Indonesia sejajar dengan bangsa maju di Asia. “Yang tidak kalah penting, harus paham era Asia dan tidak lagi pro Amerika atau Eropa. Sebab masa depan ekonomi ada di Asia,” ujar La Ode.
Kriteria itu akan dibahas dan disepakati dalam pertemuan Forum Rektor regional Jawa pada 11 Mei di kampus UNS Surakarta yang dihadiri 100 rektor. Pimpinan perguruan tinggi itu akan memberi masukan untuk merumuskan kriteria calon pemimpin pada Pemilu 2014. Selanjutnya disosialisasikan agar masyarakat tak lagi memilih berdasarkan popularitas, elektabilitas, dan uang. “Jika hanya mendasarkan tiga hal itu, akan membuat Indonesia makin terpuruk,” katanya. Anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Ravik Karsidi mengatakan, pertemuan serupa akan digelar di Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua, Bali dan Nusa Tenggara dan terakhir Kalimantan.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...an-Pro-Amerika
------------------------------
Kalangan terdidik dan kampus, kayaknya belum berkenan dengan kadar intelektualitas seorang Jokowi untuk dinyatakan mampu memimpin NKRI yang besar ini. Maklumlah, fakta empirik yang mereka saksikan selama ini, Jokowi baru teruji sebatas kota tingklat II sebesar kota Solo saja, dan itupun merekadapat informasi kalau prestasi Jokowi di kota itu tak begitu istimewa. Pernyataan 3 professor diatas yang senada, bahwa Jokowi punya selama ini punya prestasi biasa-biasa sehingga mereka diragukan kapabilitasnya untuk mampu memimpin NKRI, mungkin merupakan suara rata-rata kalangan akedemik pada umumnya di Indonesia saat ini. Tiga professor diatas itu hanya mewakili saja.

29 September 2013 | 01:38 wib

Ketua Forum Rektor, Prof.Laode M Kamaludin
SEMARANG, suaramerdeka.com - Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof Laode M Kamaludin meminta kepada masyarakat untuk cerdas saat memilih presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Masyarakat diharapkan supaya datang ke TPS dan memilih pemimpin terbaiknya. Dikatakan, calon presiden yang bagus itu bisa dilihat dari programnya, karena persoalan bangsa hanya bisa diselesaikan dengan program bukan dengan elektabilitas dan popularitas saja. “Masyarakat bisa melihat mana yang bagus mana yang programnya lebih baik,” katanya kepada wartawan Sabtu (28/9).
Oleh karena itu, pihaknya saat ini sedang gencar mendatangkan para tokoh nasional yang punya reputasi baik ke kampus-kampus untuk menyampaikan gagasannya dan berdialog secara akademis bersama para mahasiswa.
“Tokoh-tokoh yang punya reputasi baik kita undang ke kampus-kampus, diharapkan semua generasi muda yang ada dikampus akan menyampaikan kepada masyarakat terkait apa yang disampaikan oleh tokoh-tokoh itu,” kata Rektor Unissula tersebut. Seperti diketahui, Forum rektor telah mengundang tokoh Nasional seperti Mantan Menteri Koordinator Perekonomian RI Dr. Rizal Ramli dan Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebenarnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri juga dijadwalkan hadir bersama Prabowo untuk memaparkan konsep dalam memajukan Indonesia pada pertemuan Forum Rektor di Undip Semarang, namun tidak bisa hadir karena ada agenda lain.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index...an-Popularitas
Amien Rais Ingatkan Masyarakat Jangan Terlena Capres Populer
Jumat, 27 September 2013, 18:06 WIB

Prof. Amin Rais
REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, mengaku pernyataan dirinya mengenai Gubernur Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebenarnya hanya mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dalam memilih calon presiden hanya berdasarkan popularitas. "Pernyataan saya yang mengundang caci maki itu hanya untuk mengingatkan masyarakat agar jangan terlena dengan popularitas seseorang," katanya di Batam, Jumat (27/9). Menurut dia, kepopuleran itu tidak menjamin seorang mampu mengemban tugas sebagai presiden secara baik. "Hati-hati terhadap para calon presiden, jangan itu (populer) dijadikan pertimbangan utama.
Pertimbangan kemampuan juga penting," pesan Amien. Kondisi yang hanya melihat kepopuleran seorang seperti misalnya Jokowi, Prabowo, dan calon lain yang sudah mencuat juga membuat dampak kurang baik. "Terlena berderu-deru dilambungkan itu, sehingga tidak bisa melihat calon lain yang potensial, justru tidak jarang membuat kekecewaan saat yang dipilih tidak bisa menjalankan tugas dengan baik," ujar Amien. Ia mengatakan pemilihan presiden baru akan dilakukan sekitar satu tahun lagi, karena calon yang sudah mencuat hendaknya diasah di depan rakyat untuk menilai seberapa kemampuan yang dimiliki untuk memimpin selama lima tahun ke depan. "Kalau tahapan itu sudah dilalui. Siapapun terpilih kita harus tunduk dan mengakuinya," kata Amien di sela-sela menjadi pembicara dalam kegiatan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri.
Amien juga menyempatkan diri mengunjungi Rumah PAN di kawasan Batam Centre untuk bertemu sejumlah calon legislatif dan pengurus partai yang pada Pemilihan Umum 2009.
http://www.republika.co.id/berita/na...capres-populer
Bukan Cuma Populer, Forum Rektor Ingin Capres Punya Program Mumpuni
29 Sep 2013 15:25:28
Semarang, Aktual.co — Forum Rektor Indonesia akan membuka konvensi calon presiden 2014 pada bulan Desember 2013. Forum yang berisi 3.200 pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia menghendaki supaya Indonesia memiliki capres berkualitas. "Peserta Capres akan memaparkan program-program yang pro rakyat. Nah, tugas ini menjadi Forum Rektor menyiapkan capres yang paling terbaik bagi masa depan bangsa ini. Sesuai janji bulan Desember akan dibuka konvensi capres," jelas Prof Laode Masihu Kamaludin dalam keterangan konferensi pers di Gedung Prof Sudharto Universitas Diponegoro Semarang.
Dia mengatakan, persyaratan utama peserta Capres dalam Forum Rektor Indonesia terletak pada program. Karena, program menjadi sangat penting dari perbuatan bagi pemimpin bangsa ini. Dengan program yang baik, maka langkah menyelamatkan bangsa bisa tercapai. "Capres sekarang ini mirip kucing dalam karung yang berbunyi meraung-raung, tapi apakah kucing ini bisa nangkap tikus atau tidak?," ucap dia.
Forum Rektor Indonesia tidak menghendaki capres hanya memiliki elektabiltas dan popularitas dari lembaga hasil survei. Capres harus mampu mewujudkan perubahan nyata bagi kesejahteraan rakyat selama lima tahun mendatang melalui program nyata. "Forum Rektor akan mengusung Capres yang memiliki program visi-misi menuju perbaikan bangsa ini. Kita tidak lagi berpatok pada eleklabiltas maupun popularitas capres tertentu. Secara otomatis program yang diusung itu bagus, tentu popularitas dan elektabilitas akan mengikuti sendiri," ujar dia.
http://www.aktual.co/politik/140100b...rogram-mumpuni
Forum Rektor: Capres 2014 Jangan Pro-Amerika
JUM'AT, 10 MEI 2013 | 19:22 WIB
TEMPO.CO, Surakarta- Forum Rektor Indonesia menilai saat ini masyarakat terjebak hanya memilih calon pemimpin berdasarkan popularitas, elektabilitas, dan kekuatan uangnya. “Sama sekali tak memperhatikan program,” ujar Ketua Forum Rektor Indonesia Laode Kamaluddin kepada wartawan saat penjelasan pelaksanaan Regional Meeting Forum Rektor Indonesia Wilayah Jawa Tengah-Yogyakarta di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Jumat 10 Mei 2013. Laode mengatakan, saat ini Indonesia sudah hampir 10 tahun dipimpin seorang Presiden yang dinilai santun dan berpenampilan baik. “Nyatanya toh tidak bisa menyelesaikan persoalan kita,” katanya. Mantan staf Wakil Presiden yang dekat dengan BJ Habibie ini menunjuk angka kemiskinan yang masih 28,59 juta orang sebagai buktinya.
Untuk itu Forum Rektor menyodorkan usulan enam kriteria calon pemimpin bangsa. "Pertama punya jejak kepemimpinan di berbagai organisasi maupun lembaga dan tidak pernah melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, atau cacat moral lainnya," kata La Ode.
Kedua, tegas dan berani menegakkan keadilan. Ketiga punya inovasi dan visi yang jelas, lalu memiliki rumusan yang jelas untuk arah pembangunan bangsa. Kelima, harus profesional dan berdiri di atas semua golongan dan terakhir mampu membawa Indonesia sejajar dengan bangsa maju di Asia. “Yang tidak kalah penting, harus paham era Asia dan tidak lagi pro Amerika atau Eropa. Sebab masa depan ekonomi ada di Asia,” ujar La Ode.
Kriteria itu akan dibahas dan disepakati dalam pertemuan Forum Rektor regional Jawa pada 11 Mei di kampus UNS Surakarta yang dihadiri 100 rektor. Pimpinan perguruan tinggi itu akan memberi masukan untuk merumuskan kriteria calon pemimpin pada Pemilu 2014. Selanjutnya disosialisasikan agar masyarakat tak lagi memilih berdasarkan popularitas, elektabilitas, dan uang. “Jika hanya mendasarkan tiga hal itu, akan membuat Indonesia makin terpuruk,” katanya. Anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Ravik Karsidi mengatakan, pertemuan serupa akan digelar di Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua, Bali dan Nusa Tenggara dan terakhir Kalimantan.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...an-Pro-Amerika
Quote:
------------------------------
Kalangan terdidik dan kampus, kayaknya belum berkenan dengan kadar intelektualitas seorang Jokowi untuk dinyatakan mampu memimpin NKRI yang besar ini. Maklumlah, fakta empirik yang mereka saksikan selama ini, Jokowi baru teruji sebatas kota tingklat II sebesar kota Solo saja, dan itupun merekadapat informasi kalau prestasi Jokowi di kota itu tak begitu istimewa. Pernyataan 3 professor diatas yang senada, bahwa Jokowi punya selama ini punya prestasi biasa-biasa sehingga mereka diragukan kapabilitasnya untuk mampu memimpin NKRI, mungkin merupakan suara rata-rata kalangan akedemik pada umumnya di Indonesia saat ini. Tiga professor diatas itu hanya mewakili saja.

0
2.8K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan